🎻 violin ° 01

13.9K 2K 557
                                    

Assalamu'alaikum, ukhti, akhi, ☺
Kita bertemu lagi nih, di dunia oranye 🧡

Akhirnya ya, penantian menunggu tanggal 14 Feb 2021 pun terbayar sudah.

Oh iya, Happy Birthday, bocah kembar rusuh a.k.a Aresh & Rasha 🥳🎂 dan selamat hari kasih sayang untuk kalian semua 🥰❤️

Ngomong-ngomong, sebelum baca, kak Fi mau memberitahu, bahwa kisah Rian & Rasha ini dimulai dari saat Nada & Aresh masih belum dekat, atau istilahnya: flashback. Bisa dimengerti, ya 😉

Oke, dengan total kata : 3k+ words 😱 semoga kalian kenyang 😌 dan,

Oke, dengan total kata : 3k+ words 😱 semoga kalian kenyang 😌 dan,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🎻

Lo punya kelebihan di otak, jadi jangan mau dikalahin sama yang enggak punya otak.

Rasha

🎻

Bunyi lantunan lembut dari permainan biola seorang laki-laki tampan berperawakan tegap, memenuhi seisi ruang kamar bernuansa cokelat beige dengan begitu indah, tepat di pukul tujuh tiga puluh malam ini.

Riano Averon Elbrensa, atau yang kerap disapa Rian itu memejamkan mata, menikmati alunan melodi yang keluar dari gesekan rambut busurnya dengan senar biola, dipertemuan antara jembatan kayu tipis penyangga senar, dan si papan jari.

Terbawa emosi ketika membawakan lagu, tanpa sadar, Rian menekan busurnya terlalu kuat, hingga nada yang keluar pun menjadi melengking, dan bibirnya menghela napas.

"Sialan," desisnya lirih.

"Permainan yang sangat bagus." Suara lembut dari seorang perempuan membuat kepala Rian lantas memutar, hingga kedua maniknya bertemu dengan wajah cantik Jane, sang kakak kandung.

Kesal yang hinggap pun sirna, berganti dengan senyum bahagia. "Sejak kapan Kakak berdiri di situ?"

"Dari kamu mainin intro, sampai ngeluh karena nadanya fals." Jane masuk dan duduk di pinggiran kasur sang adik, tanpa mengubah pandangnya dari wajah tampan itu.

Lamanya Jane menatap, rupanya berhasil membuat Rian yang tengah meletakkan biola di dalam wadah khusus menjadi salah fokus, lengkap dengan tawa kecil yang menguar.

"Kenapa kak Jane lihatin aku segitunya? Apa ada yang salah dari aku?"

Senyum Jane semakin lebar ketika Rian menempatkan diri dan duduk di sampingnya.

Sambil mengusap surai sang adik, Jane bertutur. "Enggak ada yang salah dari kamu, kakak cuman ngerasa kamu cepet banget gedenya. Kayaknya baru kemaren kamu setinggi pundak kakak, sekarang kakak yang justru setinggi pundak kamu."

Violin  • completedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang