Saptadasa

738 151 25
                                    

Jaehyun mengetuk pintu apartemen Sungchan beberapa kali, belum ada sahutan juga, tapi Jaehyun memaklumi karena Haechan bilang anaknya itu tengah sakit. Baru ketika ketukan ke sembilan pintu dari besi itu terbuka dan menampakkan sosok Sungchan.

"Kenapa Bang?" tanya Sungchan,

"Nggak disuruh masuk dulu?" tanya Jaehyun balik. Lantas Sungchan mempersilahkan Jaehyun untuk masuk,

"Sori kalo nggak gede," ucap Sungchan. Setelah Jaehyun menutup pintu, ia berjalan mengikuti Sungchan,

"Ada perlu apa Bang?" tanya Sungchan. Jaehyun meletakkan paperbag berisi makanan yang dia bawa,

"Jenguk kamu sama ada yang mau Abang omongin," jawab Jaehyun. Sungchan hanya menganggukkan kepala, pusing lebih mendom inasi kepalanya sekarang hingga ia tidak mau berfikir tentang darimana Jaehyun tahu kalau dia sedang sakit. Pria 30 tahunan itu lantas mengeluarkan kotak bekal yang dibawanya,

"Makan dulu, udah gue masakin nih," ucap Jaehyun. Mulanya Sungchan ingin merebahkan diri saja di atas kasur kecil miliknya, tapi tak enak juga jika menolak Jaehyun yang sudah jauh-jauh membawakannya makanan. Sungchan akhirnya duduk, kemudian mulai mneyantap makanan rumahan yang dibawakan untuknya.

Netra Jaehyun hanya menatap setiap pergerakan yang Sungchan lakukan, menatap wajah sang anak yang selama ini dia telantarkan, bahkan Jaehyun membuat Taeyong hampir membunuhnya. Ada rasa sesak yang hinggap di dada Jaehyun mengingat semua itu,

Kalau saja Jaehyun tetap mempertahankan Taeyong dan Sungchan kala itu, mungkin mereka akan hidup bersama sekarang.

Kalau saja Jaehyun tidak egois hanya agar karir modelingnya dulu tercapai, mungkin mereka akan hidup dalam balutan rumah sederhana dan Sungchan tak akan merasakan kejamnya dunia.

"Liatin gue nya biasa aja kali Bang," ucapan Sungchan membuat Jaehyun terkekeh,

"Chan,"

"Hm,"

"Maafin Abang," ucap Jaehyun tiba-tiba, membuat Sungchan yang tadinya fokus makan kini beralih pandang menatap Jaehyun,

"Nggak salah apa-apa, gausah minta maaf," hati Jaehyun mencelos mendengar jawaban dari Sungchan, anak itu belum tahu apa-apa tentang dirinya yang bahkan menelantarkannya selama 18 tahun. Jaehyun kira dia akan mudah berkata bahwa dia adalah Ayah kandungnya, tapi ternyata tidak semudah itu, rasanya semua kata-kata yang sudah Jaehyun susun sedemikian rupa gugur begitu saja saat melihat Sungchan. Hatinya belum siap untuk menerima kenyataan yang akan dia hadapi walaupun Jaehyun sudah membayangkan kemungkinan perkataan yang akan keluar dari mulut anaknya. Tapi...tak semudah itu, Jaehyun tetap tidak tega.

"Mungkin lain hari," batin Jaehyun. Ia tersenyum kemudian memperhatikan Sungchan yang tengah mengambil minum.

"Obatnya sekalian, udah gue beliin," Jaehyun menyodorkan kantung plastik kecil yang ada di paper bag, berisi obat dan beberapa vitamin. Sungchan sebenarnya tertegun, Jaehyun begitu baik padanya padahal mereka bisa dibilang orang asing, belum mengenal jauh satu sama lain.

"Makasih," ucap Sungchan sembari menerima obat yang diberikan Jaehyun.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BENTALA (LEE DONGHYUCK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang