157 35 4
                                    


Lagi-lagi member mereka menjadi korban pembunuhan. Makin hari, jumlah member yang meninggal bertambah. Akan kah setelah ini ada yang menjadi korban lagi? Atau malah mereka semua akan mati ditangan si pelaku?

Pertanyaan seperti itu yang sedari tadi berputar-putar di pikiran Taeyong. Bahkan dari tadi dia selalu memaki-maki dirinya sendiri karena tidak bisa menjaga anggotanya dengan baik dan malah membiarkan teman-temannya berkeliaran dengan bebas.

"Yong udah, ini semua bukan salah lo. Ini semua udah takdir." Taeil yang sedari tadi melihat Taeyong yang terus-terusan memaki dan memukuli dirinya sendiri akhirnya menghampiri Taeyong.

"Enggak bang, ini semua salah gue. Harusnya gue ngelarang mereka untuk gak keluar sendiri. Harusnya gue juga ikut sama mereka kemarin."

"Coba lo pikir, kalo kemarin lo ikut pergi sama mereka, yang ada lo juga bakal ikut dibunuh sama si pelaku."

Taeyong termenung mendengar ucapan Taeil. Adanya benarnya juga, kalo kemarin dia ikut bersama mereka, bisa-bisa dia juga celaka disana.

"Tapi bang, kalo gue ikut mereka kemarin dan seandainya gue bakal jadi korban yang pertama, sebelum gue dibunuh sama si pelaku gue bakal nyuruh mereka bertiga untuk pergi dan ngehubungin kalian."

"Dan lo mati dengan mudah ditangan sang pelaku? Yang bener aja. Jangan karena masalah kaya gini doang terus lo bakal berpikir kalo ini salah lo dan lo berubah jadi gila."

"MASALAH KAYA GINI DOANG? BANG INI UDAH MASALAH NYAWA BANG NYAWA! dan kalo emang gue gila beneran gimana?"

Teriakkan Taeyong sukses membuat para member lain yang tersisa menoleh ke arahnya dan Taeil. Lalu mereka berjalan mendekati dua temannya itu untuk melerai mereka berdua.

"Udah bang, lo jangan nyalah-nyalahin Taeyong dulu. Kasian dia dari tadi yang kena marah sama manager bahkan orang tua para korban."

Johnny menengahi pertikaian antara Taeil dan Taeyong.

"Gue gak nyahin dia, gue cuma ngasih tau aja kalo dia gak seharusnya menyalahkan diri sendiri karena ini bukan salah dia."

Setelah mengucapkan itu Taeil pergi dari ruangan itu. Seketika ruangan yang tadi sedikit rame menjadi sangat hening. Tidak ada yang berbicara apapun. Hingga tiba-tiba Kun kembali dirasuki oleh sosok yang entah itu adalah sosok yang kemarin atau bukan.

"Hei, kamu siapa? Ngapain kamu masuk kedalam tubuh teman saya?"

"Kamu tidak perlu tahu siapa aku, yang jelas sekarang kalian datang lah ke rumah tua yang ada di pinggir sungai dekat tempat tinggalnya dan kalian akan mengetahui siapa dalang dibalik semua ini."

Ucap sosok yang merasuki Kun, sambil menunjuk ke arah Sungchan. Setelah itu Kun tiba-tiba pingsan. Untung orang disamping dan belakang Kun segera menangkap tubuh Kun itu.





























Kini mereka ada dalam perjalanan menuju ke tempat yang dimaksud oleh sosok tadi. Kun yang baru saja siuman pun ikut dengan mereka walaupun tadi mereka sempat melarang untuk Kun ikut.

Setelah mereka sampai dipinggir rumah tua yang dimaksud oleh sosok tadi.

"Bang, ini bener disini alamatnya dan itu rumahnya?"

"Ya iya, kalo bukan terus dimana lagi, rumah tua pinggi sungai daerah sini ya cuma bangunan ini."

"Udah lah cepet turun aja, lagian gak akan terjadi apa-apa percaya sama gue. Kan kita kesini juga bareng-bareng."

Akhirnya mereka turun dan mulai berjalan masuk kedalam rumah itu.

Dimulai Johnny yang paling depan dan Sungchan yang paling belakang. Mereka jalan pelan-pelan karena mereka juga sedang berjaga-jaga barangkali ada jebakan menanti untuk mereka.

Dan itu memang benar adanya, saat Johnny membuka pintu itu, tiba-tiba sebuah kapak berlumur darah melintas dari arah kanan ke kiri.

Mereka yang melihat itu langsung menegang dan nafas mereka tercekat. Setelah dipastikan bahwa tidak ada lagi jebakan, Johnny perlahan berjalan masuk diikuti oleh member lainnya.

"Ngeri banget sih tempatnya. Beneran rumah tua yang gak keurus."

"Diem deh Le, dari di mobil tadi lo bacot mulu."

Chenle yang ditegur begitu oleh Yuta hanya memberenggut kesal.

Kini mereka berdiri di depan tangga. Mereka sebenarnya ragu untuk naik. Johnny dan Taeyong saling berpandangan dan akhirnya mereka sama-sama menganggukkan kepala dan mulai menaiki tangga.

Setelah sampai atas, mereka terkejut melihat ada seseorang berdiri di pinggir pagar dan mereka sangat mengenali tubuh siapa yang disana.

"Ji-jisung." Panggil Jaemin yang tak percaya dengan orang yang ada didepannya itu.

Jisung yang merasa dipanggil akhirnya membalikkan badannya dan melihat bahwa semua member semua ada disana.

"Wah kalian beneran dateng kesini ya, gue kira kalian gak bakal mau karena kalian dikasih taunya sama hantu. Tapi gak papa sih, itu artinya kalian mempercepat kematian kalian sendiri."

Ucapannya Jisung membuat mereka semua tak percaya. Tak percaya bahwa Jisung yang telah tiada ada didepan mereka, dan tak percaya karena mereka mempercayai apa perkataan dari hantu yang merasuki Kun tadi.

Seketika mereka menegang mendengar kalimat terakhir Jisung kecuali dua orang di antara mereka

"Sung, jadi selama ini lo dalang dibalik semua kejadian ini?"

"Iya, cuman bukan gue doang sih, tapi juga dua orang yang berdiri di barisan paling belakang kalian."

Seketika semua member menengok ke arah belakang dan terkejut mengetahui bahwa bukan hanya Jisung yang menjadi pelakunya tetapi juga




















































































Haechan dan Sungchan.

Deja Vu | NCT✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang