Another One

1.1K 142 2
                                    

Jaemin mengulum senyumannya mendapati seseorang semanis Renjun duduk bersamanya. Walaupun ia tau Renjun tak bisa melihat wajah bahagianya, setidaknya ia bisa melihat wajah bahagia milik Renjun.

"Bagaimana kabar Ryu, aku sampai lupa kalau kau sudah melamarnya."

Jaemin menatap mata kosong Renjun lama.

Ia tak pernah menginginkan Ryu, gadis yang selama ini menempel padanya dengan status kekasih.

Jaemin terlalu pecundang untuk mengatakan pada dunia ia menyukai Barista nya sendiri.

Ia terlalu pecundang untuk mengakui bahwa ia menyukai lelaki.

"Dia sedang melanjutkan kuliah diKanada."

"Ohh, kau kesepian akhir akhir ini hahaha."

"Aku bisa menjagamu kalau begitu." Jawab Jaemin sembari memberikan segelas air ketangan Renjun.

Pemuda mungil itu menunduk menyembunyikan wajahnya dari Jaemin.

"Aku mengantuk, apa kita sudah bisa pulang sekarang?."

.
.
.

Renjun menjinjing kantong belanjaanya tanpa mengatakan apapun, otaknya kacau sekarang.

Seseorang yang tepat berada disampingnya saat ini benar benar mengacaukan pikirannya.

Renjun terus berjalan dengan pikirannya yang melayang melangkahkan kakinya tanpa perhitungan lagi.

"Renjun."

"Renjun."

"Ren-."

"Lepas!." Renjun mencengkram lengan Jaemin yang menariknya dengan kuat.

"Kau salah arah." Ucap Jaemin pelan.

Renjun menutup matanya mengusap wajahnya kasar menahan sesuatu untuk keluar dari mulutnya.

"Maaf." Kalah Renjun menunduk.

Ia benci perasaan ini, ia benci ketika ketakutan lebih besar daripada keinginanya.

Renjun melepaskan gandengan Jaemin dilengannya sesaat setelah ia meraih kenop pintunya.

"Terimakasih sudah menemaniku."

Renjun berbalik dengan cepat menghilang dibalik pintu kayu itu.

..

Jaemin menatap pintu apartment Renjun, menghela napasnya sesaat sebelum mengambil kunci mobil dikantongnya.

Keluar dari tempat itu mengendarakan G-Wagon kesayangannya yang dibelinya dari hasil Cafenya 4 tahun terakhir.

Pemuda manis itu yang menyarankan Jaemin untuk membelinya.

Ia bahkan masih belum bisa menepati janjinya untuk membawa Renjun berkeliling seoul dengan mobil itu.

Dan tak akan pernah.

Jaemin menghentikan mobilnya disalah satu bangunan besar yang biasa disebut Pub.

Ia sudah sangat jarang kesana.

"Apa gerangan yang membuat kau masuk ketempat ini." Ucap seseorang bersurai hitam sambil mengangkat gelas wine nya tinggi.

"Huh.." Jaemin mengangkat sudut bibirnya.

"Kau masih menjauh dari tempat itu." Tambah lelaki itu melirik pintu besi dibelakang mereka.

Jaemin lebih memilih untuk duduk diatap seperti ini dengan segelas wine diantara jari-jarinya sambil menyesap batangan putih.

DARK LIGHT ˚NORENMIN˚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang