03. Tonight

244 76 7
                                    

Kini Jiyoon telah menginjakkan kakinya di apartment miliknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kini Jiyoon telah menginjakkan kakinya di apartment miliknya.

Gadis itu melangkah masuk ke lantai atas, lantai dimana kasur dan lemari pakaiannya berada. Bucket bag yang tertuliskan 'Gucci' dia letakkan sembarang di atas kasur . Kemudian Jiyoon juga melepas cardigannya dan menggantung outer tersebut di sebuah stand hanger.

Netranya menatap jam digital diatas nakas, sudah pukul 16.32. Ternyata dia cukup lama membaca buku di akhir pekan ini. Biasanya Jiyoon jarang membaca buku. Namun entah mengapa karena ditemani Jaehyun, Minat membaca Jiyoon seketika menaik. Seperti Jaehyun menularkan impact bagi Jiyoon.

" Sudah lama tidak memasak." gumamnya menatap alat alat dapur yang sudah lama tidak ia gunakan.

Setelah niatnya terkumpul, Jiyoon akhirnya memutuskan untuk memasak makan malam.

Namun, isi lemari pendingin Jiyoon kosong, hanya ada dua botol soju dan sekotak pepero yang Jiyoon belum makan. Saat itu juga Jiyoon melayangkan umpatannya.

Gadis itu kembali menuju lantai atas untuk mengambil cardigan dan dompet abu abunya. Sehabis itu, Jiyoon berjalan keluar dari gedung apartment menuju 7-eleven yang berada tepat di samping gedung Apartment.

Pada saat jam segitu, minimarket sedang sepi. Berhubung sedang akhir pekan, siapa yang ingin pergi ke minimarket saat akhir pekan? Terkecuali bagi Jiyoon tentunya. Jiyoon bukanlah tipe yang senang menghabiskan waktu akhir pekan di cafe ataupun pusat pembelanjaan.

Jiyoon menatap seisi lemari pendingin yang berisi bermacam macam jenis daging. Sembari menu makan malamnya hari ini. Netranya tak sengaja menangkap sekotak penuh daging sirloin sapi.

" bulgogi saat malam bukanlah ide yang buruk."

Tangannya pun bergerak untuk mengambil kotak yang berada di dalam lemari pendingin tadi. Lalu, dia berjalan menuju tempat lain. Untuk mengambil nasi instan dan saus untuk bulgogi nanti malam. Tak lupa dia memasukkan satu set ssam dan satu kaleng soda ke dalam keranjang yang dia bawa.

Setelah membayar semua belanjaannya, Jiyoon berjalan kembali menuju apartment. Jiyoon kini sampai di apartmentnya selama kurang dari lima menit. Karena minimarket yang dia datangi barusan benar benar berada di samping gedung Apartmentnya.

Jiyoon mengeluarkan electric grill yang berukuran sedang dari lemari dapurnya. Lalu meletakkan benda untuk memasak tersebut di atas meja ruang tengah.

Jiyoon tak langsung memasak tentunya, dia harus memanaskan nasi instan di microwave terlebih dahulu. Kurang lebih selama enam menit. Sambil menunggu nasinya selesai, gadis itu mulai memanggang daging yang dia beli tadi.

Sebelum di panggang, Jiyoon masih harus mencampur daging dan saus bulgogi terlebih dahulu.

Satu persatu daging dia masukkan dalam electric grill tadi. Aroma khas dari daging tersebut dan daging yang terlihat juicy itu sangat menggugah selera. Membuat Jiyoon semakin cepat cepat ingin memakannya.

Ting.

Mendengar microwave berbunyi, Jiyoon beranjak dari duduknya dan segera mengambil nasi dari dalam microwave . Makan malamnya untuk malam ini benar benar sederhana, sangat berbeda jauh dengan saat makan malam dengan keluarganya.

Hanya dengan daging dan nasi, tetapi Jiyoon sangat menyukainya. Sangat menyenangkan menjadi diri sendiri.

Beberapa menit ia lalui dengan makan malam ditemani layar televisi yang menyala di hadapannya. Tiba tiba saja terdengar nada dering dari ponsel Jiyoon yang samar samar.

Jiyoon pun bangkit dari duduknya, mengambil ponsel yang dia tinggalkan di dalam kamarnya. Jiyoon berdecak malas sesaat setelah melihat siapa yang menelfonnya.

Dongsaeng is calling...

Dengan malas, Jiyoon mengangkat panggilan dari adik satu satunya. Sembari berjalan kembali menuju ruang tengah dan duduk seperti semula.

" Yeoboseyo, Jiyoon Noona." Ucap seorang lelaki dari sebelah sana.

" kenapa lagi?"

" Eomma menangis karena merindukanmu. Ini sudah empat tahun lebih kau tidak mengunjungi rumah. Aku tahu jika Noona marah, tapi kami tetaplah keluarga Noona. Kami rumah Noona yang sebenarnya. "

Lagi, Jiyoon berdecak mendengar alasan adiknya. Orang tuanya selalu saja mempunyai alasan agar dirinya kembali ke rumah, bisa saja orang tuanya berakting sedang sakit parah padahal tidak. Itu semua hanya untuk dia kembali ke rumah.

" Kalau kalian rumahku, kenapa tidak mengurusku dengan baik? yang mereka pikirkan hanyalah kerja, dan uang! Aku benci itu! Kau sebenarnya juga benci, bukan? Tapi kamu menyukai uang. Sudahlah, aku sedang ingin sendiri."

Belum sempat adiknya untuk membalas, Jiyoon segera menekan tombol merah yang berada di ponselnya. Jiyoon memutuskan sambungan teleponnya dengan adiknya. Seketika itu juga mood Jiyoon mendadak menjadi buruk.

Jiyoon benci segala hal tentang keluarganya.

...

Kringgg...

Dering Alarm ponsel yang berisik itu berhasil membangunkan Jiyoon dari alam mimpinya. Perempuan itu terbangun dengan rambut yang berantakan dan posisi tidur yang berbeda dengan saat dia pergi tidur.

Well, Hari senin yang padat seorang Kim Jiyoon akan dimulai sebentar lagi.

Jiyoon bergegas pergi ke toilet. Mandi, buang air, menyikat gigi, mencuci muka. Semuanya itu Jiyoon lakukan kurang dari lima belas menit. Lagipula, dia akan terlambat bekerja jika terlalu memanjakan dirinya di dalam sana.

Cukup kemeja putih dan mini skirt biru langit untuk hari ini. Toh, nantinya dia hanya akan bekerja dan kuliah. Jiyoon memilih tas ransel mini dengan desain logo merk terkenal di tas tersebut dari sekian banyaknya tas yang dia punya. Jangan lupakan sepatu Sneakers putihnya yang selalu Jiyoon pakai.

Saat berpakaian, kenyamanan nomor satu bagi Jiyoon.

"semangat untuk hari ini, Jiyoon-ah!" Seru Jiyoon menatap dirinya dari pantulan cermin.

Gadis itu pun pergi menuju tempat kerja paruh waktunya menggunakan bus. Dari sekian banyaknya ragam kerja paruh waktu, Jiyoon lebih memilih untuk menjadi barista. Selain menyenangkan, menjadi barista juga bisa menambah wawasan Jiyoon.

Hanya butuh waktu yang sebentar untuk menuju Heaven Cafecafe tempatnya bekerja paruh waktu—dan sebenarnya Jiyoon tidak benar benar harus bekerja paruh waktu. Jika dilihat dari ekonomi keluarganya, Jiyoon bahkan tidak perlu bekerja sedikitpun untuk hidup sampai tua nanti.

Tapi, Kim Jiyoon tetaplah Kim Jiyoon. Jiyoon tak suka yang namanya bergantung hidup ataupun berada di kendali orang lain.

" Kau datang, Kim Jiyoon."

-to be continued-

Hmm, siapa yak?

Sequoia, Jaehyun ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang