Takdir dan Hikmah By Zulfanurhasanah04

71 17 4
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
       ♢•♢

Judul: Takdir dan Hikmah Karya: Zulfanurhasanah04

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Judul: Takdir dan Hikmah
Karya: Zulfanurhasanah04

   *°•Φ•°*

"Nduk, Buk, Bapak pergi kerja dulu ya, Assalamu'alaikum," pamit Bapak.

"Iya Pak, wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh." jawab Ibu dan Aliza.

Setelah kepergian Bapak, mereka kemudian membereskan rumah dan mulai menyiap barang barang untuk berjualan kue.

Bapak hanya pekerja serabutan dan Ibu hanya seorang penjual kue.
Sedangkan Aliza masih sekolah kelas 3 SMP. Setelah pulang sekolah Aliza langsung membantu Ibunya bekerja.
Keluarga mereka termasuk keluarga yang kurang mampu. Namun, mereka punya semangat tinggi untuk mendapatkan rezeki yang halal.

Hari ini hari minggu,Aliza libur. Kali ini Aliza membantu Ibunya dari pagi sampai sore.

Hari sudah semakin terik, sinar matahari sudah semakin membakar kulit.

Tak seperti biasanya, hari ini hanya ada beberapa orang yang membeli jualan Ibu dan Aliza.
Apa mungkin karena hari libur?
Ahh, tidak mungkin. Biasanya juga setiap hari libur mereka juga membeli kok. Tapi karena apa ya?

Sekarang sudah pukul 11.00 namun dagangan mereka masih banyak di dalam ranjang. Ibu dan Aliza sangat lelah.

"Bu, kenapa jualan kita tidak laku hari ini Bu?" tanya Aliza.

"Nak, yang sabar ya Nak. Mungkin belum rezeki kita hari ini." tutur Ibu.

"Yaudah kita lanjut yuk, siapa tau rezeki kita bukan di sini," lanjut Ibu.

"Iya Bu." jawab Aliza.

Belum sampai setengah jalan mereka berjalan, tapi sudah ada yang memanggil nama mereka.

"Bu Ningsih, Aliza," panggil Bapak itu.

"Iya Pak, ada apa?" tanya Ibu.

"Itu Bu... Pak Basuki--" katanya masih ngos-ngosan.

"Ya Allah Pak Tarjo, Bapak kenapa Pak Tarjo?" tanya Ibu panik.

"Pak, Pak Basuki ketabrak motor bu habis dari ladang tadi." jelas Pak Tarjo.

"Innalillahi wainnalillahi roji'un," kata Ibu dan Aliza.

"Sekarang Bapak saya di mana Pak?" tanya Aliza.

"Mari ikut saya," kata Pak Tarjo.

Tak menunggu lama, Ibu dan Aliza langsung mengikuti langkah Pak Tarjo.

Ibu dan Aliza sama-sama berdoa supaya pak Basuki tidak kenapa-kenapa. Hanya butuh waktu 5 menit mereka sampai.

Pak Basuki sudah dikerubungi warga yang lewat atau bahkan yang mengenalnya.

Sebuah Kisah [Antologi Cerpen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang