Lvnz Chapter (12)

237 62 214
                                    


_________

Annyeong!

Jangan lupa berikan jejak berupa vote and coment disetiap paragraf.

No silentreaders.

"Air akan mengalir apabila tak ada hambatan, dan sebaliknya itupun ide akan ada apabila tak terganggu dengan pikiran dan waktunya."
-ssl.

Happy Reading!

....

Venza masuk ke dalam rumah, lalu ia melihat bundanya dan Chika sedang berbincang berdua di ruang tengah. Venza menghampiri keduanya setelah menutup kembali pintu depan.

"Assalamualaikum!" ucap Venza saat menghampiri kedua wanita berbeda umur itu.

Keduanya menoleh ke arah Venza yang sedang berjalan menghampiri tempat mamah dan Chika berada. "Waalaikumsalam." jawab keduanya.

"Eh, kamu udah pulang?" tanya bundanya.

"Udah dong, Bun."

"Ekhem, gimana tuh rasanya. Abis jalan berdua sama cogan?" Chika kembali bersuara setelah beberapa menit ia hanya menyaksikan keduanya berbincang.

Venza mendelik sinis pada Chika. "Jalan apaan, dah! Orang dia cuma bantu gue doang."

"Ah, Masa iya."

Seva menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku Venza dan Chika yang saling berdebat. "Udah-udah. Katanya lengan kamu luka, apa bener, Nak?" tanya bundanya lagi.

"Iya, tapi luka sedikit doang. Enggak terlalu parah ko, Bun."

"Syukurlah. Lain kali kamu hati-hati kalau jalan!" peringat Seva pada anak perempuannya.

Venza menganggukan kepalanya. "Iya, Bun."

Seva pergi meninggalkan keduanya, karena ingin menyiapkan masakan untuk makan siang bersama mereka nanti. Venza dan Chika pun pergi meninggalkan ruang tengah, dan beranjak ke dalam kamar Venza.

Venza ingin membersihkan badannya, karena merasa sudah sangat lengket sekali. Siang ini keduanya tak ada kegiatan apapun. Venza beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah beberapa menit Venza melakukan ritual mandinya, tak lama ia keluar dengan wajah yang kembali segar dan bersih.

Chika sedang asik menonton seri drama Korea. Venza menyusul Chika yang sangat tenang di atas kasur queen size miliknya. Keduanya sibuk di dalam kamar Venza, mereka nampak sibuk dengan ponsel miliknya masing-masing. Chika sama sekali tak terusik sedikit pun. Lalu Venza ikut terhanyut dalam film drakor yang sedang Chika putarkan.

Waktu menunjukan pukul 12.36 siang.

Venza dan Chika sudah tidak lagi menonton drakor, melainkan keduanya sudah berada di bawah dan sedang duduk di meja makan bersama Seva bundanya Venza dan dirinya dengan Venza. Ayahnya Venza sedang meeting bersama klien. Jadi makan siang kali ini mereka hanya makan bertiga, itupun karena ada Chika yang menginap. Kalau tak ada mungkin hanya berdua saja.

"Ayo, cepetan makan."

"Iya, Bun." jawab Venza.

"Iya, Tante."

"Kok kamu ngambilnya sedikit, Chik?" tanya Seva.

"Hehe, mau diet, Tan."

"Alah, gaya lo diet. Tapi ngeliat makanan junk food aja langsung beli!" sindir Venza.

"Khilaft itu."

"Khilaft ndasmu!"

"Sudah-sudah ko malah jadi ribut, lanjutin makanya ayo," lerai bundanya.

Lavenza [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang