"Ck, kenapa bisa bocor sih, ribet amat dah nih mobil," gumam Starla sambil melihat ban mobil belakangnya.
Starla melirik pergelangan tangannya, jam sudah menunjukkan pukul 06:59wib.
"What!"
Starla berlari ke halte bus menunggu angkutan umum tidak peduli dengan mobilnya itu, tidak ada satu pun angkutan umum yang berhenti karna sudah banyak penumpang di dalamnya.
Tidak jauh dari tempat Starla berdiri, ada sebuah motor berwarna hitam yang melaju lumayan kencang, Starla yang melihat kesempatan emas satu-satunya langsung memberhentikan.
"STOP!"
CIIIIIIIIT
Suara decitan ban terdengar nyaring tepat dihadapan Starla, Starla membuka pelan-pelan matanya sambil melihat motor yang ada di depannya.
"Huft, untung gue masih idup," gumam Starla. Sedangkan pengendara motor----- yang Starla berhentikan menatapnya dengan tatapan tak peduli dan juga sedikit jengkel, karena seenaknya memberhentikannya yang sedang terburu-buru.
Starla mendekati pemilik motor itu dengan santainya, ia berjalan sambil menatap orang dibalik helm full face- nya itu.
"Pak saya nebeng dong ke sekolah, udah telat nih, nanti saya bayar deh, tapi kalo gratis sih saya mau, lagian sambil nyari pahala Pak pagi-pagi gini bantu cewek cantik kayak saya," ucap Starla.
Stara yang merasa tidak ada respon pun mencoba lagi.
"Please help me Pak, saya takut dihukum di sekolah Pak. Mana mungkin murid baru seperti saya harus dihukum, entar saya kasih uang yang banyak deh Pak," bujuk Starla bertubi-tubi.
Sedangkan sang pemilik motor masih menatap tajam pada Starla, dia membuka helm nya.
Starla terkejut melihat sang pemilik motor itu.
"What the------," batin Starla.
"Lo fikir gue tukang ojek! Kalo punya mata di pake," bentak sang pemilik motor. Dia adalah Tama Alfareza Monrez.
"Ya maaf, ya udah nebeng aja kali, kita, kan, searah," ujar Starla watados.
"Minggir!"
"Gak mau! Pokoknya gue mau ikut lo, gak ada tapi-tapian. Atau, gue teriak nih," ancam Starla.
"Minggir atau gue tabrak lo!"
"Kayak yang ber----" belum selesai Starla berucap, Tama sudah melajukan motornya dengan cepat.
"Shit! Awas ya lo."
Dengan jengkel Starla menghentak -hentakan kaki nya sambil berjalan menuju sekolahnya.
.
Sesampainya di sekolah------ Starla mendongak melihat pagar yang sudah tertutup rapat, mungkin saja upacara bendera sedang berlanjut. Alamak! Starla harus siap-siap menerima hukuman.
Kalo ada di novel kesukaannya sih, selalu ada jalan pintas di pagar belakang sekolah, semoga saja ada. Starla tersenyum menemukan pagar pendek yang bisa ia panjat sendiri.
"Huft, untung gak ada penjaga," gumam Starla sambil mengendap-endap. Sedangkan di lapangan masih dimulainya acara upacara.
"Hey!" seru seorang dari arah lapangan, sontak membuat seluruh murid melirik ke arah tujuan.
"Nasib-nasib," batin Starla.
Starla mendongak dengan cengiran khasnya, salah satu petugas upacara menghampirinya dan menyuruhnya untuk berdiri di depan bersama beberapa orang yang sepertinya juga telat. Stupid! Gara-gara si kutub es itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑺𝑻𝑨𝑹𝑳𝑨
Teen FictionSiapa yang tidak tahu Starla Amelya Edinda? Semua warga sekolah pasti akan tahu pemilik nama yang indah itu. Paras yang sangat cantik dan memiliki tubuh yang sangat body goals. Namun, kekurangannya terlalu banyak untuk disebutkan. Starla Amelya Edi...