7

6 2 2
                                    


"Gila lo beneran kemarin jatuh dibantu sama dia Naf?" ucap Keisya yang terkejut saat mendengarkan cerita Nafa kemarin sore. "Heem"

"Terus-terus lo ngapain aja sama dia?" Naya pun tak kalah antusias.

"Ya gak ngapa-ngapain lah. Pas udah bantu gue berdiri aja dia langsung marah-marah sama gue terus gue ditinggal gitu aja."

"Whatt demi apa lo pegangan tangan sama Devan?" tanya Kia yang awalnya hanya pendengar setia jadi tertarik dengan pembicaraan sahabatnya.

"Demi Mak Jeni nikah sama Pak Udin." Ucap Nafa asal. Ya, pria yang kemarin membantu Nafa adalah Devan orang yang sama yang Nafa bentak waktu antri di toko.

"Gilak Faa lo beruntung banget bisa pegangan tangan sama dia." Ucap Keisya yang sudah mengkhayal jika ia diposisi Nafa waktu itu.

"Iya, mana yang lain cuman bisa nyium parfumnya aja." Ucap Naya dengan wajah yang kesal. "Fiks bau-bau bakal ada yang deket nih." Tambah Keisya.

"Kalian tuh apa-apaan sih, kemarin aja bilangnya jangan deket-deket sama mereka berlima tapi kenapa sekarang jadi dukung gini." Gerutu Nafa.

"Soalnya lo adalah orang pertama yang bisa pegang tangan ketua dari geng Five Fire itu, yaitu Devan." Ucap Keisya dengan percaya dirinya. "Bodoamatlah! Gue mau ke perpustakaan dulu." Nafa pun meninggalkan teman-temannya yang kemungkinan masih berlanjut meng-ghibah-i dia sampai waktu istirahat pertama ini selesai.

Saat akan memasuki perpustakaan Nafa tidak melihat kedepan melainkan melihat ke samping kanan melihat seseorang yang menarik perhatiannya hingga akhirnya Nafa pun tersandung dan jatuh.

"Duhh ada yang gak punya mata nih sampai-sampai jalan aja bisa jatuh." Ucap seseorang yang berada di belakang Nafa, yang kemungkinan membuat Nafa terjatuh karena kakinya yang menghalangi jalannya Naafa.

Nafa pun hanya meringis. "Loh emangnya lo lupa kan emang gak punya mata sampai berani banget deket-deket cowo most wanted disini." Nafa pun langsung berdiri menghadap orang yang membuat dirinya terjatuh.

"Masih mending gue gak punya mata dari pada lo gak punya otak!" bentak Nafa dengan wajah kesalnya.

"Woo biasa aja lu berani banget sama kita. Lo gak tau kita ini siapa?" ucap wanita yang berada di samping wanita yang menghalanginya.

Nafa tak langsung membalas dia masih mengamati wanita yang kurang kerjaan dengan tatapan sinisnya. "Gak tau dan gak mau tau." Ucap Nafa yang langsung meninggalkan mereka bertiga yang terus memanggilnya dengan sebutan "Cewek gak punya mata."

Tujuan Nafa saat ini bukanlah kelas tetapi dia memutuskan untuk ke uks terlebih dahulu karena akibat jatuh tadi lulutnya jadi berdarah dan tangannya juga merah akibat terbentur oleh lantai.

"Gilak ya mereka ngatain gue gak punya mata padahal yang jelas-jelas salah tuh mereka kurang kerjaan banget ngehalangin gue." Gerutu Nafa sambil memberikan obat merah di lututnya. "Mereka pada gak sadar atau gimana sih kalau sebenernya mereka itu gak punya otak." Kesal Nafa lagi yang saat ini sudah mengobati telapak tangnnya dengan salep.

Setelah menyelesaikan semuanya Nafa pun memutuskan untuk kembali ke kelas. Nafa pun melihat lurus kedepan terdengar helaan nafas dari Nafa. "Kenapa mereka harus disitu sih." Gerutu Nafa saat melihat gerombolan lima pria di koridor menuju kelasnya.

Setelah memantapkan dirinya Nafa pun berjalan ke kelasnya dengan melewati lima gerombolan pria didepannya dengan kepala menatap lurus kedepan.

"Van...Van lo mau tau gak cewek yang berani nolak Elo." Ucap Kaffa saat melihat Nafa berjalan kearahnya dengan menyenggol lengan Zevan.

NAFASYA & FIVE BOYSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang