-05-

12.6K 1.1K 25
                                    

"H-hai?"

"Phi Earth?" Krist segera memeluk tubuh pria bertubuh kekar itu dengan erat.

"Sudah lama ya kita gak ketemu." ujar Earth seraya mengelus rambut Krist lembut.

Isakan tangis pun terdengar oleh Earth. Dirinya semakin mengeratkan pelukannya dan sesekali mencium kepala Krist.

"Hiks.. Bunda, Phi.. hiks.."

"Maaf ya Phi terlambat, Phi kebagian tiket sore. ikhlaskan Bunda ya Krist, Kamu masih punya Phi disini."

Krist mengangguk lemah seraya melepaskan pelukannya. "Phi akan tinggal di Indonesia lagi?"

"Iya. Phi akan tinggal di Indonesia lagi Krist.. kamu mau tinggal sama Phi?"

"Krist gak bisa tinggalin rumah ini Phi.."

Earth tersenyum lalu mengusap gemas kepala Krist. "Yaudah. Phi akan sering mengunjungi mu.. besok antar Phi ke makam Bunda ya."

"Baik Phi.. yuk masuk ke dalam!"

Krist bersyukur malam ini Earth datang menemuinya. Setidaknya di malam pertama tanpa Bunda ini, ia masih memiliki Earth yang bisa menemaninya.

Kini mereka berdua tengah asik mengobrol sembari memakan pizza yang di bawa oleh Earth.

"Istri mu tidak ikut Phi?" tanya Krist.

"Tidak. Mix akan menyusul besok lusa, ia harus mengurus beberapa data perpindahan sekolah Blue di sana."

"Hhm.. aku jadi merindukan Blue. Apa dia sekarang menjadi anak yang aktif?"

"Sangat. Dia aktif dan sedikit nakal, Mix sudah dipanggil 3 kali oleh kepala sekolah karna Blue berantem dengan temannya."

Krist terkekeh geli membayangkan betapa aktifnya ponakannya itu. "Blue sangat mirip dengan mu Phi! Dulu saat Phi masih sekolah juga sering keluar masuk BK lalu menyuruh Bunda untuk datang karna Phi takut jika menyuruh Mommy datang."

"Haha.. Mommy sangat menyeramkan ketika marah, Krist! Makanya Phi tidak ingin dia datang ke sekolah untuk menemui guru BK."

Ya, Earth adalah sepupu Krist. Ia adalah anak dari kakak Bundanya yang Krist sebut Mommy yang lebih dulu meninggalkan mereka sejak 4 tahun yang lalu.

Dengan umur mereka berbeda 8 tahun membuat Krist menganggap Earth seperti kakak kandungnya sendiri. Earth juga sudah menikah dan memiliki putra yang berusia 5 tahun bernama Blue.

Tadinya Earth dan keluarga kecilnya tinggal di Thailand maka dari itu Krist memanggilnya dengan sebutan 'Phi' dan Earth juga sudah menikah dengan orang Thailand bernama Mix. Alasan Earth tinggal di Thailand karna ia membuka usaha travel disana.

Namun kini dirinya memutuskan untuk meninggalkan Thailand dan menetap di Indonesia lagi karna ia khawatir dengan adik sepupu kesayangannya itu yang dimana Krist hidup sendiri dan tidak memiliki kerabat selain dirinya.

Pada akhirnya usaha travel milik Earth juga sudah diambil alih oleh asistennya di Thailand dan ia juga sedang membuat cabang usaha travelnya di Indonesia.

"Jam berapa Phi Mix akan sampai, Phi?"

"Mungkin sekitar jam 3 sore."

"Baiklah.. nanti kita jemput di Bandara bersama ya?!"

Earth menganggukkan kepalanya seraya mengacak surai Krist gemas.

Ting tong~

"Siapa yang bertamu, jam segini?" tanya Earth yang dijawab gelengan kepala oleh Krist. "Gak tau Phi.. Krist buka pintu dulu ya."

"Okey. Phi juga mau bersih-bersih dulu dikamar mandi."

Krist melangkahkan kakinya menuju pintu rumah dan Earth juga melakukan hal yang sama tetapi tujuan dia adalah kamar mandi.

"Kak Singto?"

Ternyata yang menekan bel rumah Krist adalah Singto yang tengah berdiri didepan pintu seraya memegang kantong plastik putih di tangannya.

"Ini makanan dari Mama." ucap Singto saat menyerahkan kantong plastik itu kepada Krist.

"Makasih.."

Singto hanya menganggukkan kepalanya lalu membalikkan badan memunggungi Krist dan berjalan menuju mobilnya yang terparkir di pagar rumah Krist.

"K-kak!"

Langkah Singto terhenti lalu membalikkan badannya. "Kenapa?"

"Mau makan? Eh maksudnya, mau makan bareng? "

"Oke." Singto kembali berjalan menghampiri Krist.

Kemudia mereka pun memakan Soto Ayam yang diberikan oleh Neen dengan perantara Singto, karena dirinya sedang sibuk dengan pesanan kue yang harus diberikan kepada konsumen besok pagi. Iya, Neen memiliki toko kue yang tidak jauh dari rumahnya.

"Krist?" panggil Earth saat dirinya menghampiri meja makan.

"Udah selesai Phi? Sini yuk makan bersama.."

Earth pun duduk didepan Singto dan dengan telaten Krist menyiapkan makanan untuk Earth yang sampai membuat Singto heran dengan hubungan yang dimiliki Krist dengan cowok didepannya ini.

"Terima kasih Krist.."

"Sama-sama Phi.."

Singto mencoba menghiraukan obrolan Krist dengan cowok didepannya itu yang dari makan sampai selesai masih saja berbicara. Sementara Singto tidak diajak bicara.

Eh? Cemburu ya mas? Hehe

Setelah mereka selesai makan dan Krist mencuci piring. Earth dan Singto berada di situasi canggung, tidak ada yang memulai percakapan. Padahal kedua nya sama-sama penasaran.

Earth terus sibuk memperhatikan Singto dari atas sampai bawah dengan tatapan menyelidik.

"Hhm.. maaf Kak, tadi saya belum memperkenalkan diri. Perkenalkan nama saya Singto, teman sekolah Krist."

"Saya Earth, sepupu Krist.. kamu panggil saya Phi Earth aja."

"Baik Kak eh- Phi.. Salam kenal Phi.."

Earth hanya menganggukkan kepalanya singkat lalu tidak lama Krist datang ke ruang tamu tersebut setelah ia mencuci piring di dapur.

"Ini Krist potongin buah untuk Phi.."

Earth tersenyum manis "makasih Krist."

"Oh iya Phi! Ini Singto teman sekolah Krist dan anaknya Tante Neen, sahabat dekatnya Bunda."

"Tadi dia sudah memperkenalkan diri.."

Mulut Krist membentuk huruf 'O' seraya mengangguk paham.

Sementara Singto menatap kesal Krist karna dirinya tidak diberikan buah untuk pencuci mulut oleh laki-laki manis itu. Padahal sebenarnya Singto yang membelikan makanan tadi, bukan Neen.

"Gue pulang, Krist. Phi Earth saya pamit pulang ya.."

Earth hanya mengangguk tetapi tidak menatap Singto dan lebih memfokuskan pandangannya ke arah TV yang sedang menyala.

Singto pun beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju pintu rumah yang diikuti oleh Krist dibelakangnya.

"Aku nganter Singto dulu ya Phi.."

"Iya.."

Sesampainya mereka dipagar rumah Krist. Ketua OSIS disekolahnya itu langsung memasuki mobilnya.

Tuk! Tuk!

Singto membuka jendela mobilnya karena ketukan Krist. "Kenapa?"

"Hati-hati."

"Lo juga. Kalau ada apa-apa hubungi gue atau Mama gue!"

"Iya bawel!"

Singto mendelik tak suka dikatai 'bawel' oleh Krist. Lalu dirinya pun menyalakan mesin mobil dan mulai menjalankan mobilnya.

Ketosku SuamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang