"Sial, sial, sial, sial."
Entah sudah keberapa kalinya pria bermarga Jung itu mengucap kata kata itu. Kedua iris kecoklatannya menatap sendal slop yang bergerak mengikuti langkah kakinya, air matanya berlinang dan sesekali ia mengusap cairan bening tersebut.
Jaehyun berjalan di sepanjang trotoar—setelah kembali dari perusahaan milik Jennie—tanpa menghiraukan hiruk-pikuk jalanan. Wanita yang mungkin sudah tidak layak disebut sebagai kekasihnya itu memenuhi pikirannya.
"Apa yang harus kulakukan, huh? tujuan hidupku sudah tidak ada." Kedua tangannya mengepal dengan kuat, seperti sudah siap meninju seseorang. Dirinya kesal sekesal kesalnya.
Dasar bodoh, dia menyesali perbuatannya barusan. Dia berfikir, apa yang terjadi jika dirinya tak mengaku. Jaehyun masih belum bisa mendapatkan jawabannya, namun yang pasti hidupnya akan selalu diselimuti rasa bersalah. Katakan saja Jaehyun itu egois.
Kakinya berhenti melangkah, menatap Sungai Han yang tercetak dengan indahnya di depan matanya. Jaehyun tak sadar, dia sudah berjalan cukup jauh dan sampai di sebuah jembatan yang melintangi Sungai Han.
Ia menghirup udara yang bercampur dengan debu asap kendaraan, sontak terbatuk setelahnya.
"Jiyoon-ah...," lirihnya menatap khalayak orang yang sedang piknik di pinggir sungai. Lagi lagi teringat atas wanita yang telah membuatnya menjadi seperti ini.
"Kau juga mau bunuh diri?" tiba tiba saja, seorang pria kurus berdiri di sisi Jaehyun sembari menyesap gulungan nikotin lalu mengeluarkan gumpalan asap dari mulutnya.
Jaehyun mengernyitkan dahinya bingung, apa apaan pria itu, kalimat itu yang pertama kali terlintas oleh benaknya. "Apa maksudmu?"
"Depresi. Aku mengalami hal itu tiap hari, selalu saja ada bisikan di telingaku untuk mengakhiri hidupku, kemarin aku di pecat dan adikku meninggal. Kau tahu? Aku sangat ingin melompati pagar pembatas ini." gumam siswa laki laki itu—terlihat dari seragam SMA yang dikenakannya.
"Siapa namamu?" tanya Jaehyun, mengalihkan pandangannya kembali menatap hamparan air Sungai Han.
"Do Minjae. Omong omong, kamu belum menjawab pertanyaanku. Apa kau juga ingin bunuh diri? Kalau iya—"
Dengan cepat Jaehyun menyela ucapan Minjae. "Tidak. Kesialan itu berada di mana mana. Bahkan, kerikil yang diam pun bisa ditendang begitu saja. Apakah kamu tahu se-sial apa diriku?"
Minjae menggeleng, menoleh wajahnya dan menatap Jaehyun dari bawah ke atas. "Baju dan sendalmu saja merupakan brand terkenal. Biar kutebak, kamu adalah orang kaya muda yang sedang bersantai?"
"Salah besar. Kamu ternyata tipe orang yang memandang bulu, ya? Tidak apa. Tapi, aku hanyalah anak seorang pembunuh miskin yang pernah menjadi orang buta. Aku baru pertama kali melihat sungai ini."
Ucapan Jaehyun membuat Minjae terdiam, namun dia tidak mengekspresikannya. Pria remaja itu memilih untuk kembali menghisap rokoknya, kemudian mengeluarkan gumpalan asap lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sequoia, Jaehyun ✓
أدب الهواة❝ I'm sorry I'm blind. ❞ (n.) Sequoia means something beautiful. Dia bernama Jung Jaehyun, pria dengan seribu kelebihan namun yang terpandang hanyalah satu kelemahannya. Kebutaan menjadi salah satu satunya lubang hitam dalam kehidupannya. Bertemu S...