Part 11

62 8 6
                                    

"ENGGAK TUH, MASIH CANTIKAN STARLA KEMANA-MANA!"

Astaga! Celetukan siapa itu? Kenapa tepat sekali. Starla berusaha menahan tawanya saat melihat wajah memerah Maureen karena harus menahan malu.

"Cabut."

Bersama para antek-anteknya, Maureen melenggang pergi meninggalkan kantin. Suasana kantin yang kembali mencair membuat Aurel bernapas lega, ia menarik Starla agar duduk di tempat yang sudah ia sediakan untuk teman-temannya.

"Itu yang gue takutin kalau keliatan deket sama Tama. Buat lo, tolong jauhin Tama ya? Lo gak mau, kan, pertemanan kita berantakan cuma gara-gara satu cowok? Lo juga pasti gak mau terus-menerus di ganggu sama Maureen," ujar Aurel mendesak.

"Iya. Serah lo!"

Nara dan Dea saling pandang, dan mengandung sebuah arti. Mereka tahu, jika Aurel terlalu berlebihan dalam mengejar Tama yang jelas-jelas sedikit tertarik pada Starla, siswi baru. Starla beranjak, ia benar-benar tak mood untuk memesan kembali bakso yang sudah ia bayar sebelumnya. Starla melenggang pergi meninggalkan Aurel yang sedang menikmati makanannya.

"Menurut gue, lo terlalu egois, Rel." Aurel menghentakan sendoknya, apa kata Nara? Egois? Memangnya ia salah mencoba untuk menjauhkan orang yang Tama dekati.

"Gue gak egois. Gue cuma ikutin apa hati gue. Gue gak mau pertemanan gue sama dia berantakan. Maka dari itu dia harus jauhin Tama yang jelas-jelas cowok yang paling gue sayang," balas Aurel tegas.

Nara menghela nafasnya, terserahlah. Ia pusing dengan mereka berdua yang sebentar lagi akan terlibat.  Di sisi lain---- Starla mungkin mempunyai aura yang menyeramkan, membuat sebagian siswi menyingkir saat Starla lewat di koridor. Napasnya tersengal-sengal, emosinya sedikit lagi akan meledak.

"Urusan kita belum selesai."

Tiba-tiba saja tubuhnya tertarik, dan terhempaskan menuju Taman belakang yang sepi. Starla menajamkan matanya, saat Maureen kembali bermain-main dengannya. Tanpa segan-segan, Maureen meludah tepat mengenai wajah Starla.

"LO GILA!"

Kedua tangannya tercekal oleh Retta dan Wenda, mereka menyeringai saat Maureen berhasil membuat emosi Starla berkecamuk. Starla berusaha menghempaskan tangan Retta dan Wenda yang menahannya cukup kasar.

"Lo?" Maureen mendekatkan wajahnya pada Starla, "Gak pantes buat Tama," lanjutnya.

"CK, Udah gue bilang berkali-kali sama lo, bicth. Gue gak ada hubungannya sama cowok lo itu," sentak Starla.

Tangannya terlepas membuat Starla menyeringai pada Maureen. Starla memutar matanya dan mengusap air ludah Maureen yang sangat menjijikan dengan cukup kasar. Dia kudu diberi pelajaran yang setimpal dengan apa yang telah dia perbuat.

PLAK

Tamparan keras mengenai pipi kanan Starla membuat pipi Starla terlihat kebiru-biruan. Starla mengepalkan tangannya.

"Gue gak percaya. Jelas-jelas Tama narik lo. Itu berarti, Tama ada hubungannya sama lo. Gue minta lo jauhin dia," kata Maureen.

BUG

Starla meninju sudut bibir Maureen hingga sobek membuat Maureen terjatuh ke tanah. Ia benar-benar muak dengan tingkah laku Maureen yang selalu membuat kenyamannya hilang hanya karena satu cowok.

Starla berjongkok dan berkata,"Gue perjelas sekali lagi sama lo, bicth. Gue gak ada hubungan sama cowok lo. Jangan pernah lo ganggu gue lagi," ujar Starla dengan nada dingin.

"RETTA! WENDA!"

Retta dan Wenda segera menarik Starla. Starla cukup terkejut saat melihat Maureen membawa gunting.

𝑺𝑻𝑨𝑹𝑳𝑨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang