Sesampainya diasrama Tama pun langsung mandi dan siap-siap buat sholat maghrib tak lupa ia berdoa buat kesembuahan Zahra.
Pukul 04.00 WIB
"Kringggg"
Suara alarm Tama berbunyi sang tuan yang mendengar pun langaung bangun dan siap-siap untuk segera menunaikan sholat subuh berjamaah di masjid.Setelah selesai sholat subuh berjamaah Tama pun siap-siap untuk apel pagi setelah apel pagi Tama pun bergegas ke rumah Zahra dan mengambil keperluan Zahra dan ibuk.
"Toktoktok"
"Assalamualaikum" salam Tama
"Waalaikumsalam" jawab seorang perempuan dari dalam rumah
"Ehh pak mau ambil keperluan ibuk kah?" tanya seorang perempuan yang tak lain adalah asisten rumah tangga Zahra
"Iya bi sudah siap kah?"
"Sudah saya ambilkan dulu bapak silahkan duduk
" iya bi"Bibi pun masuk kedalam rumah, tak lama kemudian bibi keluar kembali dengan membawa tas dan rantang makanan.
"Ini pak"
"Owhh iyaa makasih ya bi"
"Iya pak"
"Yauda saya pamit dulu ya assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"Tama pun berjalan menuju mobil dinasnya dan segera meluncur ke rumah sakit.
15 menit kemudian
Tama pun sampai di rumah sakit, ia sudah tidak sabar untuk bertemu gadis pujaannya yang sekarang lagi terbaring dirumah sakit. Tama pun berjalan menulusuri lorong rumah sakit dan menuju kamar Zahra
Setelah sampai didepan kamar Zahra Tama pun mengetuk pintu dan mengucap salam
"Toktoktoktok"
"Assalamualaikum" ucap salam Tama
" waalaikumsalam" jawab Zahra dan bunda bersamaan
"Masuk" jawab bunda
" Selamat Pagi buk Ra" sapa Tama
"Pagi om"
"Ini buk barang yang ibuk minta" kata Tama sambil menyerahkan sebuah Tas
"Ohh iyaa om makasih ya"
"Iya buk sama-sama"
"Om boleh minta tolong?"
"Boleh buk ada apa ya"
"Tolong kamu suapin Zahra dulu saya mau mandi soalnya kalau nggk disuapin dia nggk mau makan"
"Ishh bunda apa sihh" kata Zahra sambil malu-malu
"Emang bener kan" kata bunda
"Iyaa siap buk" jawab Tama
"Bentar ya nak bunda mandi dulu"
"Iya bun jangan lama-lama yaa"
"Iyaa sayang"Bunda pun pergi kekamar mandi dan menyisakan Tama dan Zahra saja.
"Mana makanannya biar saya suapin" Dalam banak hati Tama ia sangat senang karna bisa dekat dan menyuapi gadis pujaannya
"Eemmm nggk usah kak aku bisa makan sendiri kok" tolak Zahra,sebenarnya Zahra sangat mau disuapin Tama cuma ia malu
"Udah siniin makanannya ini perintah jangan bantah"
"Iyaa² ini makanannya" jawab Zahra
"Buka mulutnya" pinta Tama dengan nada lembut
"Pinter gitu dong makan biar cepet sembuh"
"Aku tuh sebenernya udah sembuh tapi karna doktetnya sayang aku jadi nggk dibolehin pulang kan kesel ya kak"
"Dihh bisa aja ya kamu,kalau dokter belum ngizinin kamu pulang berarti kamu emang belum sembuh"
"Udah kak lihat nih" Gaya Zahra yang sok jagoan tapi seketika ia merasakan kepalanya pusing
"Aaww" jerit Zahra sambil memegangi kepalanya
"Kamu kenapa ra? ada yang sakit? Mau dipanggilin dokter?" sederet pertanyaan Tama dengan nada khawtir, Tama pun mengelus kepala Zahra dengan lembut dan seketika mata mereka saling bertatapan mereka beratatapan cukup lama dan itu membuat Zahra salting parah
"Gapapa kok kak cuma pusing dikit" jawab Zahra dengan sedikit gugup karna ia yakin kalau pipinya sudah merah saat ini karna salting
"Makanya jangan banyak tingkah kalau lagi sakit"
"Aku udah sembuh kak"
"KALAU DIBILANGIN JANGAN NGEYEL BISA NGGAK!!" kata Tama dengan nada sedikit keras
"Iyaa kak maaf" jawab Zahra sambil menundukan tatapannya
"Aduhh maafin kakak ya dah bentak kamu tapi maksut saya bukan buat bentak kamu tapi biar kamu cepet sembuh" seketika Tama pun memeluk Zahra dengan hangat
"Iyaa kak" jawab Zahra yang merasa nyaman didalam pelukan Tama
"Janji deh nanti kalau udah sembuh saya beliin ice cream semaumu" kata Tama agar Zahra tidak sembuh lagi
"Bener kak" tanya Zahra untuk meyakinkan
"Iyaa Ra"
"Yeayyyy makasih kak" sorak Zahra yang heboh
"Iyaa sama-sama dahh sekarang makan lagi yaa" jawab Tama yang gemesh liat tingkah Zahra
"Hehehe iyaa kak"Tak lama kemudian Bunda dateng dan Tama pun sudah selesai menyuapin Zahra
"Om kamu balik saja ke asrama biar Zahra saya yang jaga bentar lagi ayah juga dateng"
" Siap bu" jawab Tama dalam benaknya ia sebenarnya tak rela jika harus ninggalin Zahra karna ia masih ingin menemani gafis pujaannya
"Kalau ada apa-apa nanti saya telfon saja"
"Siap bu kalau begitu saya pamit ya"
"Iya om"
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam" jawab Zahra dan bunda bersamaan sama dengan Tama Zahra pun juga sedih harus pisah sama Tama.Tama pun berjalan dan menuju parkiran,sesampainya diparkiran Tama pun masuk mobil dan melajukan mobilnya menuju asrama.
Di asrama Tama pun hanya melamun saja memikirkan Zahra, Pandu kawan seletting Tama pun menepuk bahu Tama dan membuyarkan lamuan Tama
"Heyy kau ini kenapa?"
"Hihhh bikin kaget aja kau ndu" jawab Tama dengan nada kaget
"Hehehe maap-maap lagian kuliahat dari tadi kau melamun saja mikirin apa sih"
"Gw lagi mikirin Zahra kasian dia lagi sakit"
"Cieee yang lagi cemas mikirin doinya"
"Ishh apaan kau ini"
"Udah tenang aja Zahra bentar lagi juga sembuh kok"
"Iyaa aamiin"Tama pun melanjutkan tugasnya walaupun ia masih kurang fokus karna masih kepikiran Zahra.
Hai maaf ya baru bisa up soalnya kemaren lagi sibuk-sibuknya ujian,makasih uda setia sama ceritaku.
Happy reading jangan lupa vote and coment yaa❤
Maaciwww❤🖋Azzahra
Ig : @zahra_nia21 {follow ya guys}
KAMU SEDANG MEMBACA
My love for my soldier
Teen FictionZahra seorang gadis sma yang mempunyai latar belakang keluarga militer,ayah dan kakaknya seorang prajurit TNI cuma yang membedakan jika ayahnya bermatra AD dan kakaknya bermatra AL,dan ia sudah bosan dengan lingkungan militernya nya ia berjanji akan...