06

1.2K 118 4
                                    

Taehyung sibuk membolak-balikkan buku cetaknya. Membaca setiap huruf yang tertoreh disana sembari otaknya mencerna maksud tulisan itu.

Sedang sibuk Taehyung memahami pelajaran yang besok akan diujikan, Jungkook yang terus mendengar bunyi kertas dibolak-balik membalik tubuhnya hingga terbaring menyamping kehadapan Taehyung yang duduk di lantai membelakanginya.

"Hyung..." Sapanya lirih.

"Hmm?" Gumam Taehyung tak bergeming. Ia sibuk membaca dalam hati kata-kata yang tercetak di buku pelajarannya.

"Hyung belum mengantuk?"

Seketika itu Taehyung menguap tanpa suara.

"Ani..." Jawabnya singkat dengan mata nanar penuh air mata mengantuk tapi tetap fokus ke bukunya.

Tak ada sahutan lagi dari Jungkook. Taehyung berbalik melihat sang adik.

"Hyung besok try out pertama, Kook. Jadi hyung harus belajar lebih keras agar bisa mendapat nilai yang maksimal. Wae?" Taehyung menjelaskan.

"Gwenchana. Aku hanya bertanya." Jawabnya datar. Taehyung mengerutkan dahi bingung.

"Oh ya, Kook. Ada beasiswa ke Universitas Seoul, hyung ingin sekali mendapatkannya. Tapi hanya ada satu haksaeng yang beruntung, haksaeng itu harus mendapat peringkat pertama paralel di ujian akhir nanti. Kookie harus doakan hyung supaya bisa meraihnya ne?" Tanya Taehyung sumringah. Tanpa menengok lagi kearah belakang yang mana adiknya sudah lemas dan lesu.

Akhirnya perkataan namja tadi sore benar juga. Kakaknya sedang mengincar beasiswa ke Seoul dan hendak meninggalkannya sendiri dirumah. Terbukti Taehyung begitu giat belajar agar bisa meraihnya. Jadi memang selama ini dia menyusahkan kakaknya. Selama ini Taehyung hyung pasti tertekan dan terbebani karena dirinya.

Taehyung berbalik saat tak mendengar suara adiknya lagi.

"Kook?"

Jungkook tak mendengar. Dia terlihat melamun dengan mata berkaca. Taehyung langsung mendekat, meninggalkan buku-bukunya yang amat banyak ditumpuk dihadapannya.

"Kenapa Kook hm? Mau hyung temani tidur?" Tanyanya lagi sembari tangannya sibuk mengelus surai Jungkook. Jungkook langsung berbalik, membelakangi Taehyung yang mana membuat kakaknya itu bingung sendiri.

"Kook..."

"Hyung aku mengantuk. Belajarlah agar kau bisa mendapat beasiswa itu." Jungkook berucap dengan suara agak bergetar menahan tangis. Tapi sepertinya Taehyung tak menyadari. Ia melanjutkan belajar kembali dibawah sinar lampu belajar.

Dalam hati Jungkook berkata, memang benar dirinya hanya sebagai benalu. Lihatlah Taehyung hyung semangat sekali untuk bisa meraih beasiswa ke Seoul dengan begitu dia tak lagi mengurus dirinya. Sudah pasti dia akan tinggal bersama paman dan bibi.

***

Pagi menjelang, Taehyung bersenandung kecil sembari memasak dan menyiapkan air hangat untuk Jungkook mandi. Air sudah mendidih, ia letakkan di bak mandi dan menyampurnya dengan air dingin.

Jungkook tiba-tiba datang dari arah kamar, sudah membawa handuk mendekati Taehyung yang sibuk di kamar mandi.

Taehyung tersenyum, lantas hendak melucuti pakaian adiknya. Namun terhenti saat tangan Jungkook menepis tangan Taehyung.

"Waeyo? Kau tidak ingin mandi? Apa kau sakit? Kook?" Tanyanya penuh kecemasan.

"Ani, aku ingin mandi sendiri, hyung." Jawabnya datar. Dia berpikir dengan begitu ia tak akan merepotkan kakaknya lagi.

My Eyes is YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang