Starla berdecak sebal saat melihat kondisi halaman belakang sekolah yang benar-benar hancur oleh dedaunan yang kering dan tidak dibersihkan. Memang ya, si Ketua OSIS resek itu benar-benar berniat mengerjainya, Starla mengambil sapu dan mulai membersihkan halaman ini dari pada ia dihukum oleh Bu Suk ataupun Bu Tut.
"Yang bener! Atau, saya akan kasih hukuman lebih berat dari ini!" teriak Ravin yang sedang memantaunya dekat pohon. Starla mencibir. Namun, tetap mengerjakan hukuman ini, dari pada terus-menerus mendengar omelan dari Ravin.
"Dasar upin! Hobinya marah-marah!" batin Starla.
Ravin terkekeh saat Starla menyapu dengan cara yang berantakan, Ravin pun langsung menghampiri Starla dan menyentuh sapunya. "Kamu mau nyapu atau mau bikin berantakan lagi? Sini, biar saya contohin kedisiplinan menyapu!" ujar Ravin.
Starla menyerahkan sapu itu dan Ravin mencontohkan bagaimana cara menyapu dengan benar. Starla mengerling, ini adalah kesempatannya untuk kabur dari Ravin. Starla berlari dengan tawa yang ia tahan melihat Ravin berbicara sendiri.
"Sekarang kamu nge---------"
Wajahnya langsung memerah saat Starla malah melarikan diri, Ravin membanting sapu itu dan pergi meninggalkan halaman belakang.
"Star, lo dari mana aja? Untung Bu Reena belum dateng." Starla berusaha mengatur pernafasannya, Aurel mengambil tisu dan menyerahkannya pada Starla.
"Lo harus tahu, lo trending topik di mading, karena lo berurusan sama si Maureen itu. Gila! Lo cepet banget famour-- nya Star, bahkan lo deket sama Tama," kata Aurel dengan kata akhirnya terdengar lirihan.
"Siapa bilang? Gue gak deket sama Tama lo!" balas Starla ketus.
Raut wajah Aurel murung saat melihat dengan jelas Tama menarik tangan Starla saat Starla terlibat pertekaian dengan Maureen, bahkan hampir se-antero SMA Bina Bangsa membicarakan Starla dan Tama yang terlihat dekat. Entahlah, hatinya tiba-tiba saja sakit mengingat hal itu.
"Jangan percaya sama omongan orang lain yang belum tentu bener!" celetuk Starla memecahkan keheningan.
Aurel mengejapkan matanya dan berkata, "Tapi, gue liat sendiri Tama narik lo, Star. Gue harus apa sekarang? Gue sayang sama Tama! Gue gak mau dia malah sayang sama lo! Mana mungkin gue yang berjuang, sedangkan lo yang berhasil alihin perhatian dia," ucap Aurel gusar.
Starla menatap tajam pada Aurel, Aurel memang keras kepala, sudah beberapa kali ia jelaskan, bahwa ia tak dekat dengan Tama pun, Aurel tetap menuduhnya dekat.
"Please, Star, lo jauhin Tama ya demi gue. Lo pasti tau, gue sayang banget sama dia, gue gak rela dia dimilikin sama orang lain, Star, gue cinta mati sama dia, Star," pinta Aurel sambil menyentuh tangan dingin Starla.
Starla menghentakan tangan Aurel yang menyentuh tangannya, ada apa dengan Aurel? Dan memangnya apa kelebihan Tama yang membuat Aurel menjadi seperti ini? Padahal menurutnya, Tama terlihat biasa-biasa saja, kecuali sifat tak mempunyai hatinya dan menyebalkannya.
"Kalo lo cinta, kejar dia! Bukannya jadi orang bego!" sentak Starla.
"Perlu gue ingetin lagi, gue gak suka Tama, gue gak deket sama dia, semua itu hanyalah kebetulan, Rel. Kenapa lo malah berasumsi kalo gue deket sama Tama? Hanya karena dia narik tangan gue?! Coba lo pikirin, Rel. Yang bego siapa? Lo atau gue?!" lanjut Starla.
Starla berdiri membuat Aurel ikut berdiri.
"Gue gak mau terus-menerus emosi sama lo ya! Jaga omongan lo, Rel. Gue gak deket sama dia, camkan itu!" tekan Starla dan langsung pergi meninggalkan Aurel yang termenung mengingat perkataan Starla.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑺𝑻𝑨𝑹𝑳𝑨
Teen FictionSiapa yang tidak tahu Starla Amelya Edinda? Semua warga sekolah pasti akan tahu pemilik nama yang indah itu. Paras yang sangat cantik dan memiliki tubuh yang sangat body goals. Namun, kekurangannya terlalu banyak untuk disebutkan. Starla Amelya Edi...