Lvnz Chapter (2)

567 236 390
                                    

Vote+Komen disetiap paragraf
Absen dulu yuu^^

----------

Lalu Venza menoleh kearah belakang.

Venza yang melihat Rendy pergi dari tempatnya pun. Ingin tertawa, melihat wajahnya yang ketakutan, karena mengingat bagaimana saat Rendy di jambak rambutnya oleh Chika. Dan membuat seluruh penghuni kantin menjadikan itu sebuah objek tontonan gratis.

Dan Venza, kembali membuka ponselnya.

Chika, yang sedang memesan makanan pun nampak lama. Venza sengaja hanya memesan bakso, dan
es teh saja.

Venza yang bingung hendak memesan makanan apa, jadi dia hanya memesan itu saja. Karena Venza tipikal orang yang makan tidak terlalu banyak. Akhirnya Chika datang dengan kedua tangannya yang membawa nampan berisi makanan sesuai yang mereka pesan.

"Nih punya lo, inget jangan terlalu banyak kasih sambel nya!" terang Chika pada Venza karena takut sahabat nya itu merasakan sakit perut seperti Minggu lalu karna menuangkan sambalnya terlalu banyak.

"Iya iya. dikit doang elah."

"Si Rendy, tadi ngapain samperin Lo?" tanya Chika.

"Biasa, crocodile kerjaannya ya gitu,"

"Untung aja, dia udah pergi. Kalo ngga, gue unyeng-unyeng lagi tuh muka sok kegantengan nya! Benci, banget gue liat muka dia." ujarnya sambil menuangkan sambal ke baksonya.

Venza yang mendengar penuturan Chika, ingin sekali mencubit jantungnya. "Alahh, Lo! Rasa benci jadi cinta nyaho dah lo!"

Chika bergedik geli, lalu mengetuk-ngetukan tanganya ke meja, lalu ke kening nya.

kebayang seperti apa? kalo ngga, ydh gush:v

"Idihh, amit-amit! Dahh kaga usah bahas itu dedemit, makan tuh bakso. Keburu bel masuk."
________

Bel pun terdengar tanda istirahat sudah berakhir Venza dan Chika pun bangkit beranjak ke kelas. Dan di sepanjang koridor pun masih ramai siswa-siswi yang mengobrol.

"Ven, btw gimana hubungan lo sama Edral?" tanya Chika.

"Yaa gitu. Cuman gue tuh sekarang sama dia udah jarang buat ketemuan aja si, dianya juga nggak ada ngajak gue buat ketemu atau sekedar jalan dan yaudah gue gak peduli juga deh" jelasnya pada Chika.

"Loh?! Emang dia sibuk gitu sampe ngga bisa ketemuan sama lo?" ujarnya antusias penasaran, karena memang belakangan ini Venza jarang pergi berdua dengan kekasihnya yang bernama Edral itu.

"Gue gak tau juga si, gue gak terlalu mikirin. Kebetulan gue lagi males banget buat pergi keluar," jawabnya malas.

"Ohh, yaudahla yang penting lo sama dia bae-bae aja ye hubungannya," balas Chika dan Venza pun hanya bergumam.

Lalu mereka berdua melanjutkan jalan nya menuju kelas. Menelusuri koridor yang masih dikerumuni oleh siswa siswi yang sedang bercanda ria, khususnya para ciwi-ciwi yang pasti gibah.

--------

Sesampainya dikelas, Chika dan Venza langsung duduk ditempatnya karena sebentar lagi Bu Rana guru mapel bahasa Indonesia itu pun akan masuk.

Tak lama pun Bu Rana datang, dengan kedua tangan yang dipenuhi setumpukan buku-buku kelas mereka tentunya.

"Assalamualaikum anak-anak! Tolong untuk dibagikan dulu bukunya yaa."

Lavenza [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang