-08-

10.8K 1K 10
                                    


Loc : Restoran

"Jadi gimana Krist? Minggu depan kamu siap?" pertanyaan dari Neen membuat tubuh Krist menegang seketika.

"Siap gak siap aku harus menerimanya.. karna itu permintaan terakhir Bunda." jawab Krist seraya tertunduk lesu.

"Baiklah.. kamu dan Singto tidak perlu mengurusi acara pernikahan itu, serahkan pada Tante dan juga Om yaa. Kalian fokus sekolah, okey?"

Singto dan Krist mengangguk setuju. Lagian juga mereka tidak begitu mengerti tentang apa yang harus mereka siapkan untuk acara pernikahan itu. Bahkan yang Krist tau tentang pernikahan hanyalah bertukar cincin.

"Ma?"

"Kenapa nak?"

"Bisakah pernikahan nanti dilaksanakan secara tertutup?"

Semua orang dimeja tersebut kompak menatap ke arah Singto dengan penuh tanda tanya. "Kenapa?" tanya Thanat.

"Kami berdua masih menjadi pelajar disekolah. Aku takut karna pernikahan ini, sekolah mempersulit kita dan kita bisa aja terancam di DO."

Krist mengangguk setuju dengan apa yang dikatakan Singto. Mana mungkin pernikahan mereka nanti dilaksanakan secara besar-besaran dan mewah jika mereka masih menjadi pelajar? pasti orang-orang disekolah tidak akan menerima dan justru beranggapan tidak baik tentang mereka berdua.

"Kamu benar juga.. baiklah, kita hanya mengundang kerabat dekat saja." sahut Neen.

"Sudah-sudah kita bicarakan lagi setelah makan.. ayo kita makan siang dulu!" ucap Thanat.


🦁🐢


          Setelah acara makan siang sekaligus membahas perihal pernikahan mereka. Singto mengantar Krist pulang ke rumahnya. Kondisi didalam mobil selama perjalanan benar-benar sunyi, mereka fokus dengan pikiran masing-masing.

Krist memikirkan bagaimana kehidupannya setelah menikah nanti diusianya yang terbilang masih sangat muda untuk berada dihubungkan seserius itu. Bisakah ia melakukan semua kewajibannya sebagai seorang istri kepada Singto? dan apa yang harus ia katakan jika teman-temannya tau perihal hubungannya dengan ketua osis itu?

Sama halnya dengan Krist, pria yang tengah menyetir mobil itu pun juga memikirkan masa depannya dengan istrinya kelak. Bagaimana jika pernikahan mereka kandas begitu saja karna mereka menikah bukan dengan perasaan atau pun cinta tapi dengan amanah Bunda Krist atau bahasa kasarnya, mereka menikah karena terpaksa.

Singto sebenarnya sudah berjanji pada dirinya sendiri bahwa suatu saat nanti jika ia menikah, pernikahan itulah yang akan menjadi pernikahan yang pertama dan terakhir dihidupnya. Namun melihat bagaimana pernikahan ini bisa terlaksana sedikit membuatnya overthinking tentang nasib pernikahan mereka kedepannya.

"Krist?" panggil Singto pada Krist yang tengah asik dengan pikirannya sembari menatap ke arah luar jendela.

Mendengar seseorang memanggil namanya membuat lamunannya buyar dan segera menoleh ke arah pengemudi dengan tatapannya yang datar. "Apa?"

"Manggil aja.."

"What the fu-- huhhh.. Lo tuh gak jelas tau gak!"

"Apa salahnya gue meriksa pendengaran Lo? Kali aja bermasalah kan?"

"Ter.se.rah Lo!"

Tak terasa akhirnya mereka sampai didepan rumah Krist dan tanpa mereka tau bahwa ada Gun yang sedang berdiri didepan teras rumah Krist dengan tatapan bingung serta penasaran ke arah mobil Singto.

"Turun!"

"Sabar dong! Susah nih buka seat belt nya!"

"Bisa gak?"

"Bisa." jawab Krist tetapi sudah 5 menit ia masih berkutat dengan seat belt itu.

"Sini! Gengsi banget buat minta tolong." Singto pun mendekat ke arah Krist sampai muka mereka hanya berjarak 5 senti, membuat Krist segera memundurkan tubuhnya agar tercipta jarak diantara mereka.

Sementara Gun yang berada diteras rumah Krist terlihat seperti cacing kepanasan karna melihat adegan dimana Singto terlihat sedang mencium Krist, padahal sebenarnya Singto sedang membantu Krist membuka seat belt nya.

Klik!

"Udah tuh!"

"Mm.. makasih." setelah mengucapkan itu Krist segera keluar dari mobil Singto dengan wajahnya yang sudah memerah.

Singto melihat Krist salting pun tertawa kecil lalu mulai menjalankan mobilnya kembali, meninggalkan perkarangan rumah Krist.

"KRIST!!! JELASIN APA YANG GUE LIAT TADI AAAAAA!!!" teriak Gun saat melihat temannya itu berjalan menuju pintu rumah dengan wajah yang tertunduk.

"Gun?" bola mata Krist membulat sempurna saat menyadari keberadaan Gun diteras rumahnya yang berarti Gun melihat dirinya dengan Singto tadi didalam mobil. Oh astaga, mau taruh dimana wajah Krist sekarang.

"Ayo cepet jelasin ke gue!!" penasaran Gun seraya menarik paksa tangan Krist menuju  ruang tengah.

"Duduk! Cepet jelasin ke gue sedetail-detailnya! Phi Earth cuman bilang kalau Lo lagi keluar sama Singto tadi, kok bisa? Terus tadi gue liat kalian ciuman dimobil! Jelasinnn.. Krist OMG!"

"Ciuman? Siapa yang ciuman gila?"

"Itu tadi dimobil! Gue liat dengan jelas tau."

Krist membuang nafasnya kasar lalu menceritakan perihal perjodohannya dengan Singto hingga kejadian yang sebenarnya saat di mobil tadi.

"SERIUS LO MAU NIKAH?!"

"Hhm.."

"Yaampun temen gue sebentar lagi gak perawan!!"

Plak!

"Heh! Kalau ngomong gak disaring dulu! Gak mau ya gue nanti 'begituan' sama dia, walaupun udah jadi suami yang sah. Gue cuman mau 'begituan' tapi didasari oleh cinta bukan nafsu aja."

"Yahhh... Gak ada malam pertama dong!"

"Otak Lo kenapa isinya cuman itu sih! Seharusnya Lo semangatin gue, bantuin gue mikir gimana caranya biar tuh ketos nyebelin gak semena-mena sama gue pas kita udah nikah nanti. Karena gue yakin banget pasti tingkat menyebalkan dia akan meningkat!!"

"Jalanin aja dulu.. siapa tau kalian beneran jodoh! Btw, Lo nikah minggu depan?"

"Iya hari minggu, Awas Lo gak dateng!"

"Dateng dong.. masa iya temen gue nikah gak dateng."

"Lo jangan bilang ke temen-temen yang lain yaa.. nikahan gue nanti tuh tertutup, cuman kerabat deket aja yang dateng."

"Iya santai aja.. kayaknya kita lebih baik shopping deh! Biar Lo gak pusing mikirin pernikahan Lo itu, yukk berangkat!!"

Krist mengangguk lalu beranjak menghampiri Mix yang kebetulan sedang menuruni anak tangga. "Phi Mix!"

"Krist? Sudah pulang?"

"Sudah Phi, tapi aku mau menemani Gun berbelanja dulu ya.."

"Baiklah.. hati-hati dijalan ya.."

"Iya Phi.."

Ketosku SuamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang