10

1.2K 255 10
                                    


Seperti yang diucapkan Mark semalam saat mereka bertelepon, laki-laki itu sibuknya bukan main.

Sedari pagi tidak ada tanda-tanda akan laki-laki itu masuk ke kelas. Bulan datang lebih awal pun, sosok Mark tidak ia temui. Hanya mendapati tas ransel laki-laki itu yang sudah tergeletak rapi di atas meja.

Banyak ia melihat beberapa panitia berlalu lalang di koridor, tapi belum ada sekali ia berhasil mendapati sosok Mark.

Waktu memasuki jam istirahat pun, Mark tidak ada di kantin ataupun memasuki kelas. Bulan diam-diam entah kenapa merasa khawatir sendiri.

"Loh?" Yuqi memasuki kelas dengan sebungkus nasi, mengernyit heran memandang Bulan. "Kok bekalnya belum dimakan?"

Bersama Yeri, keduanya duduk di hadapan Bulan.

Bulan tersenyum menanggapi, "kan, makan nya sama-sama. Jadi belum dimakan."

Keduanya mengangguk menanggapi Bulan, mulai membuka bungkusan nasi mereka.

Bulan sesekali melihat ke arah pintu, belum ada tanda-tanda yang dicari hadir. Hal itu tak lepas dari perhatian baik Yeri juga Yuqi.

Keduanya saling pandang, tersenyum tipis memerhatikan Bulan yang tampak gelisah sendiri.

"Mark sibuk banget kayaknya, ya." Bilang Yuqi tiba-tiba, menarik atensi Bulan yang tampak gugup sendiri. Bak ketangkap basah.

Yeri menganggukkan kepalanya, "si Mark tuh kan, ketua OSIS. Di acara ini juga dia jadi ketua panitia nya, kalau gak salah gue denger denger. Makanya, sibuk."

"Wajar, sih." Yuqi membalas, "inikan festival tahunan. Ini juga jadi festival terakhir dia sebelum lengser, kan. Wajar, totalitas sibuknya."

Mendengar pembicaraan kedua sahabatnya Bulan hanya diam, menikmati makanan nya dan mengangguk sesekali menanggapi.

"Lo enggak usah khawatir, Lan." Kata Yuqi menyebut Bulan, otomatis kepala gadis itu terangkat.

"Hm?"

"Panitia enggak mungkin dibiarin kelaparan. Mereka pasti punya anggaran sendiri buat konsumsi mereka. Kecuali, mereka nya sendiri yang enggak mau makan karna mikir kerjaan masih banyak."

Yeri mengangguk setuju, "tipe-tipe Mark sih, kayaknya enggak makan dulu sebelum selesai kerja."

Yuqi mengangguk setuju juga, "dia tuh kayaknya bakal biarin panitia yang lain makan dulu, eh, dia nya belakangan. Kepemimpinan banget."

"Beruntung banget sama Bulan." Bilang Yeri yang lalu melanjutkan, "pas. Serasi."

"Apaan, sih. Kalian ngaco." Bilang Bulan mendengus pelan, melanjutkan kegiatan makan nya.

Yeri dan Yuqi terkekeh pelan melihat tingkah Bulan yang tampak malu-malu kucing.

"Lo sama Mark udah ditahap mana, Lan?" Tanya Yuqi tanpa basa-basi, membuat Bulan tersedak.

Yeri cekatan memberi botol minuman Bulan sendiri, diterima gadis itu setelah sempat mengucapkan kata terimakasih.

"Kalau ngomong jangan langsung tembak gitu dong, qi." Tegur Yeri menepuk lengan gadis itu pelan.

Yuqi tertawa. "Baru ditanyain gitu udah gelagapan. Gimana kalau ditanyain statusnya?"

Yeri pun tertawa. Keduanya tertawa, tidak peduli Bulan sudah menunjukkan kekesalannya.

"Kita enggak ditahap apa-apa, kok." Bantah Bulan segera, "kita cuma temen, hubungan kita tuh enggak yang kayak kalian pikirin."

"Hubungan yang kita pikirin tuh, gimana sih?" Tanya Yeri memancing.

"Enggak ditahap apa-apa, tapi khawatirnya bukan main ya. Khawatir si Mark udah makan apa belum, sungguh temen yang perhatian." Tambah Yuqi ikut-ikutan memancing Bulan.

"Kita—"

"Wah!" Lucas tiba-tiba datang memotong ucapan Bulan, duduk di sebelah Bulan. Laki-laki itu mengambil sendok Yuqi yang menganggur, dan menyuapkan makanan Yuqi ke dalam mulutnya.

"Nih anak kebiasaan, deh! Kalau minta tuh bilang-bilang, dong!"

Menanggapi teguran Yuqi, Lucas hanya cengengesan menunjukkan deretan giginya.

"Kalian ngomongin siapa, nih?" Tanya Lucas dengan mata memicing curiga, "gue denger kalian sebut-sebut Mark. Ada apa, nih?"

"Ini, loh." Yeri buka suara, matanya menunjuk pada Bulan yang diam pura-pura tidak mendengar.

Lucas memandang Bulan sebentar, seketika paham sendiri apa yang teman-teman perempuan nya itu bicarakan sedaritadi.

"Ditanyain hubungannya sama Mark udah ditahap mana."

"Terus dia jawab apa?"

"Cuma temen katanya. Bohong banget, kan?" Jawab Yuqi.

Lucas berdecak pelan menanggapi. Ia mendelik ke arah Bulan. Gadis itu masih bersikap sama, pura-pura tidak tahu.

"Kalau pdkt tuh, bilang-bilang aja kali."

"Gak ada yang pdkt, ya."

"Halah." Lucas menggeleng tidak percaya. "Satu kelas juga tau. Eh, semua orang pun tau kalian di tahap pdkt."

Bulan enggan menanggapi, gadis itu hanya mendengus kesal dipojoki oleh ketiganya.

"Mark masih sibuk banget, Cas?" Tanya Yeri.

Diam-diam Bulan ikut menyimak.

"Enggak juga, tuh. Orangnya tadi gue liat ada di kantin. Cuma nyapa aja gue mah, soalnya pengen ke kelas." Jelas Lucas menarik perhatian Bulan yang berdehem pelan.

"Eh, gue ke WC dulu, ya." Bilang Bulan menarik atensi ketiga temannya, "tiba-tiba kebelet."

Lucas, Yeri, dan Yuqi saling pandang. Tanpa dijelaskan pun sejujurnya mereka sudah paham. Bulan bukannya kebelet, tapi mencari kesempatan untuk bertemu Mark.

Lucas, Yeri, dan Yuqi menganggukkan kepalanya. Tak butuh waktu lama, Bulan segera bangkit pergi keluar kelas.

Seperginya Bulan, Yuqi tertawa.

"Aura Bulan kalau jatuh cinta tuh, beda ya."

Yeri mengangguk setuju, begitupun dengan Lucas.

"Eh, Cas." Panggil Yeri sempat menyenggolnya.

"Apa?"

"Coba tanya sama Mark, hubungan mereka kayak gimana."

"Nah, iya." Yuqi menganggukkan kepalanya, "tanggapan Mark kira-kira gimana kalau ditanyain. Si Bulan mah, gak asik. Malu-malu."

"Namanya juga pertama kali." Jelas Yeri tertawa geli.

Lucas menghela napasnya. "Udah pernah ditanyain, kok. Sama gue."

"Terus jawabannya?"


•••

Apa kira-kira jawabannya?
Hehehehehehehe

Penampilan Lucas yang kira-kira kalau pake seragam tuh gini gantengnya💚💚💚

Penampilan Lucas yang kira-kira kalau pake seragam tuh gini gantengnya💚💚💚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sementara | Mark Lee✔️[Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang