16. Sampul Surat

716 73 13
                                    

—— 𝘚𝘢𝘮𝘱𝘶𝘭 𝘚𝘶𝘳𝘢𝘵

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

—— 𝘚𝘢𝘮𝘱𝘶𝘭 𝘚𝘶𝘳𝘢𝘵

"Jim, mari perbaiki hubungan kita, dan jangan ada salah paham lagi diantara kita."

Belum sempat Jimin menjawab ucapannya tapi Emily sudah lebih dulu menyetujui, seakan Jimin sudah pasti akan menerimanya kembali.

Kau banyak bermimpi Emily Mèivan Gibson, sadarlah.

Hubungan Jimin dan Emily sudah kembali. Tapi, bukan hubungan selayaknya sepasang kekasih. Tidak, bukan seperti itu, itu hanya imajinasi Emily saja. Bahkan Jimin sendiri belum sama sekali mengatakan apapun perihal hubungannya dengan Emily.

Entah apa yang ada di fikiran Emily saat ini. Jelas jelas dia itu sudah pernah mengkhianati Jimin tapi tetap saja ia masih ingin kembali dengannya. Dasar wanita tidak tahu malu.

Sepasang manusia yang baru saja cintanya kembali bersemi ini tengah terduduk di kursi besi yang berada di atap Rumah Sakit tempat keduanya berkerja.

Menikmati hembusan angin di siang hari membuat Emily menyandarkan kepalanya pada bahu Jimin. Keduanya hanya saling diam dengan fikiran masing masing.

"Jim" katanya lalu menengadah kearah Jimin. Kemudian Jimin menoleh kearahnya.

"Hmmm"

"Lamaran mu waktu itu masih berlaku kan."

Mendengar ucapan Emily lantas membuat Jimin terdiam, Jimin bingung ia tidak tahu harus berbuat apa. Dan itu membuat Jimin jelas tidak nyaman perihal ucapannya barusan.

Lamaran yang sudah lama itu kenapa harus di ingat kembali bahkan Jimin sendiri sudah hampir melupakannya.

"Jim, ayo kita menikah."

Terdengar helaan nafas berat yang berasal dari Jimin. Seiring dengan hembusan angin, Jimin mengindahkan pandangnya pada sebuah gedung pencakar langit yang berada di hadapan Rumah Sakit ini.

"Tidak semudah itu Emily, keluarga ku pasti akan melarangku untuk menikahimu. Lagi pula aku sudah menikah, sebaiknya hubungan kita seperti ini saja." Kata Jimin.

Mendapati ucapan Jimin barusan membuat Emily mendengus kesal. Ini bukan seperti keinginannya, Emily tidak ingin menjadi kekasih Jimin tapi ia ingin menjadi istrinya.

Selanjutnya Jimin bangkit lalu mengecek arlojinya. "Aku akan kembali ke IGD, ada pasien yang harus segera ku tangani."

Setelahnya Jimin menghilang dari hadapan Emily saat itu juga. Bukannya Emily membenci Jimin, hanya saja ia berfikir apakah Jimin tidak berjuang untuk dirinya kenapa tadi jawabannya seolah menyerah begitu saja bahkan sebelum memulai.

[Hiatus] Heavy Heart | SeulMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang