PART 22

166 24 2
                                    

Mereka sudah berada di bandara menunggu keberangkatan Jino. Di sini juga sudah ada Orang Tua Jino dan Kakak perempuannya. Ana juga sudah berkenalan dengan Papa Jino ternyata orangnya cukup menyenangkan seperti Jino.

"Pa, ma Jino pamit ya mau menuntut ilmu, ngejar cita-cita Jino buat masa depan." Kata Jino sambil menggenggam tangan kedua Orang Tuanya.

"Iya sayang, jaga kesehatan, jaga diri disana ya."Pesan Mama Dela Dan diangguki oleh Jino.

"Papa cuma pesen jaga hati kamu disana untuk Ana, Jino. Di sini ada hati kamu yang dijaga Ana."  Ucapan papa jino mengarah pada hubungan Jino dan Ana.

"Kalau itu siap, pa." Jawab Jino membuat Ana sedikit malu. Jino pun memeluk Mama dan Papanya sebentar.

"Ekhem."  Deheman dari seorang perempuan.

"Eh ada Kak Santi ya, lupa. Gue berangkat ya, kak. Jangan kangen." Kata Jino menaik turunkan alisnya.

"Jaga kesehatan, jaga diri baik-baik di sana ya, no. Gue cuma bisa doain dari jauh." Kata Santi. Rasa sayang sangat terlihat dari cara bicaranya.

"Iya,kak. Makasih selama ini udah bimbing gue, selalu dukung gue. Gue bakal kangen lo di sana." Kata Jino. Santi memeluk Jino dengan erat.

Sedangkan Ana berusaha menahan air mata sekuat tenaga, ia tidak mau kalau sampai memberatkan Jino untuk berangkat.

Kini pandangan Jino tertuju pada seorang gadis yang sudah setahun lebih menjadi hubungan dengannya. Gadis yang sangat Jino sayangi. Gadis yang sudah berhasil menarik perhatian Jino dengan sifatnya dan juga perilakunya.
       
"Sayang, aku berangkat ya." Jino berucap dengan nada sedikit bergetar mendekati Ana.
       
Ana tersenyum, "Iya, jaga diri baik-baik disana ya." Namun, matanya berkaca-kaca melihat mata Jino juga berkaca-kaca.

Jino menghela napas menguatkan dirinya untuk tidak menangis di depan gadis yang sangat ia cintai ini.
       
"Kamu jaga diri kamu disini baik-baik ya, jaga makanannya,jangan makan pedas-pedas, minumannya juga dijaga, jangan suka begadang."
       
"Makasih pesannya, kamu juga, aku akan selalu doain kamu disini." Kata Ana.
        
Jino menarik Ana kepelukannya tanpa Jino dan mereka sadari satu tetes air mata keluar dari mata Ana. Namun, dengan cepat Ana menghampusnya di hoodie Jino.
        
"Aku sayang kamu Ana."  Jino berbisik ditelinga Ana. Ana mempererat pelukannya. Orang tua Jino dan juga Kakak perempuannya melihat kemesraan Jino dan juga Ana, mereka tampak tersenyum haru. Mereka bisa melihat ketulusan dari keduanya apalagi Kakak perempuan Jino yang mulai pertama sudah mendukung hubungan mereka, ia sangat senang.
         
Suara panggilan dari pihak bandara untuk keberangkatan pesawat Jino membuat Jino melepaskan pelukannya ke Ana.
         
Jino memegang bahu Ana. "Aku berangkat ya." Jino tersenyum.
         
Ana tersenyum. "Sampai jumpa lagi kesayangan, kita bertemu lagi 2 tahun kedepan." Suara Ana bergetar.
         
"Sampai jumpa kembali 2 tahun kedepan sayang."Kata Jino dengan senyumnya.
         
"Ma, pa, kak. Jino berangkat. Assalamualaikum."
         
Jino pun mulai berjalan mendekati tempat yang sudah ditujukan oleh pihak bandara. Namun, langkah Jino terhenti sebentar untuk melihat ke arah belakang.
         
Jino tersenyum melihat orang yang dicintainya, Ana. Tolong jaga dia Tuhan.
         
"Jino udah masuk. Yuk sekarang kita pulang." Ajak Mama Dela.

"Yuk, na." Santu merangkul bahu Ana.

Kini Ana tengah berada di kamarnya, ia mengeluarkan semua air mata yang ia tahan sejak tadi. Walaupun tadi Bunda sempat kawatir karena ia datang dengan muka merah akibat menangis.
         
Air mata yang sejak tadi Ana tahan kini sudah mengalir deras di pipinya, sejujurnya Ana tidak rela kalau harus jauh dari Jino. Tapi ini antara cinta dan cita-cita dan Ana harus mengalah demi cita-cita Jino, seseorang yang kini sudah menjadi prioritasnya. Seseorang yang ia sangat cintai saat ini.

Ana membuka laptop berwarna hitam, ia menuliskan curahan hatinya saat ini lewat sebuah kata-kata. Ana mencoba menenangkan dirinya yang sadari tadi rasa sesak selalu muncul. Air mata Ana tidak bisa berhenti ia merasa kehilangan seseorang yang sangat ia cintai untuk kedua kalinya. Ia mencoba mengingat kenangan pertama saat bertemu dengan Raka dan juga Jino. Dua laki-laki yang sangat Ana cintai. Ana menuliskan kembali kisah ia bertemu dengan dua lelaki ini. Semoga kisah cintaku saat ini berakhir manis. Harapan Ana.
Duduk disalah satu kursi yang berada di balkon kamarnya, mengarah pada pemandangan langit yang sangat indah dihiasi bintang-bintang. Ia mulai mengetik.....

Anastory

           Kamu. Untuk kamu dan selalu untuk kamu. Raka, sahabat kecilku, cinta pertamaku, super heroku dan orang yang sangat sayang padaku. Apa kabar disana? Semoga kamu sudah bertemu dengan bidadari-bidadari cantik disana, ka. Terima kasih, karena terkadang kamu muncul dimimpiku. Ka, aku rindu, nanti aku kirim rindu lewat doa ya. Oh iya ka, ucapan kamu waktu itu ternyata terjadi, tuhan kirimkan Kak Jino untukku, dia sangat mencintaiku ka, dia baik, dia selalu memprioritaskanku seperti kamu dulu. Aku bersyukur mengenal kamu, ka. Aku bersyukur bisa mencintai orang seperti kamu. Terima kasih untuk waktu yang sudah kamu berikan untukku walau hanya sebentar. Aku akan selalu mencintaimu dan akan selalu mencintaimu.
           Jino Pramastya. Tepat pukul 10 kamu terbang menuntut ilmu dinegeri orang. Aku disini baik-baik saja, hanya saja ada rasa sesak dihati ini melihat kamu pergi meninggalkanku demi mencapai cita-cita kamu.
          Kalau boleh aku egois, aku akan tahan kamu pergi, aku bakal nangis kenceng, karena kamu bakal pergi. Tapi aku tidak melakukan itu semua, aku buang rasa egois aku ke kamu, karena aku takut itu semua cuma memberatkan kamu untuk melangkah maju mencari masa depan kamu. Perlu kamu tahu, aku banyak berterima kasih kepada kamu, aku bersyukur punya kamu, aku bersyukur bisa kenal kamu dan aku bersyukur jadi kekasih kamu. Kamu berhasil membawaku terbang mengenal cinta. Aku semakin mencintaimu, karena kamu menyukaiku apa adanya, bukan karena hal lain. Setahun bukan waktu yang panjang. Tapi nyatanya aku benar-benar merasakan semua hal yang begitu panjang, mungkin ini memang benar. Tuhan mengirimkan kamu untukku, untuk menemaniku, untuk menyembuhkan duka dihatiku. Kamu memang bukan cinta pertama ku. Tapi kamu berhasil membuat aku bisa mencintaimu. Terima kasih untuk waktu setahun ini kamu sudah menjadi kekasih yang terbaik.       

                   Terima kasih raka dan jino♡

Selesai

ANASTORY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang