Senja di sungai Nil By Difaarahmaa

50 11 0
                                    

  بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
♢•♢

Judul: Senja Di Sungai NilKarya: difaarahmaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Judul: Senja Di Sungai Nil
Karya: difaarahmaa


***

  Gadis berhijab pashmina berwarna biru pastel yang menjuntai menutupi sebagian tubuhnya itu terlihat menunduk tengah membaca sesuatu yang ia bawa di tangannya.

فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ

"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"

Ayat kalam Illahi yang sangat menenangkan dan menambah rasa syukur bagi gadis yang sedang duduk di bangku pinggiran sungai yang mengalir tenang sore itu. Gadis dengan paras pucat, alis dan bulu mata yang berwarna pirang itu tengah membaca ayat kalam Illahi. Menatap senja yang begitu cantik dan menenangkan dengan ditambah aliran sungai didepannya yang sangat menenangkan. Namun senja itu terlalu panas untuk kulitnya yang sensitif. Gadis itu segera memasukkan Al - Qur'an kedalam tas yang ia bawa dan segera berlari kecil untuk menuju ke pohon rindang yang tidak jauh dari tempatnya duduk tadi untuk meneduh dari panasnya senja sore itu.

Ia segera mengeluarkan sunscreem  dengan SPF yang tinggi dan memakai kaca mata hitam miliknya untuk menghindari sinar sang senja sore itu yang menusuk matanya, agar tak merusak matanya untuk kedua kalinya. Ya, gadis itu pernah pernah melakukan operasi pada matanya saat ia berusia 16 tahun waktu ia masih di indonesia. Gadis itu duduk dibawah pohon dengan lesehan dengan rumput indah sebagai alas tempat duduknya. Ia memandang seorang anak kecil yang bermain bersama kedua orang tuanya yang nampak tertawa lepas, dengan wajah yang menyiratkan betapa bahagianya anak kecil itu. Gadis mengingat masa lalunya di mana ia juga pernah tertawa lepas seperti anak kecil itu tertawa lepas seakan tak ada beban namun itu hanya bagian dari masa lalunya yang begitu penuh dengan kenangan indah. Kini ia harus menatap dan menata masa depannya agar jauh lebih indah.

Tiba-tiba saja bayangan seseorang menghalang penglihatan gadis itu. Seorang pria dengan baju koko, celana bahan serta sajadah yang masih tergantung dibahunya, dan jangan lupakan rambutnya yang basah karna air itu. Pria itu tengah tersenyum meneduhkan sekali bagi seorang gadis itu mungkin bukan hanya gadis itu saja yang menganggap senyum pria itu meneduhkan pasti semua orang akan beranggapan seperti itu jika melihat secara langsung senyum pria yang kini ada di depan gadis itu.

Pria itu langsung mengambil sajadah yang tadi tergantung di bahunya dan kini sajadah itu ia arahkan gadis didepannya sambil berkata, "ayo bangun Sya, di sini terlalu panas untukmu."

Gadis dengan kaca mata hitam yang masih bertengger manis di hidungnya itu segera menerima uluran sajadah dari pria didepannya. Pria itu memang sengaja menggunakan sajadah sebagai perantara antara ia dan si gadis di depannya karna mereka sama-sama tahu batasan mereka.

Sebuah Kisah [Antologi Cerpen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang