16. Full Of Surprises

107 38 3
                                    

Wanita itu—Kim Jiyoon— menatap pantulan dirinya dari cermin. Senyumannya mengembang mengingat hari ini adalah hari terakhirnya bekerja paruh waktu—akhirnya. Jujur saja, dirinya tidak sepenuhnya senang karena dia berhenti bekerja. Karena—mungkin—dia tidak pernah bertemu lagi dengan Jaehyun di café tersebut.

Jiyoon terlihat cocok memakai kaus yang dipadukan dengan plaid mini skirt. Entah mengapa, hatinya memilih untuk casual look hari ini.

Puas melihat tampilannya, Jiyoon melangkah keluar kamar dengan membawa tas selempangnya. Kebetulan Mark menaiki tangga saat Jiyoon berjalan menuruni tangga.

"Where are you going?" Tanya Mark memberhentikan langkahnya. Dapat terlihat jika Mark baru saja berenang, Karena rambutnya sedikit basah dan hanya memakai celana pendek biru lalu handuk putih berada di bahunya . Mark yakin, dirinya akan terlihat dua kali lipat lebih mempesona.

Namun hal itu tidak berlaku bagi Jiyoon, malahan Jiyoon tak menyukai tampilan adikknya yang seperti itu. "Work and maybe meet him." Sahut Jiyoon sambil terus berjalan turun, senyuman wanita itu mengembang sepanjang jalan.

Mark menggeleng kepalanya pelan, heran atas kelakuan kakak perempuannya yang semakin aneh tiap hari.

Tak butuh waktu lama Jiyoon untuk mengeluarkan mobilnya dari garasi rumahnya. Tidak bisa dibilang mobilnya sepenuhnya, sih. Karena, mobil berlambang kuda tersebut dibeli dengan uang kedua orang tuanya namun atas nama Jiyoon.

Jiyoon bersenandung senang, menatap jalanan yang semakin dipenuhi dengan daun kecoklatan yang berguguran. Tak salah jika gadis itu memilih musim gugur sebagai musim kesukaannya. Ia juga semakin leluasa untuk menggerai rambut panjangnya.

Setelah dua puluh menit, dia akhirnya sampai di heaven café. Jiyoon menatap café itu, cukup banyak kenangan yang ada di café tersebut. Mungkin sudah dua tahun dia bekerja paruh waktu di tempat itu. Walaupun niat awalnya untuk bekerja di café itu hanya untuk bersenang senang, tapi tak disangka sangka ia malah menyukai café itu.

Jiyoon memarkirkan mobilnya di parkiran tak jauh dari bangunan café .

"Wah! Itu Kim Jiyoon? Dia cantik persis seperti ibunya."

"Tak kusangka dia memarkirkan mobil milyarannya di parkiran seperti ini!"

"Wangi kekayaannya saja sudah tercium"

Bisikan orang orang yang ia lewati membuat Jiyoon mengernyit bingung. Perasaan tampilannya hari ini tidak terlalu mencolok.

Namun, Jiyoon mengabaikan orang orang tersebut dan memilih untuk berjalan lebih cepat menuju heaven cafe dengan high heels boots hitamnya.

Baru selangkah dia memasuki café tersebut, dia sudah mendapat sambutan yang tak terduga dari ketiga karyawan yang juga bekerja di café tersebut. Namun, yang lebih mengejutkan adalah seorang Lee Naeun—pemilik heaven café— juga hadir dalam pesta kejutan kecil kecilan itu.

"Annyeonghaseyo, sajangnim." Sapa Jiyoon sopan membungkukkan badannya sembilan puluh derajat.

"Tidak perlu sopan seperti itu, Jiyoon-ah." Jiyoon mengangkat alisnya—terkejut. Tak biasa , Naeun berbicara dengan begitu ramah. Tidak seperti biasanya, yang selalu membentak jika ada karyawannya yang membuat masalah sekecil apa pun.

"Kau kan sudah bekerja paruh waktu selama dua tahun, pasti melelahkan, bukan? Karena itu, aku ingin membuat pesta kecil kecilan dan di hari terakhir ini kamu tidak perlu bekerja. " Tambah Naeun tersenyum ke arah Jiyoon.

Tak hanya Jiyoon, ketiga karyawan lainnya juga kebingungan atas sifat Naeun yang berubah drastis.

"Ah.. Begitu rupanya. Tapi, apa aku boleh disini sebentar? Aku ingin pesan Latte Macchiato." Ucap Jiyoon sambil berjalan menuju salah satu kursi.

Sequoia, Jaehyun ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang