Part 13

61 5 1
                                    

Terhitung sudah tiga hari Starla dipaksa oleh Angga untuk tetap di Apartemen, memangnya siapa dia? Berani-beraninya mengatur seorang Starla Amelya Edinda. Cih, mulai sekarang ia takkan membiarkan Angga berada di lingkungannya lagi, karena itu sangat menyebalkan.

Rambutnya ke sana ke mari karena Starla sengaja mengurai rambutnya sendiri. Dagunya naik ke atas membuat siapapun akan mencap Starla sombong.

Bodo amat ini adalah hidupnya.

Suara sepatu berpantulan dengan lantai tak membuat Starla menurunkan dagunya, ia masih tetap pede dengan wajah judesnya.

BRUK

"AW!" jerit Starla.

"Hahahahah."

"DIEM LO PADA!" teriak Starla menggelegar.

Starla mendongak ke atas dan menggeram kesal melihat siapa yang berani menabraknya, bahkan buku-buku itu berjatuhan mengenai kepalanya, sungguh menyakitkan kawan.

Starla berdiri dan menunjuk sosok cowok yang sangat menyebalkan di dunia ini, si kulkas berjalan, si tembok.

"Lo kalo mau nabrak bilang-bilang!"

Eh?

Kok bilang-bilang?

Tama menaikan satu alisnya, apa katanya? Tama menggeleng tak menggubris omongan tak masuk akal dari Starla. Tama berjongkok dan memunguti buku-buku milik perpustakaan.

"GUE BELUM SELESAI NGOMONG SAMA LO!?"

"Ngomong tinggal ngomong."

Starla menganga tak percaya, sungguh cowok ini membuat mood- nya semakin memburuk. Starla menunjuk pada Tama dengan mulut yang siap komat-kamit pada Tama, si kulkas berjalan.

"Lo-------"

TET TET TET

Omongan Starla terpotong saat suara bel menggema di seluruh penjuru sekolah. Starla berbalik dan meninggalkan Tama yang melihat punggung Starla dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Dasar cewek bar-bar," batin Tama.

Di sisi lain- Starla mengayunkan langkahnya menuju roofthop, ia membutuhkan ketenangan sekarang bukan pelajaran yang membingungkan. Bahkan Starla benar-benar mengabaikan 10 panggilan dari Aurel. Bodo amat ini hidupnya, bukan hidup mereka.

Starla memandang seisi roofthop, aman, tak ada siapapun di sini. Starla tersenyum semringah, ia mengeluarkan satu batang rokok dan menyalakannya dengan korek api.

Asap rokok mulai mengepul, Starla duduk bersandar di pembatas roofthop. Perlahan matanya terpejam, apa ini dunianya? Starla menghisap rokok dan menghembuskannya, sia-sia bukan?

DRTT

PRAK

Starla membanting ponselnya sendiri hingga layarnya pecah. Lalu Starla tertawa menyedihkan.

"Semua orang munafik."

Mereka hanya baik di depannya. Namun, apa mereka akan tetap baik di belakangnya? OH TENTU TIDAK. Hal yang tentu sangat jarang sekali terlihat. 

Starla mengusap wajahnya gusar dan melempar rokok lalu menginjaknya. Starla mengambil parfume kecil dari sakunya dan mengolesi pada tangannya yang berbau rokok. Starla membalikkan badannya. Namun, tubuhnya terpaku melihat kedatangan cowok yang sangat menyebalkan.

Pandangan sama-sama tajam saling bertemu. Starla terlebih dahulu memutuskan pandangan itu lalu berjalan angkuh dengan dagu yang selalu mendongak ke atas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 19, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝑺𝑻𝑨𝑹𝑳𝑨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang