Epilog

2K 115 18
                                    

Hanya sebuah figura kecil bergambar kakak beradik ini yang masih tersisa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hanya sebuah figura kecil bergambar kakak beradik ini yang masih tersisa. Kenangan yang indah sebelum semuanya nampak jelas. Sebelum aku melihat secara nyata indahnya dunia. Bersama dengan itu, kelamnya dunia ikut serta menyambut mata dan hatiku.

Impian yang dulu selalu aku nantikan. Sebuah penglihatan seperti yang mereka miliki. Impian yang besar, bagiku. Namun bukan bagi orang lain. Aku yang tak memiliki mata, bolehkah memimpikan ingin menatap kakak kandungku sendiri? Bagi kalian, kalian sangat mudah menatap kakak kalian sendiri, orang tua kalian dan orang-orang yang sangat kalian sayangi. Tetapi bagiku, impian itu tak akan pernah terwujud. Meski aku sudah memiliki mata, aku tak akan dapat melihat hyung tersayangku lagi. Hyung yang selama ini menjadi mata duniaku.

Hyungku yang amat sangat aku sayangi. Pergi jauh meninggalkanku. Aku tak pernah sedetikpun menatap indahnya wajahnya. Aku tak pernah melihatnya walau dalam mimpi. Hanya satu buah figura ini yang masih kupunya. Yang memberikan satu gambaran utuh tentang paras Hyungku yang sangat menawan. Senyum kotak yang menggemaskan. Dan manik indahnya yang melengkung disaat ia tersenyum lebar.

Aku masih ingat, lima tahun yang lalu kami pergi ke sebuah studio foto. Awalnya kami tak sengaja melintas didepannya, tetapi Hyungku tiba-tiba menginginkan kami untuk masuk kedalam. Aku hanya manggut-manggut saja, tanpa aku ketahui silau putih mengkilap telah menjepret tepat didepan mataku yang gelap.

Hyung ku mengatakan ini adalah sebuah sesi foto bersama. Wah, aku jadi ingin bisa melihat hasilnya. Hyung ku mengatakan jika hasilnya akan aku lihat saat aku sudah memiliki mata. Hyung ku sudah bertekad akan memberikanku kesempatan untuk bisa melihat dunia dan seisinya. Dan tentu hal itu terwujud sekarang.

Empat tahun yang lalu aku mendapat donor kornea. Dan empat tahun yang lalu pula hyungku pergi meninggalkanku. Masa itulah masa-masa tersulitku. Aku tak bisa menerimanya dan aku selalu menangis disetiap detik kehidupanku. Hidupku semakin berat. Penderitaan semakin ku rasakan menghimpit dadaku. Tak ada lagi semangat hidup. Dia, orang yang menjadi semangatku telah pergi untuk selamanya tanpa memberikan izin untuk aku sejenak melihatnya.

Sunggingan bibirku mulai membelah kedua pipiku. Bagaimanapun aku harus tetap bersyukur untuk bisa melanjutkan hidup. Masih ada paman, bibi, dan kedua sepupuku yang selalu menemaniku dan memberikan rasa aman padaku. Mereka yang selalu mengingatkanku saat aku hampir putus asa. Mereka mau mengambil sebagian penderitaan milikku sehingga kami dapat saling merasakan beban hidup kami bersama.

Dan setidaknya, aku masih bisa melihat rupa Taehyung hyung. Walau dalam sebuah bingkai foto.

"Taehyung hyung adalah hyungku satu-satunya yang sangat aku cintai. Lahir di Daegu tanggal tiga puluh desember tahun seribu sembilan ratus sembilan puluh lima, memiliki wajah yang panjang, tubuh kurus, pipi tirus, rambut hitam kecoklatan, mata elang, senyum kotak dan sangat mirip dengan wajah ayah." kedua sudut bibirku melebar. Membentuk senyum manis yang sangat lebar. Perlahan tangan mungilku aku ulurkan membelai wajah kakak. "Dan kini aku telah melihat wajahmu yang sesungguhnya. Kau sama sekali tidak berbohong padaku."

My Eyes is YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang