Eka

1.6K 263 28
                                    

Malam ini Haechan keluar dari rumah, ingin membeli beberapa camilan. Kegiatan hari weekend di akhir bulan adalah menginap dirumah besar milik keluarganya, untuk menjaga hubungannya dengan keluarga juga.
"Eh, den, mau kemana?" suara itu berasal dari belakang Haechan, ia hendak membuka pagar rumahnya. Si manis tersenyum,

"Mau beli jajan," wanita berusia 50 tahunan itu tersenyum, mengerti akan maksud Haechan ia mengangguk. Sosok yang sering dipanggil dengan Emy itu membukakan gerbang besi setinggi 10 meter itu.

"Mau bibi anterin den?" tanyanya yang dibalas gelengan oleh Haechan.
"Yaudah, bibi tungguin sampe aden pulang aja. Jangan kemaleman lho," pesannya. Haechan mengangguk, kemudian dia melambaikan tangannya sejenak sebelum berjalan meninggalkan rumahnya. Haechan berjalan menyusuri jalanan sepi perumahan elite itu, memang rumahnya mewah, namun Haechan merasa sedih karena setiap rumah seperti tidak memiliki kehidupan, se-elegan apapun rumah besar itu, akan nampak sunyi pada akhirnya.

Haechan sampai di minimarket perempatan, namun ketika kakinya hendak masuk, ia berhenti karena mendengar suara ribut dari samping.

"Kerja tuh yang bener! Kalo sampe' aku liat kerja kamu berantakan lagi, aku pecat kamu!"

Brak!

"Apasih? Marah sambil nendang-nendang," batin Haechan. Ia melirik ke arah dua orang disana, sepertinya pekerja paruh waktu minimarket ini.

"Maaf Pak," Haechan bisa melihat pemuda itu membungkuk tanda permintaan maaf, kemudian saat pria tua tadi pergi dan ia berbalik, pandangan keduanya bertemu.

"Ck,"

Itu Sungchan.

Pemuda jangkung itu berjalan melewati Haechan yang masih terdiam didepan pintu masuk, baru kemudian Haechan kembali pada alam sadarnya, langkahnya membawanya masuk kedalam minimarket dan langsung berjalan ke tempat rak snack, tangannya dengan lincah mengambil berbagai macam snack yang dia inginkan sekalian dia mengambil beberapa kaleng minuman. Kemudian Haechan berjalan menuju ke kasir, berdiri berhadapan dengan Sungchan.
"Kalo sampe' lo nyebar hal ini ke sekolah. Gue pastiin idup lo nggak akan tenang," ucap Sungchan. Ia kemudian mengambil keranjang Haechan dan mulai memindai belanjaan. Haechan hanya mengangguk lemah, dia bukan tipe orang seperti itu juga.

Setelah Haechan menyerahkan uang dan menerima kembalian, Haechan meninggalkan satu botol minuman vitamin C itu di kasir, meletakkannya lebih dekat pada Sungchan untuk memberitahu jika Haechan memberikannya padanya. Sebelum Sungchan membuka mulutnya, Haechan sudah pergi lebih dahulu.

"Ck," Sungchan berdecak, kemudian memilih untuk meminggirkan minuman itu agar ia bisa meminumnya nanti. Dia masih bisa berfikir untuk tidak membuang rezeki,

Ting!

Haechan berhenti ketika ponselnya berbunyi tanda ada pesan masuk.

Kak Doyoung

Gausah balik lo, tmn gue mau kerumah

Oke kak

Setelah membalas pesan itu, Haechan menghela nafas panjang. Sepertinya dia harus kembali ke apartemennya lagi. Haechan melangkah gontai, menelusuri trotoar jalan raya yang terlihat ramai dengan orang yang berlalu lalang, terutama para pasangan. Ah..dia jadi rindu Renjun, sahabat kecilnya itu sedang berlibur di negeri kelahirannya, katanya sih satu minggu karena acara pernikahan sepupunya. Hanya Renjun yang Haechan miliki, walaupun mereka berbeda sekolah juga sih,

Bruk!

Tubuh Haechan sedikit limbung tatkala tidak sengaja menubruk seseorang,

"Eh maaf dek, nggak keliatan," mendengar itu Haechan hanya mengangguk,

BENTALA (LEE DONGHYUCK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang