27

558 46 3
                                    

Suatu pagi di sebuah pulau antah brantah. Tampak seorang gadis bersurai hitam yang masih duduk dengan santai di kursinya. Sebelah tangannya dengan tenang membawa sebuah gelas yang terisi kopi yang masih hangat.

Uap mengepul membawa aroma khas minuman yang terbuat dari biji Kopi yang telah diolah. Aroma yang menjadi dasar sebagian orang untuk membangkitkan semangat mereka diawal hari.

Gadis itu sesekali meneguk isi gelasnya. Mata bermanik hitamnya memandang cakrawala didepannya. Dia sangat jarang bersantai seperti ini, disaat seperti inilah dia merasa benar-benar menikmati hidup singkatnya.

Hahhh pagi yang damai

Dari belakangnya muncul seseorang, seorang lelaki bersurai Merah. Lelaki itu dengan santai duduk dikursi yang ada disamping gadis itu.

"Bagaimana tidurmu?" Tanya sang lelaki bersurai merah berbasa-basi.

"Seperti malam-malam sebelumnya Sensei." Balas sang Gadis.

"Baguslah." Tanggap Sang Sensei.

"Sudah tak mabuk? Aku tagut saja kau tak mengenaliku lagi?" Tanya sang Gadis lalu meneguk kopinya.

"Dahahahaha maafkan aku Tachi-chan. Saat itu aku benar-benar terlalu mabuk." Balas Shanks.

"Ya aku tau itu."

"Lalu? Bagaimana kabarmu dan juga clanmu?" Tanya Shanks, Itachi melirik kearah gurunya singkat lalu kembali lagi menatap kearah depan.

"Ya kabarku sangat baik dan untuk clanku saat ini mereka sedang melakukan perjalanan masing-masing." Jawab Itachi sambil menyeruput kopinya lagi.

"Aku sudah mengira kalau kalian tak mungkin diam dalam persembunyian begitu saja." Balas Shanks.

"Yeah memang benar. Bahkan Madara-jiji telah menemui teman lamanya untuk yeah kau tau menyamakan langkah melawan pemerintah dunia." Ucap Itachi, Shanks yang mendengar itu tak ambil pusing.

"Dan apa kau akan melakukan pergerakan Sensei?" Tanya Itachi setelahnya.

"Kau tau kan aku masih dipihak Netral untuk saat ini. Aku masih menunggu sesuatu untuk memulai pergerakanku." Tanggap Shanks santai. Tapi memang dia sedang mengincar seseorang saat ini.

"Hmm perlu sesuatu yang besar untuk menarik perhatian dari seekor monster yang sangat pendiam sepertimu." Balas Itachi sambil menatap sang guru. Sementara Shanks? Dia langsung tertawa mendengar perumpamaan yang diucapkan Itachi.

"Dahahaha Nah bahkan sekarang kau sudah berani menganggap gurumu sebagai seekor monster? Dan apa-apaan dengan julukan monster pendiam itu?" Tanya Shanks sambil menatap ke arah Itachi dengan pandangan yang sulit didefinisikan.

"Yeah apa salahnya? dibandingkan dengan Yonko lainnya kau yang paling jarang melakukan gerakan." Tanggap Itachi santai. Matanya masih tetap menikmati pemandangan indah didepannya.

"Aku tau beberapa pergerakan dari para Yonko terlebih Bigmom dan Kaido. Mereka terus saja melakukan pergerakan untuk memperkuat pasukan mereka." Lanjut Itachi lalu meminum kembali kopinya.

"Ohya? Coba kulihat seberapa taunya dirimu?" Tanya Shanks, sebenarnya dia memang penasaran dengan apa yang akan diucapkan Itachi setelah ini.

"Aku hanya tau beberapa hal sih. Seperti bigmom yang kini mengincar teknologi dari kerajaan Germa 66 dan Kaido yang semakin mengikat Joker untuk menambah kekuatan pasukannya dengan membeli seluruh Smile dan membentuk padukan Grift-atau apalah itu namanya, dan yeah masih ada beberapa juga dari mereka yang kutau." Ungkap Itachi, dan sesuai dengan apa yang Shanks harapkan. Muridnya ini memang menarik.

Si Mata IblisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang