21. Pilihan

635 82 24
                                    

— 𝘗𝘪𝘭𝘪𝘩𝘢𝘯

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

— 𝘗𝘪𝘭𝘪𝘩𝘢𝘯

Jimin diam termenung, menyesali perbuatannya yang tentunya sudah menyakiti Seulgi. Ia menatap punggung Seulgi yang semakin menghilang dari pandangannya.

Pikirannya gusar mengingat Seulgi. Bodoh. Jimin sangat bodoh. Sudah berapa kali ia membuat gadisnya itu kecewa. Sudah berapa kali ia membuat air mata Seulgi jatuh lagi untuknya.

Setelah termenung beberapa saat, Jimin berlari mengejar Seulgi. Berharap Seulgi masih di ada sekitaran sini. Baru kakinya melangkah beberapa kali ia melihat Seulgi tengah melamun tak jauh dari sana. Disamping itu ada Nyonya Park yang mengelus pundaknya, menenangkannya.

"Seul"

Panggil Jimin saat sudah berada di sana. Ia melihat Seulgi yang masih melamun. Seulgi tak menghiraukan kedatangan Jimin. Hatinya masih terasa sakit dan bibirnya terasa kelu.

Berbeda dengan Nyonya Park yang menatapnya penuh dengan kekecewaan dan ada kemarahan yang tersirat di matanya saat melihat anak lelakinya itu.

"Biar ku antar kau pulang" tawar Jimin.

Seulgi masih diam. Tatapannya kosong menghadap ke depan. Air mata yang sekarang sudah tidak mengalir lagi di mata monolidnya.

"Seul" panggil Jimin lagi.

"Aku bisa pulang dengan Mama, Jim"

Penolakan Seulgi membuat hati Jimin berdenyut nyeri. Baru kali ini ia merasa ditolak oleh gadisnya ini. Gadis yang beberapa hari lalu membuatnya merasakan dicintai dengan tulus.

"Ma, ayo pulang."

Seulgi berucap yang langsung di angguki oleh Nyonya Park. Menghiraukan Jimin disana. Tak berselang waktu lama mobil yang membawa tubuhnya dan Nyonya Park muncul. Seulgi langsung melangkah memasuki mobil SUV hitam.

"Mama, kecewa padamu Jim"

Nyonya Park pun langsung mengikuti arah langkah Seulgi dan memasuki mobilnya. Meninggalkan Jimin dengan rasa bersalahnya yang semakin menjadi.

**

Setelah beberapa menit lalu ia sampai dikediaman Nyonya Park. Dan melangkah menuju sebuah kamar yang tak jauh dari sana. Seulgi termenung di ranjang empuk dengan tatapan kosong.

Beberapa kali ia mendengar ketukan pintu yang menggangu pendengarannya. Tapi tak membuat seorang Seulgi bergeming.

Nyonya Park beberapa kali mengetukan pintu yang sengaja Seulgi kunci itu. Ia khawatir dengan keadaan Seulgi saat ini. Setelah kepulangan dari Rumah Sakit tadi, Seulgi lebih banyak diam dari biasanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 28, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[Hiatus] Heavy Heart | SeulMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang