part 19

1.4K 97 22
                                    

Veranda mengkerutkan keningnya ketika melihat nabilah melepaskan nipplenya lalu langsung duduk dan tiba-tiba tersenyum kearah pintu.

"Dek kamu lihat apa?" Tanya veranda.

"Sini sinii"

Semua yang ada di ruangan mengkerutkan keningnya mendengar ucapan Nabilah., pasalnya saat mereka mengikuti arah pandang Nabilah. Mereka tak melihat siapapun di sana.

"Kenapa nggak mau ke sini?, Kamu nggak mau main sama aku ya?" Tanya Nabilah dengan mata berkaca-kaca.

Tiba-tiba bulu kuduk Veranda dan yang lain berdiri. Mereka menjadi ketakutan dengan percakapan Nabilah yang entah dengan siapa.

"Kak ve, Nabilah ngobrol sama siapa?" Tanya frieska dengan wajah yang pucat karena ketakutan.

Veranda menggelangkan kepalanya pertanda tidak tau. Dia menatap keluarganya satu persatu, terlihat wajah semua keluarganya pucat pasi dan tubuhnya gemetaran.

"Dek kamu ngobrol sama siapa sih, mending minum susu lagi ajah yuk?" Ucap Veranda, yang peka jika Nabilah pasti sedang berbicara dengan sesuatu yang kasat mata.

"Nggak mau!, Aku mau main " tolak Nabilah.

.......

Naomi terus mengikuti langkah Shania. Mata nya membulat dan jantung nya berdegup kencang ketika melihat Shania masuk kedalam ke salah satu ruang rawat, Yang dia ketahui bukan ruang rawat Sinka.

"Sebenarnya Shania mau ngejenguk siapa?" Batin Naomi sambil menatap pintu ruangan yang tadi Shania masuki, sudah tertutup rapat.

"Aku harus cari tau" Naomi berjalan mendekati pintu ruangan itu. Menatap pintu berwarna putih yang ada di hadapannya, sambil berusaha menenangkan hatinya yang sedari tadi sangat gelisah. Tangannya meraih handle pintu dan langsung mendorong nya sampai terbuka. Dia mengedarkan pandangannya menatap ruangan itu dan matanya langsung terbelalak ketika melihat Shania Yang tengah menggendong Nabilah, tapi bukan itu yang buat dia terkejut. Namun, seseorang yang terbaring di bangsal rumah sakit.

"V-e" lidahnya mendadak kalut. Dia menutup mulutnya karena tidak percaya oleh apa yang dia lihat sekarang.

"Nggak,, nggak mungkin!" Pekik Naomi mengundang perhatian seluruh orang yang ada di dalam ruangan.

Veranda dan Shania membulatkan matanya ketika melihat ada Naomi. Mereka terkejut dan saling melirik.

Namun, Beda halnya dengan nabilah, dia malah terlihat bahagia ketika melihat kedatangan Naomi.
"Bundaaaaa" teriak Nabilah girang dan tak lupa dengan senyum cerianya.

Naomi melirik Nabilah dan tersenyum paksa. Perlahan dia masuk kedalam ruangan itu. Hanya beberapa langkah dan langsung merentangkan kedua tangannya.
"Sini dek sama bunda" ucapnya berharap Nabilah mau dengannya.

Nabilah memberontak di gendongan Shania, tapi Shania malah mengeratkan pelukannya dan menggeleng. Bagaimanapun juga dia tidak akan membiarkan nabilah di ambil oleh Naomi.

"Kak kamu kenapa?. Lihat itu dedek mau sama bunda kak" ucap Naomi.

"Aku nggak akan biarin bunda ambil dedek" ucap Shania.

"Apa maksud kamu kak?, Bunda nggak ngerti"

"Bunda jangan pura-pura nggak ngerti!... Aku udah tau semuanya bunda!!.
Kenapa bunda jahat sama aku dan dedek!, kenapa bunda tega pisahin aku dari mamih ve!, Kenapa bunda tegaaa!!" Ucap Shania yang meninggikan suaranya.

Duarr

Berasa di tusuk ribuan belati, dan seaakan jantung nya loncat dari tempatnya ketika mendengar semua penuturan dari Shania. Naomi menggelangkan kepalanya, jantung nya semakin berdetak kencang.

remember meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang