Vimsati

802 156 18
                                    

Hari ini Haechan akan membeli printer, Sungchan tak bisa menemaninya karena banyak paket yang harus dia kirim hari ini. Tak usah bertanya bagaimana keadaan Sungchan setelah kejadian itu, ia bahkan tak ingin menemui Taeyong maupun Jaehyun.

Haechan sudah mengajak Jaemin, dan pemuda itu bilang kalau sudah dalam perjalanan, sedangkan Renjun ia sedang berlibur bersama dengan keluarganya. Sebenarnya hari ini juga pengumuman hasil ujian mereka, apakah mereka bisa masuk ke Universitas yang mereka inginkan.

"Haechan!" seruan itu membuat Haechan yang tadinya fokus menatap jalanan kini mencari sumber suara, disana dia menemukan sosok Jaemin dengan motor ninja hitamnya, hadiah dari Jaehyun katanya. Dengan jaket kulit warna hitam dan celana jeans hitam, ah, Jaemin terlihat lebih tampan dari biasanya. Haechan berlari kecil menghampiri Jaemin, kemudian menerima helm yang diberikan oleh Jaemin. Pemuda manis itu naik ke atas motor dengan bantuan uluran tangan Jaemin,

"Udah?" tanya Jaemin yang dibalas anggukan oleh Haechan, motor hitam itu melaju meninggalkan area gedung menuju ke toko elektronik.

Begitu sampai disana Jaemin yang memilihkan mana yang bagus, karna Jaemin yang paling mengerti sedangkan Haechan hanya kaum yang hanya tahu cara menggunakannya.

"Chan, gue ke toilet bentar ya," ucap Jaemin ketika mereka sudah selesai memilih printer dan Haechan tengah membayar. Si manis hanya mengangguk,

"Ini dek struknya, barangnya diantar kurir nanti sore ya dek," mendengar itu Haechan hanya mengangguk, kemudian setelah itu Haechan memilih untuk melihat-lihat barang yang lain sembari menunggu Jaemin.

"Eh, lo lagi," suara itu kembali mengagetkan Haechan, saat ia menoleh dia menemukan sosok yang dia temui di danau waktu itu. Walupun hanya sebentar tapi wajah sosok itu tak mudah dilupakan, apalagi Haechan tak punya banyak teman pun. Haechan tersenyum menanggapinya,

"Pacar lo kemana? Kok sendirian lagi?" tanyanya, Haechan mengetik sesuatu di ponselnya,

"Sama temen kok, lagi ke kamar mandi dianya," sosok itu mengangguk mengerti,

"Lo bisu ya?" tanyanya tanpa memikirkan perasaan Haechan, tapi Haechan tak apa. Haechan mengangguk,

"Gue Jeno, lo?" tanya pemuda yang akhirnya Haechan tahu siapa namanya,

"Haechan," ketiknya pada notes di ponselnya,

"Mau ke cafe depan sekalian nungguin temen lo? Gue bayar dulu tapi," ucap Jeno, Haechan hanya mengangguk. Sungguh langka sekali manusia semacam Jeno yang langsung to the point dan tanpa basa-basi.

Ting!

Ponsel Haechan berbunyi tanda notifikasi pesan, rupanya dari Jaemin.



Nana:

Chan, sori ya, sori banget, lo pulang naik bus atau taksi ya? Bunda gue masuk rumah sakit



"Eh? Kenapa??" mata Haechan sedikit membulat setelah membaca berita itu, lantas bertanya kenapa bisa Bunda Jaemin masuk ke rumah sakit, ia tak masalah tentang Jaemin yang meninggalkannya begitu saja, lebih penting Ibunda daripada dirinya. Jaemin pasti panik tadi.

Jaemin belum menjawab pesan, Haechan maklum saja.

"Yok," dan Jeno sudah berada disampingnya, mengajaknya keluar dari toko elektronik menuju ke cafe di sebrang toko.

"Mau pesen apa lo?" tanya Jeno begitu mereka sudah sampai di cafe dan berdiri di depan meja pesan, Haechan menatap buku menu di depannya, kemudian menunjuk satu menu dengan senyum sembari menatap Jeno.

BENTALA (LEE DONGHYUCK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang