part 3

407 28 1
                                    

Kanara.

Nama itu terus saja terngiang-ngiang di kepala Dimas. Selama hidupnya ini untuk pertama kalinya dia bertemu dengan gadis seaneh gadis itu. Dari wajahnya, Dimas jelas tahu jika gadis itu bukan lagi gadis remaja. Namun, sikapnya yang labil sangat mirip dengan gadis remaja.

Ponsel Dimas bergetar, memunculkan beberapa notifikasi yang saling bersautan membuat ponsel Dimas terus saja bergetar.

"Miris banget ya gue, malam minggu bukannya dapet notif dari gebetan malah dapet spam chat dari grup."

Pria itu segera membuka roomchat yang memenuhi notifikasinya itu. Tak ada yang spesial hanya berisi pesan-pesan gabut dari temannya.

Tangannya terulur membuka aplikasi Instagram, kedua ibu jarinya dengan lincah menari di atas deretan huruf membuat sebuah nama yang sejak tadi hadir dalam pikirannya.

Sebuah senyum terbit saat melihat sebuah akun dengan poto seorang gadis yang tersenyum ke arah kamera dengan tangannya yang memilin sebuah rambut.

Anda
Follback dong

Tak ada balasan dari akun berusername @kanara.cintya membuatnya sedikit kecewa.

~~~

Nana menatap horor pada layar ponselnya. Sebuah aplikasi berwarna hijau yang selalu dia aktifkan setiap hari kini menjadi aplikasi yang sangat dia jauhi. Bahkan, aplikasi berwarna hijau itu sudah dia uninstall dari dua jam yang lalu.

Drrttt!

Ponselnya kembali bergetar, sebuah pesan dari nomor yang tidak dia kenal muncul di layar ponselnya.

08577*******
Ayok ketemu!
Gue kangen!

Nana bergidik ngeri, membayangkan seorang pria misterius sedang menunggunya di suatu tempat yang sunyi dan sedang bersiap-siap untuk membunuhnya.

"Aku harus kasih tau bang Zii."

Tekadnya sudah bulat, dia harus memberitahu masalah ini kepada kakaknya. Namun sial, hari ini Zico tak ada di kamarnya dan hanya ada satu kemungkinan, pria itu sedang berada di kantor dan jika itu benar maka Zico akan pulang nanti sore.

Nana membuka aplikasi sosial medianya, sebuah pesan muncul di notifikasi aplikasi itu.

@DimasAdinata_

Follback dong

Dah

Nana mendengkus saat tahu bukan Zico yang mengiriminya pesan. Namun, pada detik berikutnya Nana tersenyum senang saat mendapati Zico menelponnya.

"Hallo, Bang Zii."

"Na, kamu gak papa?"

Nana mengigit bibir bawahnya, ternyata ikatan adik kakak itu begitu kuat, meski dulu Zico tidak mau menerimanya tetapi sekarang semuanya sudah berubah, laki-laki itu kini selalu menjadi pahlawan bagi dirinya.

"A-aku dapet-."

Nana bingung apa yang harus dia katakan pada sang kakak, sedangkan di seberang sana Zico sudah menanti-nanti lanjutan ucapan Nana.

Kak, Aku Kecewa (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang