Astadasa

746 147 22
                                    

'Gue nggak papa, gue pasti bisa'

Jika sebelumnya kata-kata itu mampu menghibur Haechan, sepertinya tidak untuk kali ini. Mantra itu tak lagi bekerja untuknya,

Haechan jelas tidak baik-baik saja, menatap nisan sang adik dengan nama Lee Dongpyo disana semakin membuat Haechan tak bisa memaafkan dirinya sendiri tat kala membaca pesan terakhir sang adik yang dia temukan di dalam buku diary Dongpyo.


Untuk Bang Echan, dari Dongpyo yang paling imut

Abang, sadar atau enggak Pyo udah siap buat kembali ke Tuhan. Pyo nggak sanggup buat ngadepin dunia, dan waktu Pyo di bully waktu itu buat Pyo sadar kalo Pyo nggak sekuat Abang.

Bang, Pyo nggak pernah minta apa-apa ke Tuhan selain buat jagain Abang. Pyo nggak suka Abang nyakitin diri sendiri, Pyo mau yang terbaik buat Abang selayaknya Abang mau yang terbaik buat Pyo.

Pyo sadar, nggak seharusnya Pyo lahir, harusnya Bunda nggak ngelahirin anak penyakitan kayak Pyo. Tapi walaupun begitu, Pyo bersyukur karna bisa ngerasain kasih sayang Abang.

Satu-satunya hal yang Pyo syukuri cuma satu, keberadaan Abang yang selalu ada buat Pyo.

Maaf Pyo nggak bisa ngomong secara langsung, maaf Pyo nggak minum obat dan pergi kemo. Pyo nggak mau jadi beban Abang lagi,

Malam itu, Pyo denger Ayah marahin Abang...tapi Pyo nggak bisa ngelakuin apa-apa buat Abang, maaf ya Abang. Dan semoga dengan begini Abang nggak nambah beban lagi, Pyo nggak nyalahin Abang dan Pyo harap Abang nggak nyalahin diri sendiri. Ini keputusan Pyo,

Terimakasih atas 15 tahun kenangan indah yang Abang kasih ke Pyo,

Terimakasih karena telah menjadi pengganti Ayah dan Bunda. Pyo sayang sama Abang



"Chan, pulang yok. Mau ujan," ucap Renjun, ini sudah lebih dari empat jam Haechan masih berdiam diri disamping makam Dongpyo dan tak mau beranjak barang sedikitpun.

"Yah...bahkan disaat terakhir Dongpyo, Ayah cuma kirim ucapan bela sungkawa?" batin Haechan. Ia mengusap air mata yang tanpa sadar mengalir di pipinya, ia kemudian menatap Renjun dan tersenyum lalu mengangguk setuju dengan ajakan sang sahabat untuk pulang.

Begitu sampai di apartemen, Renjun awalnya menawarkan untuk menginap dan menemani Haechan, takut jika sahabatnya melakukan sesuatu yang diluar dugaan. Tapi Haechan menolak dan bilang jika dia ingin sendiri, bahkan Sungchan tak di izinkannya. Semua orang menyerah untuk membujuk Haechan, dan pada akhirnya Haechan meneruskan kesedihannya di kamar sang adik.

Jangan bilang Haechan terlalu bawa perasaan karena ditinggal oleh sang adik hingga menatap satu-persatu barang milik Dongpyo yang ada di kamar. Kalian tidak ada di posisi Haechan sekarang, ia bahkan tak bisa sedetikpun menghentikan wajah sang adik muncul di kepalanya dengan senyum lebar. Setetes air mata keluar membasahi pipinya, namun dengan cepat Haechan menghapus air mata itu. Lebih baik Haechan mandi untuk mendinginkan tubuh dan pikirannya.


Jam menunjukkan pukul lima sore ketika Haechan telah selesai merenung di dalam kamar mandi, setelah memakai piyamanya, Haechan berdiri di depan cermin untuk mematri penampilannya. Namun baru saja beberapa detik berlalu Haechan berhenti merapikan rambutnya dan menatap netranya sendiri di cermin itu.

BENTALA (LEE DONGHYUCK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang