08

1.3K 122 6
                                    

Nilai try out pertama sudah keluar. Para haksaeng berbondong-bondong membaca pengumuman didepan papan aula.

Reaksi setiap haksaeng berbeda-beda, ada yang senang, sedih, menyesal karena tidak belajar sungguh sungguh, ada juga yang acuh.

Tapi yang lebih mencolok adalah para haksaeng semuanya tertegun dengan nilai yang diraih Taehyung. Sangat mendekati sempurna. Bahkan Min Yoongi anak terpintar mendapat peringkat kedua setelahnya.

Taehyung yang juga ada disana menatap nilainya dalam diam. Para haksaeng di kerumunan itu memandangi Taehyung. Terkagum dengan sosok Kim Taehyung yang berhasil mengalahkan Min Yoongi, namja most wanted di sekolah ini. Tatapan para yeoja sungguh berbinar melihat kewibawaan Taehyung yang bereaksi biasa saja saat mengetahui nilainya itu adalah yang terbaik.

"Tae, kau hebat. Baru pertama try out saja kau bisa berada di peringkat pertama, sudah pasti kau yang akan mendapat peringkat pertama di ujian akhir nanti." Ucap Jimin girang yang tangannya merangkul bahu Taehyung. Tapi Taehyung hanya diam, tak bereaksi apapun dan cenderung murung.

Jimin yang tak sengaja melihat ekspresi sahabatnya heran.

"Tae? Woy?"

"Wae?" Seketika Taehyung kembali dari lamunannya saat Jimin menyentak bahunya kasar.

"Kau kenapa? Dari tadi hanya diam saja, memangnya tidak senang kau berada di peringkat pertama apa?" Tanya Jimin. Taehyung tak menjawab dan melenggang pergi keluar dari kerumunan. Netra Jimin dan para haksaeng lain mengikuti kemana arah Taehyung pergi. Sontak haksaeng yeoja berteriak histeris saat Taehyung berlalu dari kerumunan dan melenggang menyusuri lorong dimana mereka berkumpul disepanjang dudukan koridor.

"Yak kenapa kau meninggalkanku?" Jimin menghampiri Taehyung yang berjalan menyusuri koridor sekolah. Pandangannya kosong dan tak memiliki binar, menghiraukan para haksaeng yang sibuk mengamati wajah rupawan Taehyung yang baru mereka sadari sekarang.

"Jim, aku bingung." Ucap Taehyung masih belum menatap kearah Jimin yang membuntut dibelakang. Jimin tak bertanya, hanya menunggu penjelasan dari Taehyung.

Hingga sampai di kelas, mereka duduk bersebelahan. Taehyung menopang dagu, sementara Jimin menatap wajah Taehyung serius.

"Jungkook khawatir aku akan pergi ke Seoul dan kuliah disana. Saat aku melihat nilaiku, aku takut jika aku benar-benar akan mendapat beasiswa itu." Jimin mengangguk-angguk paham. Sebelumnya Taehyung sudah menceritakan masalahnya mengenai Jungkook yang bersikap seperti itu pada Jimin.

"Beasiswa apa?" Suara berat terdengar mendekati mereka. Siapa lagi kalau bukan Yoongi dan teman-temannya.

"Siapa yang akan mendapat beasiswa itu? Jangan senang dulu karena sekarang kau ada di peringkat pertama. Aku pastikan setelah ini kau akan menangis kejer." Ucap Yoongi remeh.

Taehyung lagi-lagi harus berhadapan dengan Min sialan ini. Dia tahu Yoongi lah yang telah meracuni pikiran Jungkook. Jungkook sendiri yang mengatakan jika bau tubuh seseorang yang menghampirinya di minimarket adalah seperti bau permen karet. Dan hanya ada satu kemungkinan, gerombolan Min sialan yang suka memakan permen karet ini.

Apalagi mereka sangat tidak suka pada Taehyung dan terobsesi ingin meraih beasiswanya.

"Memangnya siapa juga yang menginginkan beasiswa? Silahkan kejar beasiswa itu, aku tak peduli." Taehyung pergi keluar dengan menyeret Jimin. Tidak penting berurusan dengan Min sialan. Hanya buang-buang tenaga dan waktu saja.

Sikap acuh Taehyung membuat Yoongi kesal dan meremat tangannya sendiri gemas. Taehyung seperti meremehkan kepintaran Yoongi. Dengan melontarkan kata-kata acuhnya Yoongi merasa terinjak harga dirinya. Saingannya sekarang berani padanya dan menganggap remeh kemampuannya.

My Eyes is YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang