09. Tight

168 59 12
                                    

Jiyoon buru buru keluar dari mobil berlogo banteng emas itu dan berlari menuju seberang jalan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jiyoon buru buru keluar dari mobil berlogo banteng emas itu dan berlari menuju seberang jalan. Mark kebingungan tak tahu ingin berbuat apa, terpaksa dia mengikuti kakak perempuannya.

Mark berlari secepat mungkin, dia bahkan tidak memperdulikan mobilnya yang masih menyala. Nafas Mark semakin berderu, pasalnya lari Jiyoon sangat cepat dan jauh. Pikiran negatif mulai bermunculan di kepala Mark, membuat dirinya semakin gencar mencari Jiyoon.

Sampai akhirnya dia menemukan Jiyoon. Sedang bertarung dengan tiga anak SMA, lalu yang membuat Mark bingung adalah ada laki laki berkaca mata hitam yang berada di balik Jiyoon.

"Kalau hanya urusan ponsel jelek, aku bisa menggantikan 10 kali lipat. Jangan sampai menindas orang lain, dong! Dia itu tidak bisa melihat. Beruntung kalian, karena dia tidak akan mengenal dan mendendam dikemudian hari."

Awalnya Mark ingin membantu, tapi jika dilihat lihat, Kakak perempuannya sangat pandai menggunakan teknik beladiri daripada dirinya.

"Kurasa penindasan kalian bertiga pantas diberi pukulan." Titah Jiyoon menatap remeh ketiga anak sma yang meringis kesakitan-terkena tinjuan Jiyoon.

Dan beberapa saat kemudian, Jiyoon mendatanginya dengan senyuman lebar seperti tidak terjadi apa apa.

Mark kagum dan tidak bisa berkata apa apa. Untuk pertama kalinya Jiyoon terlihat sangat hebat di mata Mark. Mark mengacungkan kedua ibu jarinya-sebagai apresiasi untuk Jiyoon.

" Jiyoon-ssi, aku sangat berterima kasih."

" Bukan masalah, Jaehyun-ssi. Lagipula mereka melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan. Anak seusia mereka harus diberikan pelajaran." Ucap Jiyoon menepuk bahu Jaehyun.

Tiba tiba kedua mata Mark terbelalak," Noona dibelakangmu!! " Mark hampir menarik tubuh Jiyoon, namun seorang pria memakai jas menahan pukulan bisbol yang dibawa salah satu siswa tadi. Tampaknya siswa tadi berniat untuk membalas dendam, tapi gagal.

" Pergilah, aku akan mengurusi yang satu ini. " Ucap pria itu dingin.

Jaehyun berperilaku aneh, seperti dirinya mengenali suara pria barusan. " Jiyoon-ssi, ayo pergi." Ajak Jaehyun tergesa gesa.

Jiyoon pun menarik pergelangan tangan Jaehyun dan membawa mereka pergi dari tempat dari. Mark sebenarnya cukup kesal, karena dia hanya berdiri seperti orang bodoh dan tidak tahu apa apa.

Tangan mereka berdua saling menggengam cukup erat, seperti baru bertemu setelah ribuan tahun dan tidak ingin kehilangan.

Dan semua itu terjadi tanpa ada yang menyadari.

" Kurasa kita tidak hanya berdua, apa kau membawa seseorang, Jiyoon-ssi?" Jaehyun melepas tangannya dari Jiyoon dengan canggung. Jaehyun merasa mereka sudah cukup jauh berlari.

"Ah, iya. Aku membawa adikku. Mark, kemarilah!" Seru Jiyoon pada Mark yang sedang melipat tangan di depan dada cukup berjarak darinya. "Kenalkan, ini teman seumuranku, Jung Jaehyun."

Sequoia, Jaehyun ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang