02

3.2K 554 59
                                    


Motor Mark sampai tepat di depan gerbang rumah Bulan. Rumah minimalis itu tampak tertutup, seperti tidak ada penghuni di dalamnya.

Tapi ada sebuah motor Vespa yang terparkir di halaman rumahnya, Bulan mengenali dengan jelas siapa pemiliknya.

"Motor ayah kamu?" Tanya Mark menunjuk ke arah motor Vespa yang terparkir.

Bulan yang baru saja turun dari motor, menoleh ke arah Mark seusai memerhatikan rumahnya.

"Bukan." Ia menggelengkan kepala, "itu punya sepupu."

Mark tidak bertanya lebih lanjut, hanya menganggukkan kepalanya. Bersiap dengan motornya kembali, sudah hendak pergi. Bulan mengulum bibirnya sejenak.

"Kamu mau mampir?"

Mark menggelengkan kepalanya menolak tawaran Bulan.

"Udah mau malam, langsung aja ke rumah."

Mendengar ucapan laki-laki itu barusan, Bulan mengangguk paham. Sejujurnya ia tidak berharap untuk Mark menerima tawarannya, karna sudah dipastikan bakal jadi canggung. Tapi demi formalitas, Bulan harus menawarkan singgah untuk Mark yang telah menolongnya.

Mark tersenyum tipis, melambaikan tangannya. "Pulang, ya." Katanya pamit, mengendarai motornya segera pulang.

Bulan balas melambaikan tangannya, tersenyum tipis sampai Mark sudah jauh.

Menghela napas, Bulan hapal betul siapa pemilik motor Vespa keluaran terbaru di halaman rumahnya itu.

Sepupunya yang tinggal tak jauh dari rumahnya, masih dalam kawasan satu komplek, bukannya pulang ke rumah sendiri malah singgah ke rumah orang.

"Bener bener anak gadis, baliknya kenapa lama banget?"

Baru Bulan menginjakkan kaki masuk ke dalam rumah, Kim Doyoung yang hanya mengenakan kaos dalam putih mengomel dengan wajah masam.

Sepupu nya itu sibuk di depan laptop, tanpa perlu ditanya Bulan sudah tahu orang itu sibuk mengerjakan tugas kuliah nya.

"Baru juga pulang, udah dimarahin." Balas Bulan mengomel, Doyoung berdecak kesal.

Melenggang pergi menuju dapur, Bulan kembali ke tempat Doyoung berada dengan tangan memegang botol minuman dingin.

"Ibu? Ayah?" Bulan menengok kesana-kemari mencari keberadaan ayah dan ibunya.

"Ibu pergi nemenin ayah jenguk temennya." Kata Doyoung memberitahu.

"Terus, alasan kakak disini?"

"Jagain rumah. Ibu takut rumahnya dibawa kucing."

Bulan mendengus kesal, mendudukkan dirinya di sofa yang jadi sandaran Doyoung. Laki-laki itu memilih untuk duduk melantai, daripada duduk di atas sofa entah kenapa.

Doyoung melirik sebentar ke arah Bulan yang memerhatikan nya sibuk sendiri.

"Ganti baju, sana!" Katanya menegur, alis Bulan terangkat sebelah melihat Doyoung yang memunggungi nya.

"Nyuruh?"

"Menurut Lo?" Balas Doyoung menjengkelkan, Bulan malas untuk meladeninya.

Bulan mengambil remote televisi di atas meja, menyalakan televisi yang menayangkan kartun favoritnya.

Diganggu mengerjakan tugas, Doyoung berdecak nyaring dengan niat menegur tapi bulan tak acuh.

"Matikan, Lan." Tegur Doyoung pelan sebagai teguran pertama.

Tidak peduli, Bulan asik fokus menonton.

"Matikan atau gue bakar?" Tegur Doyoung kini mulai kesal, bukannya takut Bulan justru merebahkan badannya di sofa. Makin nyaman menonton, tidak peduli kemurkaan Doyoung selanjutnya.

Menarik napas dalam sebelum menghembuskan perlahan, Doyoung memutar tubuh kini memandang sinis ke Bulan.

Bulan hanya melirik singkat.

"Gue aduin lo punya pacar, ya—"

"Apaan, gila!" Bulan bangkit, memasang wajah tidak terima.

Doyoung memicingkan mata, "Lo tadi pulang sama cowok, itu pacar Lo, kan?"

"Apaan, sih?! Mentang-mentang balik sama cowok dibilang pacar, biasa balik sama Lucas juga."

"Apa?! Lo pacaran sama Lucas?!" Doyoung memandang Bulan kaget, mulutnya menganga sempurna.

Menjengkelkan, Bulan lantas memukul tepat wajah Doyoung dengan bantal sofa. Belakangan untuk masalah kurang ajar, pasalnya Doyoung kalau ngomong tanpa berpikir.

Doyoung mengumpat pelan, menata letak kacamatanya.

"Sinting!" Bulan mendengus kesal, bangkit dari sofa dan beranjak pergi ke lantai dua meninggalkan Doyoung sendirian.

"JADI PACAR LO ATAU BUKAN?!" Tanya Doyoung masih menjengkelkan, diabaikan Bulan.

Kakak sepupunya yang satu itu selalu saja menjengkelkan. Benar-benar menjengkelkan.

•••


Ceritanya asik gak sihhh :((

Kayaknya enggak asik yaaa
Dyu bingung kayaknya ini gak ada impact besar gitu

Maaf yaa kalau cerita Mark enggak sesuai ekspektasi :((

Dyu usahain buat nulis lebih menarik lagi :((

Dyu sayang kalian banyak-banyakkkk 💚💚💚💚💚💚

Maaf :(

Sementara | Mark Lee✔️[Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang