Bulan masih ingat bagaimana ceritanya dengan Mark bisa dimulai. Bukan hanya pada Bulan, kejadian dimana mereka pertama kalinya berbincang secara pribadi padahal satu kelas tentu diingat jelas oleh Mark.Menurut laki-laki itu, masa-masa yang mewarnai masa SMA nya dengan kisah cinta tentu adalah Bulan.
Tidak pernah terpikirkan oleh keduanya, yang mereka biasanya berinteraksi sekedar melempar senyum formalitas di kelas justru malah berakhir berinteraksi lebih dari sekedar melempar senyum formalitas. Keduanya melampaui itu dengan perasaan sebagai dasarnya.
Mark masih ingat saat ia waktu itu seperti biasa selepas sibuk dengan kegiatan OSIS nya, hendak menuju ke kelas malah bertemu dengan Lucas yang baru saja keluar dari kelas.
Laki-laki itu izin keluar kelas dengan alasan ingin ke toilet, padahal sejujurnya sampai di toilet pun yang dilakukan Lucas hanya mencuci tangannya di wastafel toilet.
Mark hampir tertawa nyaring saat itu, saat dimana ia mendapati Lucas hanya mencuci tangannya dan dengan polosnya mengatakan kejujuran alasan ia izin ke toilet adalah karena bokongnya sakit terlalu lama duduk di bangku kelas.
Untuk seorang Mark Lee yang humornya memang kadang mudah dipancing, Lucas tidak heran kalau hal itu saja sudah menjadi hal luar biasa lucu untuk laki-laki itu.
Saat itu kehebohan kedekatan Mark dan Bulan belum hangat-hangatnya dibicarakan. Belum ada yang menyadari kedekatan Mark dan Bulan ada di tujuan yang berbeda dari teman biasa.
Lucas yang dasarnya tau luar dan dalamnya baik Mark dan Bulan menyadari kedekatan keduanya lebih awal.
Saat tengah mencuci tangannya diikuti dengan Mark sendiri yang mencuci tangan, Lucas yang melirik ke arah Mark saat itu tiba-tiba bertanya. "Lo suka sama Bulan?"
Mark masih ingat jelas kagetnya ia saat pertanyaan itu terlontar begitu saja dari Lucas tanpa basa-basi.
Bukan Mark namanya kalau tidak sempat salah tingkah, dan bukan Lucas namanya kalau tidak berhasil membuat Mark mengatakan yang sejujurnya.
"Iya." Jawab Mark singkat saat itu, pasrah telah didesak oleh Lucas.
Lucas memasang senyum kemenangan, "dari kapan?"
"Dari kita sekelas."
"ANJIR?!"
Mark menghela napas kemudian, "biasa aja, dong. Gue kan jadi malu."
"Ya mau biasa kayak gimana bego?!" Tanya Lucas masih dengan keterkejutan nya. Keran yang ia pakai untuk cuci tangan sampai lupa ia matikan, sehingga Mark lah yang harus mematikannya.
"Lo selama itu suka sama Bulan diam-diam gak ada yang tau gimana caranya?" Tanya Lucas.
Mark mengusap tengkuknya sejenak, "ya gak gimana-gimana, sih. Kebetulan aja gak ada yang tau."
Lucas mengernyit heran, memandang Mark dengan tatapan mata yang tersirat bahwa laki-laki itu susah untuk mengerti.
"Gue tuh gak paham ya gimana bisa enggak ada yang tau, bahkan gue yang seharusnya gampang buat tau—" ucapan Lucas menggantung, laki-laki itu merubah pandangan nya, memandang Mark penuh curiga.
"—jangan-jangan alasan Lo enggak pernah ngomong lebih dari seadanya sama Bulan selama sekelas itu karena Lo malu? Karena lo suka sama Bulan, gitu?"
Mark menjawab pertanyaan Lucas dengan mengangkat kedua bahunya. Laki-laki itu jelas membenarkan walau tidak pasti.
Lucas memandang cengo ke arah Mark, menghela napas tak percaya kemudian.
"Terus alasan Lo deketin Bulan setelah sekian lama Lo diem aja apa?" Tanya Lucas dengan pertanyaan membingungkan yang baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sementara | Mark Lee✔️[Completed]
Fanfiction-'kisah sementara yang diharapkan lama.' Untuk Mark Lee- Dyudyu, 2020