20

969 216 17
                                    

"lama banget jemputnya?" Tanya Bulan memandang Doyoung sinis, yang dipandang berdecak kesal balas memandang tak kalah sinis.

"Gue hari ini sibuk banget di kampus." Katanya melempar helm sembarang, untung saja Bulan cekatan. "Jangan ngajakin gue berantem dulu, untung-untung udah gue jemput."

"Kalau enggak di jemput Lo yang rugi!" Kata Bulan seraya memasang helm nya, "gue aduin ke ibu sama Tante, pokoknya."

"Aduan banget jadi anak."

Bulan acuh tak acuh, menaiki motor segera.

Hari ini Bulan dijemput oleh Doyoung. Malas sebenarnya, baik itu Bulan dan Doyoung. Alasan malas keduanya berbeda tapi sama. Kalau Bulan malas karena harus meladeni Doyoung yang menjengkelkan sedang Doyoung malas karena harus meluangkan waktu menjemput sepupu yang sangat menjengkelkan juga baginya.

Dua-duanya tidak sadar sama-sama menjengkelkan. Maka tak heran, jika keduanya disatukan akan terjadi perdebatan kecil disetiap waktu.

Motor yang dikendarai Doyoung berbelok, berbeda arah dengan arah pulang ke rumah.

Bulan mengernyit heran, menatap Doyoung melalui kaca spion. Laki-laki itu tampak serius, acuh tak acuh bahkan tampak tak berniat menjelaskan sedikitpun kemana arah tujuan mereka sebelum pulang.

Menjengkelkan, kan? Makanya Bulan yang terkenal sabar tidak kenal sabar untuk seorang Kim Doyoung.

"Lo mau culik gue, ya?!" Bukannya bertanya baik-baik, Bulan memilih untuk menuduh Doyoung.

Doyoung melirik ke arah Bulan melalui kaca spionnya. Keduanya beradu tatap di sana.

"Untung apa gue nyulik Lo?"

Bulan memberengut kesal, "kalau gitu ini mau ke mana, dong?" Ia kini bertanya, "kalau mau ngajakin gue jalan tuh, bilang-bilang!"

"Yang mau ngajakin Lo jalan siapa, Maemunah?" Doyoung menggeram pelan, pusing kepala mendadak meladeni Bulan.

"Ya terus mau ke mana?"

"Gue mau ketemu temen gue, dulu!" Doyoung berdecak kesal, bertepatan motor yang mereka tumpangi berhenti di pinggir jalan raya. Tepatnya, berhenti di depan lapangan futsal.

Bulan memandang deretan motor yang terparkir di depan gedung lapangan futsal. Mengernyit memerhatikan satu-satu motor yang terparkir, tidak ada satupun motor yang ia kenal.

Doyoung turun dari motor dengan tangan yang sudah sibuk mengotak-atik handphone nya, meninggalkan Bulan yang masih duduk di atas motor.

Memerhatikan sekitar sembari menunggu Doyoung dengan urusannya entah apa, tak lama itu datang laki-laki asing bagi Bulan memanggil sepupunya itu.

"Maaf ya, bang. Gue baru cek hp. Lama nunggu?" Tanya laki-laki itu tersenyum memamerkan lesung pipinya, Doyoung menggeleng kecil.

"Gue baru aja dateng." Kata Doyoung samar terdengar di telinga Bulan.

Doyoung merogoh saku celananya, memberikan benda kecil yang Bulan teliti adalah flashdisk hitam. Mungkin ini tentang tugas kuliah mereka, begitu batin Bulan diam-diam memerhatikan.

"Johnny bilang dia enggak sempet buat nganterin ini. Katanya, ini materi siaran besok."

Laki-laki yang tidak Bulan kenali itu mengangguk kecil, senyum belum luntur juga dari bibirnya. "Sebenarnya gue mau ambil sendiri, tapi kata bang Johnny diantar sama Lo. Sorry ya bang, ngerepotin." Doyoung hanya mengangguk sebagai tanggapannya.

Asik Bulan memerhatikan, laki-laki yang Bulan tidak kenali itu kini memandang ke arahnya. Ia tampaknya baru sadar bahwa Doyoung datang tidak sendiri, ada seorang gadis tengah duduk diam di atas jok motornya.

"Siapa bang? Pacar?" Tanyanya seraya matanya masih memandang Bulan.

Doyoung mengikuti arah pandangnya, menghela napas sambil menggeleng tegas. "Sepupu gue. Ogah pacaran sama modelan dia."

Bulan mendengar jelas ucapan Doyoung hanya berdecak kesal. Sepupunya itu tidak pernah menyia-nyiakan kesempatan untuk tidak menarik emosinya naik.

Alis laki-laki itu terangkat mendengar ucapan Doyoung, "emang kenapa? Cantik, kok."

Mendengar ia dipuji cantik, Bulan sebisa mungkin menahan diri untuk tidak tersenyum malu. Doyoung sadar akan hal itu tidak menyia-nyiakan waktu untuk mencibirnya pelan. "Jijik banget pake salting."

Laki-laki itu terkekeh, menghampiri Bulan yang masih menahan senyum namun jadi gugup juga sebab dihampiri tiba-tiba.

Laki-laki itu mengulurkan tangannya. Ia tersenyum lebar, "nama gue Jaehyun."

Bulan ikut tersenyum. Tidak menunggu waktu lama untuk membalas uluran tangan itu, "Bulan, kak."

"Cantik."












"Urusan OSIS nya udah selesai, Mark?" Tanya sang ibu memerhatikan Mark yang membuka kancing seragamnya sambil senyum-senyum sendiri.

Mark menoleh, menahan senyum lantas mengangguk kecil. Tapi tak lama ia menggeleng, sang ibu jadi heran dengan jawabannya.

"Yang mana yang benar? Selesai apa belum?"

"Belum, Ma." Kata Mark seraya memasukkan seragamnya ke dalam keranjang baju kotor. "Festival nya udah selesai, tapi OSIS nya belum. Masih ada ngerjain LPJ sama satu agenda, pemilihan ketua baru sebelum Mark serah Jabatan."

"Nanti UAS sama UN kamu keganggu, gak?"

Mark menggeleng kecil, "Mark cuma ngurus LPJ, kok. Agenda terakhirnya diserahin full sama pengurus selanjutnya."

Sang ibu menghela napas, mengangguk paham.

"Kamu udah telpon grandma?" Tanya sang ibu lagi.

"Belum. Nanti malam aja nelpon nya." Jawabnya sambil menghampiri sang ibu yang sibuk menata makanan di atas meja makan.

Ia memerhatikan masakan sang ibu satu-satu sampai matanya tertuju pada sepiring nasi goreng yang masih panas dan ada telur mata sapi di sana.

Melihat makanan yang satu itu entah kenapa ia teringat akan senyum Bulan. Apalagi dengan telur mata sapi.

"Grandma bilang rindu sama kamu, loh. Kamu hubungin dia cepet, biar sekalian ngurusin apart kamu yang di sana." Mark hanya mengangguk acuh tak acuh, memilih untuk menarik kursi dan duduk.

"Ma nanti ajarin aku buat telur mata sapi, ya."

Sang ibu berdecak, menepuk punggung Mark tidak keras. Mark meringis pelan lantas menoleh.

"Iya, Ma. Nanti ditelpon, kok."

"Sama urus apart juga. Nanti kamu pindah baru sibuk ngurusin. Mumpung di sana ada paman sama bibi yang mau ngurusin." Mark menggangguk paham, meyakinkan sang ibu akan menurut.

Sang ibu menghela napas, memberikan piring kosong yang sedaritadi dipegangnya.

"Makan yang banyak. Belajar buat telur mata sapi nya besok aja sebelum sarapan."

Mark hanya terkekeh menanggapi.




•••


Hehehehe boong banget ya Dyu? Kemarin kalian komen milih selesaiin cerita Jeno dulu. Tapi Dyu update nya yang Mark.

Maap yaa yang kepikiran ini dulu soalnyaa

Janji kok cerita-cerita on going bakal tamat, terus diganti sama cerita lain biar bias kalian di nct dapet semua.

Tungguin yaa 💚💚💚💚

Kalian stay healthy 💚💚💚











Sementara | Mark Lee✔️[Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang