PART 21

73 20 0
                                    

Pagi ini Ana tengah bersiap-siap untuk keluar bersama Jino seperti yang mereka rencanakan kemarin.

Ana pun turun kebawah untuk sarapan pagi dan juga berpamitan kepada orang rumah.

"Loh" Jalan Ana terhenti dipenghujung tangga melihat lelaki gagah yang kembali menempati kursi yang biasa ditempati.

"Ayah udah pulang?" Suara Ana membuat mereka melihat ke arah Ana berada.

"Iya sayang, tadi malam Ayah pulang kamu sudah tidur" Kata Ayah.

Ana berjalan mendekati meja makan dan memeluk sang Ayah. " Udah berapa lama nggak ketemu, lama banget sih kerjanya, yah."

"Maaf ya, ini kan demi keluarga juga" jawab Ayah.

"Kamu mau kemana Ana kok nggak pake seragam emang nggak sekolah?" Pertanyaan bunda membuat Ana melepas pelukannya ke sang Ayah.

"Hari ini libur, bund dari sekolah. Oh iya Ana juga mau izin nemenin Kak Jino beli perlengkapan buat berangkat ke Jerman."

"Loh Jino kuliah diluar? Dimana?" Pertanyaan ayah juga mewakili raut wajah bunda yang juga bingung.

"Iya, di Jerman tepatnya di Berlin" jawab Ana.

"Bakal ldr dong" Suara Glen yang sedang berjalan menuruni tangga membuat mereka menoleh ke arah Glen.

"Iya. Nabung rindu." Kata Ana sambil tertawa.

"Nanti nangis-nangis pasti kalau udah berangkat," seru Glen.

Ucapan glen membuat Ana menghela napas. Ini aja pengen nangis kenapa sesaknya baru kerasa sekarang sih

"Jino kuliah diluar juga demi menuntut ilmu, demi masa depan dia nanti juga, kalau memang jodoh, kamu pasti seneng Jino sukses." Kata Bunda Karin.

Ana sedikit tenang. Ia menyetujui yang Bunda katakan. "Bunda bener, berarti Ana nggak boleh egois dong sama keputusan Kak Jino,"

"Iya dong. Bunda dulu pernah ldr sama Ayah. 5 tahun kita nggak ketemu. Tapi masih di Indonesia sih. Kabar-kabarannya ya kirim surat gitu,"  kata Bunda Karin. Ana tertarik mendengarnya.

"Pernah putus nggak atau berantem?" tanya Ana.

"Umm... kayanya nggak ada putus deh. Kita cuma berantem nggak ada kirim-kirim surat lagi tapi nggak lama balik lagi, baikan lagi. Ya itu sebagai bumbu-bumbu kisah asmara Ayah sama Bunda juga."

"Kalau Ayah pernah tergoda sama perempuan lain disana nggak?" Ana bertanya kepada sang Ayah.

"Pernah, dulu ada perempuan cantik banget mungkin kalau Ayah belum punya kekasih, Ayah bakal deketin dia tapi kan Ayah ada Bunda jadi Ayah lupain aja. Ayah lebih memilih seseorang yang ada disamping Ayah dari nol bukan malah cari yang baru." Jawab Ayah Indro.

Ana tersenyum mendengarnya. Semoga kak jino juga seperti ayah. Ana berharap.

"Harus dicontoh nih Ayah" Kata Glen.

"Cari perempuannya dulu" Kata Bunda.

"Ini juga lagi nyari, bun. Cuma belum ketemu yang pas." Jawab Glen.

"Jodohin aja, bun." Celetuk Ana.

Glen melotot, "Nggakn, bun. Besok Glen bakal cari pacar,  beneran, bun."  Kata glen dengan wajah paniknya. Ana dan Bunda tertawa melihatnya.

"Kebetulan temen Ayah ada yang punya anak perempuan,mau nggak?" Kata Ayah dengan wajah seriusnya padahal beliau hanya ingin menggoda anak laki-lakinya ini.

"Ayah..."

"Iya iya bercanda, terserah kamu Ayah mah. Ayah juga nggak tahu perempuan kriteria kamu." Kata Ayah sambil tertawa diikuti oleh Ana dan juga Bunda.

ANASTORY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang