3

310 63 4
                                    

AUTHOR POV

Akhirnya Jungkook Dan Eunbi pergi berdua juga.

Salahkan pada Kakek Hyun suk yang bilang Eunbi ini bisa mengajaknya melihat-lihat desa Cheongju. Aduh, padahal kaki Jungkook baru sembuh dari pegal-pegalnya, sekarang malah diajak jalan kaki lagi. Ugh!

Tapi nanti kalau Eunbi menyentuh dan macam-macam pada Jungkook bagaimana? Masa nanti dia pingsan di depannya sih?

"Justru Kakek curiga kau yang akan macam-macam padanya!" Kakek Hyun suk hanya menimpalinya seperti itu.
J

ungkook sedikit tertohok mendengarnya.

Kakeknya ini apa sudah gila? Mana berani Jungkook macam-macam sama puteri kesayangan Kepala Desa.


Tapi tak apalah. Yang namanya Eunbi ini kelihatannya cewek pendiam dan pemalu. Jangankan nyentuh, melihat wajah lawan bicara saja kelihatan kayak yang gak ikhlas gitu.

Mana berani dia nyentuh-nyentuh Jungkook. Kecuali yang pas mau kenalan itu. Yang itu kan kasusnya beda. Dia gak tahu soalnya. Dimana-mana yang namanya gak tahu itu, gak bakalan jadi dosa. Kecuali kalau gak tahunya dibuat-buat.

Asalkan ngajak nya bukan ke sawah sih, Jungkook oke-oke aja! Tapi pernyataan itu langsung digugat habis oleh Hyun suk yang langsung menyampaikan pidato berjudul 'Mutiara Dalam Lumpur' pada Jungkook.

Ngomong apaan sih?


Sepanjang perjalanan, keduanya hanya terdiam saja. Gak enak banget! Tidak ada yang punya keinginan untuk memulai pembicaraan. Pembicaraan kecil seperti mantan pacar, misalnya?

"Kenapa harus ke sini?" tanya Jungkook pendek. Menatap tidak suka pada Eunbi.

"Kenapa harus ke sawah?" rengutnya kesal.

Eunbi menoleh sebentar.

"A-aku harus mengantarkan ini," jawabnya sambil mengacungkan rantang yang dibawanya sejak tadi ke depan Jungkook

Jungkook menyilang kan kedua tangannya di depan dada. Menatap punggung Eunbi yang semakin jauh meninggalkannya.

Mendengus kesal, Jungkook mulai menggulungkan celana hitam panjangnya sampai sebatas lutut. Berbeda dari kaki para laki-laki di desa ini yang hitam juga ditumbuhi bulu kaki yang keriting, kaki Jungkook jauh lebih putih dan mulus dari kaki para wanita kebanyakan di desa ini. Dengan bulu kaki yang saling silang [ini bulu kaki, apa sikat gigi] hasil dari cukur bulu kaki yang rutin dilakukan oleh Jungkook, bisa terlihat hasilnya saat ini.

Jungkook mulai melangkahkan kakinya. Pijakan pertama….

Pnyek!

…kotoran sapi!


MOOOOO

___________________________________

Keduanya duduk bersebelahan di saung milik salah seorang petani di sawah itu. Jungkook melirik sekilas ke arah gadis di sampingnya.

Eunbi terlihat menutup matanya sambil menghirup dalam-dalam udara yang masuk ke paru-parunya. Angin memang berhembus pelan. Memainkan helaian demi helaian poni rambut Eunbi.

Pandangan Jungkook pada Eunbi langsung terhenti saat kedua bola mata hitam milik gadis Hwang itu terbuka dan balas menatapnya.

Jungkook langsung mengalihkan wajahnya ke arah lain.

"Oh, iya!" Eunbi berseru. Jungkook kembali menoleh ke arahnya. Eunbi tampak sedang membuka kotak berbungkus kan taplak meja-halah- yang sedari tadi dibawanya itu.

"Ini" ucap Eunbi menjulurkan sebuah nasi kepal di depan wajahnya.

"I-ini…Onigiri?" tanyanya agak ragu. Eunbi mengangguk mantap.

Jungkook menerima onigiri tersebut dari Eunbi tanpa bersentuhan dengannya. Sedetik kemudian, bahu Jungkook terlihat bergetar. Kemudian dia terkikik geli. Gila aja ya, sekarang dia memakannya di sawah? Eunbi ini benar-benar.

Menurut Jungkook ini lucu? Sudah pasti lucu!

Tapi kikikkan Jungkook langsung lenyap ketika melihat onigiri yang dipegangnya ini. Menatap onigiri itu tajam-tajam. Hingga onigiri-nya bolong gara-gara tusukkan mata Jungkook

'Di onigiri kenapa ada darahnya?' batin Jungkook. 'Bukan! Bukan darah! Pasti selai strawberry. Inovasi baru sebuah onigiri!'.

Tak sengaja arah pandangnya tertuju pada jari telunjuk kiri Eunbi yang memakai plester luka.

'Aaa!! Ini memang darah!' jerit Jungkook dalam hati.

"Ju... Jungkook, ti-tidak dimakan?" tanya Eunbi

Jungkook bingung sendiri. Dia meletakkan kembali onigiri tersebut di kotak, mengatakan kalau dia sama sekali tidak lapar karena sudah makan di rumah tadi. Eunbi yang pada dasarnya orang yang penuh perhatian ini, hanya mengangguk saja.

Akhirnya Jungkook meraih gelas yang ada di hadapannya dan menuangkan air di tempat minum yang dibawa Eunbi, kemudian meneguknya.

"Hah!" Jungkook bernafas lega saat air dingin itu mengalir di tenggorokannya yang terasa kering. Kemudian berniat meletakkan kembali gelasnya. Tapi gerakkan nya sempat terhenti ketika Eunbi mendekat dan semakin mendekat ke arahnya, kemudian mengulurkan sebuah sapu tangan dan mengusap tetesan dari air yang diminum oleh Jungkook barusan.

Jungkook berjengit.

"Ma-mau apa kau?" karena terlalu panik dan mundur ke belakang terlalu cepat, membuat Jungkook menubruk tiang dari bambu di saung tersebut. Menyebabkan saung sedikit bergoyang dan…

BRAAAAK!

Sebuah panci yang sengaja ditaruh di atas saung, tanpa basa-basi lagi jatuh dan menimpa kepala Jungkook

Jungkook pingsan di tempat.

"Jungkook!..."


TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA ♥️

SEE YOU NEXT TIME

DON'T TOUCH METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang