Ketahuan♡

1.5K 103 12
                                    

Selamat malam beb
Selamat membaca
Smoga terhibur mueheh

***

"Siapa sih itu orang didepan?" Tasya masuk ruangan Ali sambil mendumel.

Ali yang masih bekerja sontak berdiri untuk menyambut pujaan hatinya. Ia berjalan meraih Tasya masuk dalam pelukan.

"Ada apa sih pagi-pagi udah berkicau?" tanya Ali mendapatkan cubitan kecil diperutnya.

"Ssh ... sakit tau."

"Kamu ih berkicau, emangnya burung," dengus Tasya.

"Hehehe ... becanda sayang."

Tasya mencebik memilih duduk. Kakinya bisa pegal kalau lama-lama berdiri. Ia menatap Ali yang juga menatapnya. Saat ini pukul 9.30 pagi ia sudah menyambangi kantor suaminya.

"Tadi ada cewek di depan," ujar Tasya.

Ali duduk disofa samping istrinya, "Siapa?"

Tasya mendengus, "Mana aku tau."

"Ya udah, biarin."

"Kayanya dia mau kasih kamu makanan deh," seru Tasya menatap Ali.

Ali mengangkat sebelah alisnya.

"Iya ... soalnya aku lihat dia bawa rantang makanan gitu," jelas Tasya.

"Ya udah, biarin," balas Ali cuek. Ia tidak perduli pada wanita lain selain Tasya, tidak penting sama sekali.

"Ih kan, ya udah biarin mulu," dengus Tasya merengut memalingkan wajah.

Ali terkekeh, "Terus harus gimana, sayang?"

"Tau ah, nyebelin."

"Loh, istriku ini kenapa sih." Ali mencoel pipi Tasya gemas. Berat badan Tasya naik drastis dan terlihat jelas dari bentuk pipinya yang menggempal. Tapi, bagaimanapun Tasya ia tetap cinta.

"Ujiannya udah beres kan? Aku nggak mau pas mau lahiran kamu masih ada tanggungan," ujar Ali mengganti topik.

"Udah. Kemaren terakhir," balas Tasya.

"Baguslah."

Akhirnya pendidikan Tasya selesai sampi jenjang SMA. Tapi, itu bukan akhir yang sebenarnya. Ali tidak akan melarang jika Tasya ingin melanjut keperguruan tinggi, ia masih mampu membiayai. Yang terpenting untuk saat ini adalah menanti kelahiran anak mereka.

"Kamu mau lanjut kuliah dimana?" Tasya mendongak mendengarnya. Kuliah. Belum terpikirkan sampai kesana, ia tidak ingin membagi waktunya untuk itu. Apalagi tidak lama setelah ini ia akan melahirkan dan mempunyai baby. Tasya tidak mau anaknya kekurangan perhatian.

"Aku mau urus anak kita, untuk kuliah itu bisa nanti," ucap Tasya pelan.

"Pilihan yang tepat."

__

Molin tercengang. Berita yang sangat mengejutkan, kemana saja ia hingga tidak tau. Lenyap sudah harapannya untuk menjadi pacar Ali. Tanpa menatap wajah Alkan dan sekertaris Ali ia berbalik memasuki lift.

Patah hati yang belum dimulai. Molin menyandarkan tubuhnya di lift, mendesah pasrah. Otakknya memunculkan ide cemerlang.

"Gagal jadi pacar gue bisa jadi selingkuhan," ucap Molin terkekeh.

"Liat aja, nanti."

Lift terbuka dan Molin keluar. Ia meninggalkan kantor Ali dengan rencana yang tersusun rapi.

__

Sore harinya, Ali menemani Tasya yang ngotot ingin mampir diwarung pecel lele. Ia menurut saja selagi Tasya merasa senang.

Married Coz Money (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang