بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
♢•♢Judul: Denting Lantunan Qur'an
Karya: azzahrazhra*Pemenang pertama karya Cerpen terbaik*
***
Apa yang terlintas dalam benak kalian jika aku mengatakan satu kata yakni “DENTING?” Aku tahu, pasti tentang suara ketukan nyaring yang dihasilkan oleh logam yang diadu. Itu bukan jawaban yang salah. Tapi menurutku, denting bukan hanya suara yang dihasilkan oleh ketukan dua buah logam yang diadu. Namun ada irama indah yang ku dengar setelahnya.
Sebelum aku menceritakan tentang sebuah denting berirama yang aku maksud. Perkenalkan, namaku Alisha Nafseen Shatara, atau orang-orang terdekatku memanggil diriku dengan nama Alish. Aku tinggal disalah satu perumahan daerah Ibukota Jakarta.
Sebelumnya aku adalah anak yang nakal dan paling susah diatur terlebih tentang urusan agama kala itu umurku 17 tahun. Aku lahir dari keluarga yang kuat akan pemahaman agamanya. Ayahku adalah seorang Ustadz dari Pondok Pesantren Al-Amanah yang jaraknya tak begitu jauh dari rumahku. Sedangkan Ibu, Ibuku adalah ketua pengajian para Ibu-ibu disekitar gang perumahanku. Bisa dibayangkan bagaimana suasana keluargaku jika malam tiba dan semuanya kumpul di ruang tengah.
Aku juga bersekolah disalah satu sekolah swasta bernuansa Islam di kotaku. Mungkin diantara yang lain, akulah yang paling lemah untuk pembahasan tentang bacaan Qur’an karena memang aku sangat malas untuk membuka apalagi membacanya. Menurutku buku-buku lain itu lebih menarik dibandingkan dengan bacaan yang ada di dalam Qur’an. Bahkan ketika Ayah, Ibu, dan Adikku yang masih kecil sedang mengaji bersama setelah melaksanakan salat subuh dan maghrib, aku justru langsung masuk kekamar dan mengunci pintunya supaya mereka tidak menggangguku.
Ayah sampai benar-benar marah padaku saat ia bertanya apa aku hafal surah-surah pendek yang ada di dalam juz 30. Ayah marah ketika aku dengan santainya menjawab jika tidak ada satupun surah yang ku hapalkan. Ia langsung mengurungku dikamar dan tidak memberiku izin untuk hangout bersama teman-temanku selama 1 minggu.
Benci pada Ayah? Ya itulah yang aku rasakan. Seakan masa mudaku itu Ayah yang mengendalikan. Bahkan sampai pakaian yang kupakai juga harus dengan sesuai syari’at yang ada dalam agama. Aku tidak boleh memakai pakaian ketat, transparant, atau hijab diatas dada. Makanya, jika aku kumpul dengan teman-teman tongkronganku akulah yang paling udik dan berpenampilan seperti ibu-ibu diantara mereka.
Aku iri dengan mereka. Yang di mana soal apapun itu mereka diberi kebebasan tanpa adanya ikatan agama atau yang lain. Sampai kala itu satu titik dimana aku merasa Ayah terlalu over untuk memasukkan aku ke Pesantren ternama di Jawa Timur setelah aku lulus SMA. Aku marah sampai mengancam Ayah juga Ibu untuk pergi dari rumah dan tidak menganggap mereka orang tuaku lagi. Entah bagaimana caraku berpikir dulu. Aku benar-benar buta akan duniawi saat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Kisah [Antologi Cerpen]
Short StoryANTOLOGI CERPEN Karya Member GC Wattpad @Liaputt Tema: Islami Happy Reading ❤️