part 5

344 23 0
                                    

My Heart
By. Irwansyah

Di sini kau dan aku
Terbiasa bersama
Menjalani kasih sayang
Bahagia ku denganmu

Pernahkah kau menguntai
Hari paling indah?
Kuukir nama kita berdua
Di sini surga kita

Bila kita mencintai yang lain
Mungkinkah hati ini akan tegar?
Sebisa mungkin tak akan pernah
Sayangku akan hilang

If you love somebody could we be this strong?
I will fight to win, our love will conquer all
Wouldn't risk my love
Even just one night
Our love will stay in my heart
My heart

Pernahkah kau menguntai
Hari paling indah?
Kuukir nama kita berdua
Di sini surga kita

Bila kita mencintai yang lain
Mungkinkah hati ini akan tegar?
Sebisa mungkin tak akan pernah
Sayangku akan hilang

Bila kita mencintai yang lain (Ha-a)
Mungkinkah hati ini akan tegar? (Ha-a)
Sebisa mungkin (Tak akan) tak akan pernah (Sayangku)
Sayangku akan hilang (Sayangku akan hilang)

If you love somebody could we be this strong?
I will fight to win, our love will conquer all
Wouldn't risk my love
Even just one night
Our love will stay in my heart
My heart

Ooh (My heart)
Ooh
My heart

Air mata Nana menetes bersamaan dengan lagu favoritnya dari tiga tahun terakhir ini. Apalagi saat ini, dia berada di rumah orang tua Cio membuat seolah lagu itu menjadi kisah antara dirinya dengan Cio dulu.

Hari ini, Nana memang sengaja mampir ke rumah Lena karena undangan dari wanita itu, dan juga, karena saat ini dia sedang menghindari Saga yang masih berada di rumahnya.

Dua jam berada di kamar Rara, yang dulu sempat menjadi kamar Cio membuatnya menjadi teringat akan semua kenangan yang diberikan laki-laki yang sudah pergi meninggalkannya itu. Tak banyak yang berubah dari kamar itu, bahkan penempatan lemari masih seperti semula.

"Kak Na, dipanggil sama bunda!" Rara berlari sembari setengah berteriak memberitahu Nana yang masih sibuk dengan lamunannya.

Rara adalah adik satu-satunya Cio, dia adalah satu-satunya saudara Cio yang mau menerima kehadiran Nana. Kedua kakak perempuan Rara terlihat begitu membenci Nana, tanpa gadis itu ketahui apa kesalahan yang sudah dia perbuat. Miris memang. Nana selalu dikelilingi oleh orang-orang yang membencinya dan selalu ditinggalkan oleh orang yang disayanginya.

"Bentar kakak ke sana, Ra."

Nana bangkit, mengikuti gadis yang lima tahun lebih muda darinya. Dengan senyum yang tak pernah pudar dari bibirnya dia menemui Lena dan Arya yang sudah menunggu di ruang makan.

"Malam, Mah, Pah," sapa Nana kepada sepasang suami istri yang sudah dia anggap sebagai orang tuanya.

"Malah juga, Sayang. Ayo makan."

Lena segera menyendokkan nasi ke piring Nana, dengan porsi yang cukup banyak. Sudah menjadi tradisi jika Nana ikut makan bersama Lena pasti wanita paruh baya itu yang akan selalu mengambilkan nasi untuknya.

Hening, tak ada percakapan apapun, hingga acara makan selesai.

"Nana bantu mamah cuci piring, ya."

Kak, Aku Kecewa (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang