19

1.2K 100 5
                                    

Jungkook duduk di bangku samping kakaknya dengan wajah yang murung. Ini sudah hari ketiga sejak Taehyung siuman tapi Jungkook baru pertama kali menemui kakaknya, itupun karena dibujuk Jimin.

Taehyung yang sedari tadi duduk terus memandangi wajah Jungkook dan menunggu satu kata yang terucap dari mulut adiknya. Taehyung tentu heran dan bingung, adiknya yang biasanya sangat aktif kini hanya diam melamun. Padahal Jungkook belum bertemu Taehyung sejak siuman, namun Jungkook seolah acuh dan tak memperlihatkan wajah yang senang atau rindu.

"Kookie sudah makan?" Tanya Taehyung memulai pembicaraan.

"Eum..." Jungkook hanya berdehem kecil. Taehyung yang melihatnya hanya menghela nafas.

"Kookie tidak ingin berbicara dengan hyung?" Taehyung mendekatkan wajahnya ke wajah Jungkook. Melihat adakah sesuatu yang tersembunyi dari wajah Jungkook.

"Berbicara apa?" Tanyanya datar. Taehyung kembali menghela nafas dan menyenderkan punggungnya di kepala brankar.

"Hyung sangat merindukan Kookie. Kookie tidak rindu dengan hyung?"

Jungkook terdiam. Maniknya mulai berkaca tanpa sepengetahuan Taehyung.

"Kenapa Kookie tidak datang saat hyung baru saja siuman? Saat itu, hyung berharap orang yang menyambut bangunnya hyung adalah Kookie. Kookie yang hyung harapkan menggenggam tangan hyung saat hyung membuka mata. Tapi nyatanya tidak seperti itu." Ucap Taehyung pelan. Jungkook yang mendengar suara sedih Taehyung mendadak menundukkan kepala dan menahan tangisnya.

Taehyung lantas mengelus kepala Jungkook. Mengangkat dagunya hingga terlihat manik indah Jungkook sudah basah.

Taehyung terkejut. Jungkook diam-diam tengah menangis. Lalu apa yang membuat adiknya menangis?

"Hey... Kookie kenapa? Ada yang membuat hati Kookie sakit? Katakan pada hyungnim, hyung akan menemui orang itu." Tanya Taehyung khawatir.

"A-niya...hiks..." Jawab Jungkook dengan sesenggukan. Dia sudah tidak bisa menyembunyikan tangisannya karena Taehyung telah memergokinya.

"Tidak mungkin. Kookie tidak mungkin menangis kalau tidak ada yang menyakiti Kookie. Hyung tahu itu." Jungkook tak menjawab. Taehyung lantas mendekatkan tubuh Jungkook kearahnya, memeluknya dan menenggelamkan wajah Jungkook di dada bidangnya. Jungkook masih terus menangis sampai air matanya membasahi seragam rumah sakit Taehyung.

"Hyung.. Hiks... Hyung benar akan memiliki kekasih?" Tanya Jungkook tiba-tiba yang berhasil membuat Taehyung terkejut.

"Mwo? Kekasih? Kata siapa?" Tanyanya menginterogasi.  Taehyung menjauhkan tubuh Jungkook dan memandangi maniknya.

"Jawab Kookie, dia Irene noona kan?" Jungkook meninggikan suaranya sedikit yang membuat Taehyung menggeleng tak mengerti.

"Kookie, kata siapa hyung akan punya kekasih? Irene noona itu teman hyung. Lagipula bagaimana Kookie tahu tentang Irene noona?" Taehyung mengelus surai Jungkook pelan, menyibaknya ke belakang.

"Irene noona pernah kesini, menjenguk hyungnim." Taehyung hanya mengangguk. Ia memikirkan pikiran adiknya yang sudah pasti telah dijejali banyak pernyataan negatif tanpa sepengetahuan dirinya. Tapi siapa yang berani mengatakan hal seperti itu?

"Hyung..." Ucap Jungkook, membuyarkan lamunan Taehyung.

"Hmm?"

"Jadi benar?" Jungkook menagihnya lagi.

"Tidak, Kook. Kan sudah hyung katakan kalau Irene noona hanyalah teman dekat hyungnim. Tidak lebih." Taehyung memeluk Jungkook dengan lembut. Membuat Jungkook tak bisa menanyakan hal macam-macam lagi saat pelukan penuh afeksi kakaknya ia peroleh.

My Eyes is YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang