17

1.1K 107 13
                                    

Namjoon dan Jimin sudah berada di rumah sakit. Mereka tengah menunggu didepan ruang operasi dengan penuh kecemasan.

Dari ujung koridor, terlihat Bibi Kim, Yugyeom, Taeji, dan Jungkook berlarian menghampiri mereka. Jungkook yang duduk di kursi roda sudah menangis.

"Taehyung hyung... Hiks..." Jimin mendekat dan mengelus surai Jungkook sembari menenangkan hatinya.

"Sayang, bagaimana dengan Taehyung?" Tanya bibi Kim segera. Diikuti tatapan penuh harap dari kedua anaknya.

Namjoon tidak bisa menjawab, ia hanya menggeleng kepala dengan raut yang tak bisa dibaca. Bibi Kim memegang kepalanya seraya mondar-mandir tidak jelas. Dia tahu apa yang tengah dipikirkan suaminya.

"Hiks... Taehyung hyung kenapa... Hiks..." Taeji tiba-tiba menangis melihat ekspresi kedua orang tuanya.

Namjoon dan bibi Kim tidak bisa menjawab pertanyaan Taeji dan hanya mengelus surainya dan menyeka air matanya.

Tiga jam sudah mereka menunggu. Kecemasan semakin memuncak. Mengapa waktu yang dihabiskan untuk operasi sangatlah lama. Apa dokter berhasil?

Brak

Pintu berbahan besi itu dibuka paksa dari dalam, memperlihatkan beberapa suster yang keluar dan berlarian.

Namjoon dan yang lainnya hendak bertanya keadaan Taehyung, tapi sepertinya mereka tergesa-gesa dan wajahnya kepanikan. Yang membuat mereka bingung dan juga panik.

Sesaat kemudian kedua suster itu kembali dengan membawa beberapa kantung transparan berisi cairan merah pekat. Mereka masuk kembali dan menutup pintu segera.

Didalam ruang operasi, semua tenaga medis tengah berjuang menyelamatkan Taehyung. Pasiennya itu menunjukkan tanda-tanda kedaruratan. Tekanan darahnya menurun drastis dan jantungnya berdetak dengan urak-urakan.

"Cepat transfusikan darahnya sekarang!" Perintah dokter bedah yang sudah panik dengan keadaan Taehyung. Disaat operasi hendak selesai, pasien justru collapse.

Para suster memasang jarum ke lengan Taehyung yang tersambung ke sebuah kantung darah. Bunyi alat pendeteksi jantung masih belum tenang. Hingga bunyi urak-urakan itu berubah nyaring dengan garis lurus melintang.

Piiiiiip

"Pasien henti jantung, dok!"

"DEFIBRILATOR!"

~~~

Namjoon dan yang lainnya masih menunggu dengan ketar-ketir. Mereka khawatir dengan keadaan Taehyung karena ini sudah empat jam lamanya. Apalagi Namjoon dan Jimin yang melihat secara langsung kondisi Taehyung sebelum dibawa kesini. Jimin bahkan mengira dokter akan mengatakan jika Taehyung sudah tak ada mengingat Taehyung tak bernafas sama sekali.

Melihat bagaimana parahnya luka yang Taehyung alami, Jimin ingin segera membalas perbuatan Yoongi dan teman-temannya. Ia marah, geram, dan ingin melakukan hal yang sama terhadap Yoongi dan teman-temannya.

Lampu merah diatas pintu operasi padam, semua yang ada diluar menunggu para dokter dan suster keluar.

Dokter pun keluar masih dengan pakaian steril khas operasi. Ia menurunkan masker hingga terlihat keringat muncul di seluruh wajahnya.

"Bagaimana dokter? Taehyung baik-baik saja kan?" Tanya Namjoon. Dokter itu memasang raut wajah yang tak bisa diartikan. Lelah dan penat.

"Operasinya berhasil. Meski Taehyung sempat collapse  karena tekanan darahnya menurun dan sempat mengalami henti jantung, tapi dia berhasil melaluinya dengan biak."

My Eyes is YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang