Caturdasa

901 159 20
                                    

Musim ujian sudah menghampiri, Haechan yang baru keluar dari rumah sakit dan mulai beraktivitas seperti biasa pun tak dapat menghindar dari semua ini.

"Haechan...buruan elah, lelet banget kek keong!" Renjun yang kesal dengan Haechan yang jalannya lambat lantas menarik tangan sahabatnya itu agar berjalan lebih cepat. Hari ini seharusnya Haechan mendapatkan istirahat setelah belajar semalaman untuk Try Out, tapi Renjun dengan jahatnya malah mengajak Haechan keluar setelah bel pulang sekolah berbunyi, Renjun tak bilang mereka akan kemana, tapi dia bilang kalau mereka akan belajar.

Akhirnya mereka berjalan beriringan,

"Kita mau kemana sih?" tanya Haechan.
"Ada deh, pokoknya ntar lo bakal suka!" jawab Renjun dengan senyuman berseri di wajahnya. Macam orang gila saja! Pikir Haechan, tapi kalau yang melihat orang lain ya tentu saja senyuman itu sangat manis dan menawan hati.

Setelah berjalan selama hampir 25 menit, Renjun dan Haechan sampai disebuah cafe, lebih tepatnya cafe kucing. Ya, siapa yang tidak suka dengan hewan gembul berbulu ini? Kalau ada, Haechan pasti akan merasa iba dengan orang itu karena tidak bisa menikmati betapa gemasnya kucing-kucing ini.

"Seneng dah lo? Seneng?" tanya Renjun ketika melihat Haechan yang berjalan masuk mendahuluinya, dan mengambil duduk lesehan di meja bundar berwarna pink dekat dengan rak buku. Renjun masih berdiri di depan meja kasir untuk memesan, baru kemudian menghampiri Haechan.

"Yang laen ntar nyusul," ucap Renjun sembari melepaskan tas dan menaruh alat sekolah itu disampingnya.

"Yang laen? Jaemin sama Sungchan?" tanya Haechan.
"Yaiyalah, lo pikir gue bakal ngajak Hyunjin gitu?" tanya Renjun balik yang dibalas dengan gelengan Haechan, dia bahkan tak bisa membayangkannya.

Haechan mengambil satu kucing gembil berwarna coklat dan membawanya ke pangkuan, ia sebenarnya mau memelihara kucing, tapi Dongpyo alergi, jadilah ia tidak bisa memelihara anak bulu yang satu ini.

Lima menit kemudian, Jaemin datang bersama dengan Sungchan. Tumben? Oh ya tentu saja Renjun yang menyuruh kedua manusia yang selalu perang dingin itu untuk meminjam beberapa buku dari perpus sebelum kesini.

"Nih buat lo," Sungchan memberikan satu kotak susu pisang pada Haechan, ia mengambil duduk disamping Haechan,

"Punya gue mana?" protes Renjun,

"Beli sendiri," jawab Sungchan. Melihat itu Renjun menekuk wajahnya, tau begini dia tidak mengajak Sungchan!

"Udah..udah...lagian kan lo udah pesen," ujar Jaemin. Haechan yang baru menikmati susu pisangnya menyodorkan susu kotak itu pada Renjun dengan tatapan yang seolah mengatakan,

"Mau?"

"Nggak makasih, udah nggak selera abis liat muka sincan," jawab Renjun.

"Nama gue Sungchan, bukan sincan," ujar Sungchan.

"Loh, emang gue bilang kalo sincan itu elo? Ngerasa aja lo," balas Renjun. Haechan menghela nafas, sudah saling mengenal masih juga suka adu mulut. Tapi tak apasih, Jaemin dan Haechan menikmati pertengkaran ini.

"Permisi, ini pesenannya," waiters berjalan menghampiri, menata makanan yang Renjun pesankan.

"Makasih ya mbak," ucap Renjun.

"Dah yok, belajar sekarang," ajak Jaemin.

"Pokoknya gue mau diajarin sama Echan," Renjun mengambil buku kemudian mendempetkan tubuh pada Haechan,

"Nggak, gue sama Haechan. Lo sama Jaemin sana," balas Sungchan. Renjun menatap Sungchan dengan sengit,

"Apa-apaan lo?! ogah! Lo aja yang sama Jaemin," balas Renjun.

BENTALA (LEE DONGHYUCK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang