Keadaan yang tadi menegangkan kini berubah menjadi mencekam ketika Taeil yang tiba-tiba batuk dan mengeluarkan darah dengan paku-paku kecil dari mulutnya.Bukan sampai situ saja. Kun yang notebene nya orang alim di grup mereka, tiba-tiba kesurupan sosok yang mengaku sebagai budak si pelaku.
Sosok itu berkata bahwa dia akan terus mengintai dan mengganggu mereka hingga mereka semua mati.
Para member yang mendengar itu seketika bulu kuduk mereka berdiri. Jelas kalo mereka tidak ingin mati konyol hanya karena hantu ataupun karena di bunuh oleh tuan si hantu itu.
Beberapa dari mereka kewalahan untuk mengeluarkan sosok itu dari tubuh Kun. Karena tidak ada orang lain lagi di ruangan itu selain para member.
Beberapa member lagi sedang keluar untuk mencari Shotaro, karena mereka semakin yakin bahwa Shotaro lah dalang pelaku kejadian ini.
Tapi apakah mungkin benar, Shotaro lah yang menjadi dalang dibalik ini semua?
Kini semua member telah kembali ke dorm masing-masing setelah berhasil mengeluarkan sesosok yang menempeli Kun, dibantu dengan orang pintar yang didatangkan oleh manager mereka.
Tapi ada yang aneh dengan dorm yang ditempati Sungchan dan Shotaro. Karena saat Xiaojun dan Hendery pergi kesana untuk membawakan makanan, disana sangatlah sepi. Saat mereka mengetok pintu, tidak ada orang yang menyahuti atau membukakan mereka pintu.
Kemudian, Hendery menghubungi Sungchan dan bertanya dimana dia sekarang.
"Halo Chan, lo dimana? Gue sama Xiaojun nyamperin lo ke dorm, tapi kok sepi."
"Halo Kak, gue sekarang baru gak di dorm. Gue tadi setelah dari gedung latihan enggak langsung pulang, tapi gue mampir dulu ke dorm 127. Dan sampai sekarang gue baru cari makan sama Kak Haechan dan tas gue masih gue taruh disana. Emang Kak Shotaro gak ada kak?"
"Enggak, gue kira lo pergi cari makan atau kemana gitu sama Shotaro."
"Enggak kak, lagian sekarang gue jadi takut buat sekedar berdekatan sama dia. Malah rencananya hari ini gue nginep di dorm 127 buat menghindar dari Kak Shotaro untuk sementara waktu. Gue takut entar pas gue tidur, bangun-bangun udah gak di bumi lagi."
"Heh apaan sih, gak boleh ngomong gitu. Kita belum tau pasti apa Shotaro pelakunya atau bukan."
"Ya kan gue juga cuma jaga-jaga kak."
"Iya, terus ini makanannya gimana? Gue bawain ini sama Xiaojun ke dorm lo, masa iya gue bawa pulang lagi."
"Taruh dalem aja kak, kebetulan kunci pintunya enggak kita bawa, tadi gue simpen di bawah pot tanaman bunga yang ada dipojok taman depan dorm."
"Oh oke, ya udah gue tutup ya."
"Iya, hati-hati ya kak. Hehehe."
Telepon langsung dimatikan oleh Sungchan.
Hendery, masih memandangi hp dan pintu dorm secara bergantian sambil memikirkan perkataan Sungchan.
Apa maksudnya hati-hati itu? Enggak mungkin cuma sebatas ucapan hati-hati dijalan atau apapun itu. Seperti ada makna dari perkataan Sungchan.
Hendery langsung menepis semua kemungkinan-kemungkinan yang ada di pikirannya.
Lalu dia mengajak Xiaojun untuk menaruh makanan yang mereka bawa ke dalam. Sebelum itu, dia mengambil dulu kunci pintu dan lalu membuka pintunya.
Setelah dia dan Xiaojun meletakkan makanan yang mereka bawa diatas meja makan, mereka langsung bergegas untuk keluar dari dorm itu karena bangunan itu terkenal 'banyak penghuninya'
Tapi saat mereka hendak melangkah keluar dari ruang tamu, mereka di halangi oleh seseorang yang sangat mereka kenali.
"Loh, lo kok bisa ada disini? Bukannya lo—
Tiba-tiba kepala Hendery dipukul dengan balok kayu dari belakang. Hendery yang tak siap akan serangan mendadak itu langsung limbung ke lantai sambil memegangi kepala bagian belakangnya.
Xiaojun lalu berbalik badan dan seketika tubuhnya menegang saat melihat orang dibelakangnya yang memukul Hendery dengan kayu.
"Hai bang, kenapa kok tegang gitu? Kaget ya, hahahaha."
Xiaojun yang dikatai seperti itu langsung melotot. Dia kaget dan tidak menyangka bahwa orang yang selama ini ia anggap baik ternyata berhati busuk.
"Jadi selama ini lo si pelaku itu? Gak habis pikir gue sama lo. Berani-beraninya lo kaya gini."
"Ya gimana ya bang, sebenarnya gue juga gak tega sih ngelakuin ini ke kalian. Tapi gue gabut dan gak ada kerjaan, eh pas liat badan-badan kalian, gue jadi gemes pengen bikin ukiran di kulit kalian dan akhirnya gue lakuin itu. Karena gue juga suka ngeliat kalian kesakitan dan akhirnya mati."
"Jadi mau langsung atau pelan-pelan kak? Gue sih pengennya main-main dulu sama kalian." Ucap seseorang disebelahnya yang ternyata orang yang tadi menghalangi mereka didepan pintu.
Tiba-tiba seseorang keluar dari dalam kamar. Orang itu membawa sebuah tas. Lalu dia mengeluarkan barang-barang yang ada didalam tas ke atas meja.
Orang itu mengambil salah satu barang. Sebuah pistol yang hanya dimiliki oleh detektif atau polisi. Entah bagaimana caranya orang itu mendapatkan pistolnya.
Orang itu mengangkat pistolnya lalu ia arahkan ke Xiaojun. Tapi bukannya Xiaojun ditembak malah dia dipukul menggunakan balok kayu oleh orang yang tadi juga memukul Hendery.
Xiaojun mengerjapkan matanya, sakit kepalanya sangat amat terasa. Bahkan ruangan itu seakan-akan berputar.
Dor.. dor..
Bukan, bukan Xiaojun yang terkena tembakan itu. Melainkan Hendery yang ditembak oleh orang tadi. Karena sedari tadi, Hendery berusaha memulihkan sakit pada kepalanya lalu berniat untuk menghubungi teman-temannya agar cepat menyusul mereka di dorm nya member baru. Tapi ternyata semua yang Hendery lakukan tidak luput dari penglihatan sang penembak, dan berakhir dia lah yang ditembak duluan oleh orang itu.
"Oke Xiaojun, let's say goodbye to your friend and world."
Dor.. Dor..