Tridasa

888 165 11
                                    

Haechan menatap kumpulan tugas yang ada dihadapannya, selama dia tidak masuk, tugas yang diberikan oleh guru benar-benar tidak ada habisnya, bahkan Renjun bilang kalau ia akan datang ke rumah Haechan dengan beberapa tugas lagi. Haechan sudah keluar dari rumah sakit, tapi Renjun dan Dongpyo melarangnya untuk pergi ke sekolah karena belum mumpuni, jadilah Haechan menyicil tugas dirumah. Kepala Haechan rasanya mau pecah astaga! Ia menaruh kepalanya diatas meja, kemudian ia menatap ke arah pintu kaca yang terhubung dengan balkon. Hari sudah beranjak sore dan Haechan masih harus menyelesaikan dua tugas lagi.

Ting! Tong!

Suara bel pintu berbunyi, lantas Haechan segera beranjak dan berlari kecil menuju ke pintu apartemen. Dilihatnya intercom dan penampakan sosok Sungchan layaknya pengisi baterai Haechan yang habis, ia langsung membuka pintu dengan senyuman lebar.

"Sore," sapa Sungchan. Haechan mempersilahkan Sungchan untuk masuk,

"Gue bawain jajan buat lo," Sungchan berjalan ke ruang santai dimana Haechan mengerjakan tugas, buku terlihat berserakan, namun Sungchan tak peduli, padahal Haechan sudah panik dan hampir membersihkan meja tadi. Tapi Sungchan lebih dulu menyingkirkan buku di meja dan menaruhnya di sofa, baru kemudian pemuda itu menata jajan yang dia beli untuk Haechan, termasuk juga es krim. Mata Haechan langsung berbinar melihat serentetan es krim di meja,

"Mau es krim?" pertanyaan Sungchan langsung dibalas anggukan oleh Haechan, layaknya anak kecil yang ditawari makanan kesukaan. Sungchan membuka satu bungkus es krim coklat untuk Haechan kemudian memberikannya pada si manis,

"Yang laen ditaroh dikulkas, jangan langsung diabisin. Jangan sampe' dimakan Renjun. Kalo Dongpyo nggak papa," ujar Sungchan. Haechan mengangguk saja, ia juga tak ada niat untuk berbagi bahkan pada Dongpyo sekalipun.

Sungchan menggelengkan kepala melihat tingkah laku Haechan yang begitu menggemaskan(?), tapi Haechan memang menggemaskan, Sungchan akui itu.

Lalu ketika Haechan kembali, lelaki manis itu membawa satu mangkuk besar kosong, niatnya untuk wadah snack sih agar mudah diambil.

"Kalo capek istirahat, tugas bisa kerjain nanti. Lo baru sembuh," ucap Sungchan. Si manis hanya mengangguk-angguk sembari membuka snack yang dia sukai kemudian dimasukkannya kedalam mangkok. Sungchan punya ide,

"Mau nonton?" tawar Sungchan. Haechan nampak berfikir, kemudian ia mengangguk kecil,

"Asik...kayak kencan dong nonton film bareng," pekik Haechan dalam hati. Sungchan terlihat memilih film, televisi di apartemen Haechan berlangganan, jadi dia bisa memilih film apa yang ingin ditonton.

"Kemaren gue liat banyak yang nonton ini, katanya booming lagi sih," Sungchan memilih film thriller, judulnya Sweet Home. Haechan sudah menonton beberapa cuplikan sih, tapi belum sempat menonton full-nya, jadi Haechan penasaran. Haechan mengambil duduk disamping Sungchan setelah ia mengambil cola dari dalam kulkas,

Film sudah dimulai, tak ada dari mereka yang berbicara. Kalau ia menonton dengan Renjun atau Dongpyo, sudah dipastikan kalau mereka berdua akan mengoceh sepanjang film berjalan untuk mengomentari setiap adegan, setiap dialog, atau bahkan pakaian yang digunakan si pemain. Tapi jika menonton dengan keadaan hening dan hanya suara TV yang menghiasi pendengaran Haechan, apalagi dia hanya bersama Sungchan. Astaga! Jantung Haechan mulai berdebar ketika memikirkan fakta itu!

Dia sedang menonton dengan Sungchan, berdua! Ingat! Berdua!

Walaupun tidak di bioskop, tapi kan sama saja!

"Kalo takut sama zombie-nya ngumpet aja nggak papa," ucap Sungchan. Mendengar itu Haechan hanya mengangguk pelan, padahal Sungchan juga tak akan melihatnya mengangguk karena fokus dengan film.

BENTALA (LEE DONGHYUCK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang