'Selamat ya kak atas kelancaran lamarannya. Gisel ikut seneng buat Kak Raksi...'
Pria berkaos hitam itu menghela nafas,kenapa cinta bisa semenakutkan ini ?? Bagaimana juga cinta bisa membuat orang segila dan seterluka ini ??
"Gisel kasih gue pesan,gimana ??" Ujar Raksi pada wanita bergaun putih tulang itu.
Wanita berambut panjang itu menatap tunangannya dari kaca.
"Apalagi ?? Jawab aja,kenapa harus nanya ??" Balas wanita itu__Dena.
Raksi mengabaikan ponselnya dan melemparkannya kekasur. Membuat Dena yang sedang melepas kalung dari keluarga Raksi menatap pria dibelakangnya itu bingung.
"Kenapa malah lho buang ?? Kan gue suruh balas tadi.." Balas Dena bingung.
Dena menggeleng. Bangkit dan mengambil ponsel Raksi,memberikannya didepan wajah sang adam.
"Nggak sopan Rak,kemarin pas Wira ngirim pesan doa buat gue sama lho tetep gue balas kok. Bahkan Arsen juga sama. Nggak perlu takut itu bakalan nyakitin gue,gue baik-baik aja. Lho sama gue udah mengucapkan janji pada Tuhan,dihadapan penghulu dan bokap gue. Jadi gue percaya sama lho,balas aja.." Jelas Dena.
Raksi mengambil ponselnya dan mengetikkan balasan seadanya. Mengucapkan terimakasih dan tidak lupa menyisipkan doa juga pada Gisel dan Arsen. Raksi mendongak kala Dena membuka pintu kamarnya.
"Mau kemana ??" Ujar Raksi.
Dena menatap Raksi heran.
"Kemana apanya ?? Ya nemuin mama lah apalagi,ngapain juga gue dikamar terus berdua sama lho. Udah tunangan bukan berarti kita bisa berduaan terus ya,nikah dulu baru.." Balas Dena acuh.
Raksi mengganti pakaiannya dengan kaos biasa dan segera menyusul Dena yang keluar entah kemana.
***
"Mangan opo nak ?? Mumpung mama ndek omah iki,tak masakno opo wae. Mangan opo ??" Ujar Lastri pada Dena dengan bahasa Jawa.
(Makan apa nak ?? Selagi mama ada dirumah ini,mama masakkan apa aja. Makan apa ??)
Dena menggeleng.
"Mangke mawon buk,Dena taksih tuwuk.." Balas Dena dengan bahasa Jawa halus yang kental.
(Nanti saja Bu,Dena masih kenyang..)
Lastri tampak mengelus pelan pundak Dena.
"Temenan aa ndok ?? Mengko sanu kowe ngresula mergo ora koyo disambut neng omahe Raksi.." Balas Lastri.
(Beneran nak ?? Nanti kamu mencibir karena tidak disambut dirumahnya Raksi..)
Dena terkekeh pelan.
"Mboten buk, kenging menapa kula kedah ngagungani pemikiran mekaten ??" Balas Dena dengan kekehan.
(Tidak Bu,kenapa saya harus memiliki pemikiran demikian ??)
Lastri tersenyum dan mengelus puncak kepala Dena.
"Balik kapan nduk ?? Mengko bengi ta sesok esuk ??" Ujar Lastri tampak tak rela ditinggal Dena.
(Pulang kapan nak ?? Nanti malam apa besok pagi ??)
Dena menatap jam yang melingkar ditangan kanannya.
"Rencana wangsul dalu menika bu, benjing wonten rencana tindak kaliyan kanca himpunan. wonten acara pelepasan masa jabatan bu, keleresan kula dados sekertaris wonten himpunan. ketuanipun putra ibu...." Jelas Dena dengan ramah.
![](https://img.wattpad.com/cover/240102176-288-k363468.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Niskala (Completed)
FanfictionTentang perbedaan,pengorbanan,cinta dan harapan. Akankah mereka yang berbeda bisa bersama ataukah melepaskan rasa yang telah lama untuk menghadap pada Tuhannya ?? 'Tuhan mengijinkan kita bersama hanya sejenak,mungkin sebagai bentuk pengajaran atau m...