Aurora sedang menyimpan bekal makanan di loker Alano,baru saja Aurora menutup loker dia sudah dikagetkan dengan Alano dihadapannya.
"Alan! Ngagetin aja!"
"Lo gak bosen apa? Dari kelas 10 kaya gini terus?"
"Enggak."
"Kenapa?"
"Karna Aurora suka sama Alano dari semenjak MOS."
"Lo suka gue karna apa?"
"Gak ada alasan."
"Cinta harus pake alasan."
"Kalo alasan Aurora suka sama Alan karna Alan ganteng itu berarti Aurora bukan cinta tapi Nafsu."
"Mending mulai sekarang lo berhenti deh."
"Berhenti untuk?"
"Mencintai gue."
"Gak bisa,Tolong tetep izinin Aurora cintai Alan."
"Terserah!"
"Alan!"
"Apa!"
"Kali-kali makan kek bekel yang dibawain Aurora."
Alano tak menjawab dia hanya menatap Aurora dengan tatapan tajam.
Aurora yang mengerti tatapan Alano langsung pergi dari hadapan Alano.
Alano hanya melihat Aurora pergi dan tidak berniat sama sekali untuk mengejarnya.
"Alan!"
"Eh Adit."
"Abis ngapain lo?"
"Biasa."
"Si Aurora?"
"Iya."
"Terima aja cintanya,dia cantik,baik,ramah,kaya,pinter lagi,kurang apa coba dia."
"Guenya gamau."
"Buka matalo."
"Dia bukan type gue."
"Terus siapa."
"Kepo!"
Alano meninggalkan temannya,dia sudah malas jika berbicara soal Aurora,dan juga teman-temannya selalu memaksa dirinya untuk menerima Aurora padahal Alano tidak menyukai Aurora sama sekali.
"Caca!"
"Eh Alan?"
"Nanti balik sekolah rapat osis."
"Iya gue tau."
"Ya siapa tau lo lupa."
"Awas lo kalo kasih kerjaan ke gue!"
"Iya enggak."
"Btw kenapa dipercepet si?"
"Bakal ada Camping."
"Serius?"
"Iya."
"Yaudah gue balik ke kelas ya."
"Dah."
Caca mengabaikan Alano dan memilih pergi,Alano tersenyum saat Caca pergi meninggalkannya.
♡♡♡
Bel istirahat telah berdering nyaring,Semua siswa dan siswi bergegas menuju kantin untuk mengisi perut mereka.
"Ke kantin yuk."
"Gak Ah."
"Tumben? Gamau ketemu Alan?"
"Enggak."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALANO [ON GOING]
Teen Fiction"Alan ngertiin Aurora sekali aja bisa gak? "Gak." "Alan!" "Apaansi!" "Ngertiin Aurora ya,sekali aja." "Lo siapanya gue?" "Bukan siapa-siapa." "Sadar diri deh." Aurora mengangguk lalu memilih pergi meninggalkan Alano sendirian. Sebuah kisah yang menc...