11

442 68 7
                                    

Aku duduk tenang di dalam kompratmen, Kakek dan Melvin tidak bisa mengantar ku pergi oleh karena itu dia mengandalkan Pitta peri rumah kami, untuk mengantar dan membawa barang ku ke Hogwarts Express.
5 menit lagi kereta akan segera berangkat.

Pintu kompratmen terbuka, Harry, Ron dan Hermione langsung menutup pintu dan duduk. Harry menyodorkan dua kotak kepadaku, aku menatap nya bingung

"Hadiah dari Pafoo dan Moony" hadiah? Aku tidak ulang tahun "aku juga tidak mengerti, tiba tiba mereka ingin memberi mu hadiah" aku hanya mengangguk

"Ada masalah Clara?" Hermione menatap ku, aku hanya tersenyum seperti biasa sambil menggeleng pelan.

Entah, saat ini aku hanya tidak ingin terlalu banyak bicara, rasanya seperti kemarin aku sudah terlalu banyak mengeluarkan suaraku. Lagi pula, tenggorkan ku sedang sedikit sakit.

Kereta mulai berjalan, aku mendengar banyak seruan selamat tinggal dari dalam maupun luar. Aku tersenyum menatap jendela, rasanya seperti akan pulang ke rumah. Ah, aku sangat merindukan Hogwarts. Aku membuka sedikit jendela membiarkan hembusan angin menerpa wajah ku.

Ok ini random, tapi tiba tiba aku berpikir, siapa yang akan mengajak ku berdansa? Well, tidak mau menyombong tapi aku cukup populer. Adrian Pucey dari Slyhterin terus menerus mengungkapkan perasaanya kepadaku, tapi aku selalu menolak nya dengan halus. Aku tidak mau nantinya hubungan ku dengan sahabat ku jadi rengang, lagi pula aku juga tidak menyukai nya. Jujur saja aku sedikit tertarik dengan salah satu anak Hufflepuff, dia seorang anggota quidditch aku tidak sengaja mengenal nya saat sedang mengobrol dengan Ernie di kelas Herbologi, yang bodohnya aku tidak ingat siapa namanya.

Sebuah tangan terulur untuk menutup jendela aku berbalik mendapatkan Harry yang sedang menatap ku juga

"Kau baik baik saja?" Aku mengangguk "tapi kau terlihat tidak" sambung Ron

Aku meringis, menggaruk tengkuk ku yang tak gatal "aku.hanya tidak ingin terlalu banyak bicara" ketiganya menatap ku tak percaya, aku mendengus malas dan memilih untuk bersandar pada dada Harry dan mulai memejamkan mata ku. Yang terakhir aku rasakan adalah tangan Harry yang memeluk ku dan protes tak terima dari Ron dan suara tabrakan buku.

***

Beberapa jam setelah nya Hermione membangunkan ku dan mengajak ku untuk ke toilet untuk mengganti seragam, dengan malas dan rasa kantuk yang masih menempel aku berjalan malas malasan. Dengan baiknya Hermione menuntun ku sampai kamar mandi, setelah berganti baju Hermione menyuruh ku untuk mencuci muka, aku menurut setelah cuci muka aku sempat melamun sebentar berusaha mengumpulkan seluruh nyawa ku.

"Oh, halo Hermione Clara" aku menoleh dan melihat Hannah Abott, aku tersenyum dan melambai kepadanya

"Kau sendirian aja Hannah?" Tanya Hermione, ku lihat Hannah mengangguk lalu Hermione menawari Hannah untuk kembali ke Kompratmen bersama

Kami berjalan bersama di lorong kereta Hermione dan Hanna berada di depan ku, aku mengikutinya di belakang dengan rasa kantuk.
Tanpa sadar kami sudah sampai di depan Kompratmen Hannah.

"Hai Hermione, hai Clara" aku menoleh dan melambai ke arah Ernie
Lalu aku melihat seorang lelaki dengan jubah hitam kuning yang tengah menatap ku lekat, aku melotot kaget, seketika nyawa ku berkumpul.

"Hai Davidson" sapanya sambil tersenyum. Aku merasakan panas di sekujur tubuh dan pipi ku, aku seperti orang idiot yang hanya membuka mulut tanpa mengeluarkan suara apapun. Hermione menatap ku bingung lalu memukul bahu ku

"Hai tampan" ucap ku secara spontan, aku melotot kaget lalu menutup mulut ku. Aku lihat dia sedikit terkejut sebelum akhirnya tertawa pelan, Ernie dan Hannah ikut tertawa. Aku yang merasa sangat idiot langsung berlari meninggalkan Hermione yang sepertinya ingin protes.

Aku membuka pintu kompratmen dan langsung duduk di sebelah Harry menutup seluruh wajah ku dengan topi jubah, menutupi wajah ku yang tengah memerah padam. Aku mendegar pintu kompratmen terbuka, itu pasti Mione

"Hai tampan?" Tanya nya, aku masih belum bergerak seinci pun

"Kau menyapa kami?" Tanya Ron, aku semakin menenggelamkan wajahku kedalam jubah.

"Tidak! Tanyakan pada Clara yang menjawab sapaan Smith dengan berbicara 'hai tampan'" jelasnya. Sialan, kenapa dia menceritakannya?!

Aku merasakan sebuah tangan menarik jubah ku, aku mengangkat wajahku dan memandang ketiganya. Demi merlin, ini memalukan..

"Itu spontan.." cicit ku pelan.




****

elysian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang