11. Hari Bahagia

650 68 12
                                    

—— 𝘏𝘢𝘳𝘪 𝘉𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

—— 𝘏𝘢𝘳𝘪 𝘉𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢

Entah hanya perasaan Jimin saja, atau memang benar. Ia merasa sedikit tak enak pada Seulgi perihal tadi sudah memarahi dan membentaknya. Hawa dan suasanya benar benar sungguh buruk setelah melihat fotonya dengan sang mantan kekasihnya itu.

Ia kemudian membaringkan tubuhnya yang lelah itu pada sebuah ranjang empuk. Mencurahkan segala kelelahannya akhir akhir ini pada kasurnya.

Terdengar suara ketukan pintu, entah siapa yang mengetuk pintu kamar itu yang membuatnya sedikit terganggu. Jimin menoleh saat seseorang itu memasuki ruangannya.

"Jim, ada yang ingin Mama bicarakan denganmu"

Jimin mengubah posisinya lalu duduk menghadap Nyonya Park. Sedikit menggarukan kepalanya yang tidak gatal itu. Jimin menyilangkan kakinya sembari menatap Nyonya Park yang berjalan mendekat kearahnya.

"Ada apa Ma ?" Tanya Jimin kemudian

"Mama tadi mendengar kau membentak Seulgi, ada apa ?" Tanya nya to the point.

"Dia sudah lancang melihat lihat fotoku dengan Emily Ma, aku tidak suka saat seseorang melihat bahkan menyentuh barang barangku tanpa seizin ku" ucap Jimin.

"Tapi kau bisakan tidak sampai membentaknya seperti itu"

Nyonya Park menjeda ucapannya. Dalam beberapa detik ia menarik nafas dan menghebuskannya dengan panjang.

"Mama tau kau tak senang akan hal itu. Tapi bisakah nada bicara mu itu di pelankan dan tidak membentaknya" lanjutnya sembari menasehati Jimin.

Jimin yang masih kesal itu ia hanya menganggukan kepalanya pelan. Tak lama kemudian Nyonya Park bangkit lalu mengusap bahunya perlahan sebelum akhirnya berlalu dari hadapan Jimin.

Setelah Nyonya Park berlalu, Jimin sedikit berpikir atas ucapan Nyonya Park tadi. Memang sedikit keterlaluan juga saat ia membentak Seulgi tapi yasudahlah sudah terjadi juga bukan.

***

Seorang pelayang terlihat sedang membawa 2 gelas Hot Ammericano dan Ice Mocha chino yang sudah tersaji di sebuah nampan, lalu menyimpannya di meja gadis yang tengah duduk terdiam itu.

Entah sejak kapan juga Seulgi menyuruh gadis bule itu untuk duduk di hadapannya padahal ia sendiri tidak menawarkan gadis bule itu untuk duduk.

"Ku dengar kau akan menikah dengan Jimin, benarkah ?" Tanya gadis bule itu kemudian menyeruput Ice Mocha chino miliknya.

"Mmm iya, tinggal menunggu hari" jawab Seulgi.

[Hiatus] Heavy Heart | SeulMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang